part 3

12 5 0
                                    

[Ga semua yang terlihat kuat itu kuat]
●●●

Dera tersenyum memasuki sekolahnya dan dia kaget saat ada seseorang disampingnya itu. "Innalillahi" ujar Dera reflek membuat seseorang disampingnya mendengus kesal, "Gw bukan setan" sindir orang itu membuat Dera menatapnya sinis.

"Ya abisnya lu, ngagetin" balas Dera tak kalah sewot. Dera kembali jalan bersama orang itu, "Lebay amat" ucap pria itu mengikuti langkahnya.

"Lu ngapain sih deket gw?" Ujar Dera emosi, "Lu pms Der?" Tanya pria itu, yang tak paham dengan keadaan Dera saat ini, maklum Dera itu orangnya moodyan jadi ya kayak roller coaster gitu.

"Gwkan cuma mau nemenin lu" ujar pria itu disaat tadi pertanyaannya tak digubris oleh Dera. "Napa ya? Gw dulu bisa jadian ama lu, Der?" Tanya pria itu sambil menatap langit-langit sekolah, Dera yang disampingnya hanya diam mendengarkan.

"Lu moodyan, galak, susah ditebak, satu lagi lu tuh kadang dewasa kadang anak kecil" Dera masih diam tak ada suara yang dikeluarkan dari bibir manisnya.

"Der?" Panggil pria itu membuat Dera menoleh, "Gw mau masuk kelas dulu, Rin" pamit Dera disaat mereka tak sadar bahwa sudah berada didepan kelas Dera, Garin tersenyum mengamati Dera yang masih melangkah masuk dan bergerak ke arah kursi lalu duduk dikursi deretan ke 2.

Garin masih mengamati Dera secara diam-diam, dan tersenyum saat dirinya lihat Dera mengeluarkan earphone dari tasnya, memasangkan earphone di kuping Dera lalu Dera membuka novel yang selalu aja ada ditasnya Dera.

Setelah puas mengamati, Garin pun berjalan meninggalkan kelas Dera menuju kelasnya.

●●●

"Widiiii, tumben udah berangkat lu" sindir Mora saat melihat Dera duduk anteng dengan novelnya, Dera yang merasakan ada seseorang pun melepaskan earphonenya dan menatap jendela, lalu bernafas lega.

"Tadinya gw mau hindarin seseorang tapi malah ketemu" Mora mengerut dahi bingung, "Ngehindar dari siapa?". Dera menatap Mora dengan sebuah kode dimatanya membuat Mora mengerti lalu mengangguk kepalanya.

"Kantin yuk, tadi gw belum sarapan" tawar Mora sambil menatap harapan pada Dera. Kemudian, Dera melihat jam tangan di tangan kirinya dan melihat masih ada waktupun beranjak dari kursinya, membuat Mora ikutan dan sedikit senang.
"Yuhuuu"

Mora dan Dera pun melangkah kakinya di area koridor sekolahnya pun tak luput dari siswi-siswi yang menggosip dirinya.

"Garin seganteng itu, kenapa bisa diselingkuhi ya?"
"Kalau gw sih mending dibuang, sampah kok diambil"

Diam-diam Dera mendengar suara itu, diam-diam Dera merasakan sakit dihatinya, padahal mereka tidak tau kenyataannya. Kemudian Mora yang melihat keanehan dan kejanggalan pada Dera pun menggenggam tangannya dan mengelus tangan Dera pelan, bagai ibu yang menenangkan hati anaknya.
"Udah jangan difikirin omongan orang ya?"

Dera tersenyum dan kembali menatap depan, bersamaan Mora yang mengikuti gerakan Dera. Jangan sedih Der, gw berusaha bakal selalu ada buat lu.

"Lu disini okay? Gw mau mesen makanan" Dera tersenyum lalu mengangguk patuh. Mora mengacak rambutnya dan pergi memasuki warung yang berada dikantinnya.

Tak lama dari itu, datanglah Amel dan Angel yang langsung duduk didepannya.
"Hello Dera" panggil Angel dengan Amel yang menatapnya sinis.

Dera masih diam memperhatikan mereka. "Ternyata lu bisu ya?" Sindir Amel yang membuat Angel dan juga Cindy tertawa setelahnya.

"Astaga modelan mantan Garin gini amat, harusnya dia milih cewe kayak gw yang cantik terus ga bisu" sindir Amel dengan penekanan di kata 'bisu', Angel tersenyum sinis dan menatap remeh ke Dera. "Heh, sampah harusnya lu di SLB, bukan disini" ujar Angel yang pas dengan Mora yang datang kearah Dera.

"Apaan nih?" Tanya Mora menatap tajam kearah Amel dan juga Angel. "Lu kok ga pergi sih, Der? Kenapa disini?" Tanya Mora lagi pada Dera. "Anak mama kan selalu nurut ke mamanya" sindir Amel yang setelah itu tertawa bersamaan dengan Angel dan juga pergi meninggalkan mereka. "Bye bisu, ntar kita ketemu lagi ya?"

Mora geram dengan ucapan terakhir Amel. Apaan coba, siapa yang bisu? Wah ga beres. Mora tanpa permisi duduk dihadapan Dera dan menatap Dera pelan. "Mereka lukain lu, Der?" Dera menggeleng kepala, "Der?" Dera langsung menatap wajah Mora. "Mereka nyakitin lu lagi?" Dera tersenyum lalu menggeleng, "Gak kok" Mora menghembus nafasnya lega saat mendengar jawaban Dera. "Harusnya tadi lu lawan mereka Der"

●●●

"Silahkan kumpulkan buku tugas Matematika di depan meja guru" ujar Guru saat memasuki kelas.
Membuat semua murid kelas tergesa-gesa mencari buku tugas yang kemarin diberi tugas oleh guru mereka.

Dera masih tenang dan berusaha mencari bukunya didalam tasnya lalu membuka tasnya dan berakhiran Nothing, Dera tersenyum dikeadaannya sekarang.

"Silahkan yang tidak membawa harap keluar kelas" ujar guru setelah itu membuat Dera dan cowo yang dipojokan berdiri, tapi guru mengerutkan dahi saat tahu anak didiknya tidak mengerjakan tugas dari dia. "Dera kenapa tidak mengerjakan tugas?" Tanya guru dengan menatap Dera lekat.

"Ketinggalan" jawab Dera dengan suara lugu. "Yaudah tapi kamu tetap dihukum ya! Sesuai peraturan" Dera mengangguk kepalanya. "Der? Lu serius mau lari?" Tanya Mora khawatir dan dijawab oleh Dera yang mengangguk.

"Gak nyangka gw anak kesayangan guru, bisa juga nakal" sindir teman kelasnya saat mereka berhasil keluar dari kelas. Dera menunduk kepalanya. Diam-diam Dera menyesali perbuatan lupanya itu.

"Btw, kita sekelas tapi gw ga kenal lu masa" Dera mendongak lalu mengerut dahinya. "Dera" cowo itu mengangguk kepalanya, "Iya gw tau" Dera berhenti tak mengerti yang dimaksud oleh temannya itu. "Sorry deh, maksud gw kan lu yang ga kenal gw, katanya ya kemarin lu sakit." Kata dia membuat Dera mengangguk paham dan melanjutkan langkah kakinya untuk ke lapangan.

"Terus nama lu siapa?" Tanya Dera membuat dia menoleh menatap kagum, "Suara lu lembut banget" puji dia membuat Dera hanya tersenyum. "Gw Langga" Dera mengangguk kepalanya.

"Gini mah gw semangat larinya apalagi ditemani bidadari kayak lu, Der" goda Langga saat mereka sudah memasuki lapangan. Dera menggeleng kepalanya,"Ga jelas banget."

Dera berhenti dan menatap sekitar hingga matanya menangkap sosok Garin yang sedang duduk bersama Reza mengahadap guru yang sedang menjelaskan pelajaran olahraga sekarang.

"Lu liat sape dah?" Tanya Langga membuat Dera tersadar dan menggeleng. "Engga" jawab Dera yang setelah itu lari memutari lapangan sekolah bersamaan Langga disampingnya.

Sudah 3 kali memutari hanya kurang 2 yang harus dirinya putari, Dera pun berhenti membiarkan Langga berlari sendiri.

Dera menarik nafanya mencari oksigen yang entah kenapa seperti sesak, dan kepalanya yang pusing lalu dirinya tak sadar jika dia mimisan, hingga Dera merasakan penglihatannya kabur dan...

Bruukkk.

((01/02))

[IF YOU LEAVE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang