Zenitsu Agatsuma. Remaja bercorak serba kuning ini tidak pernah merasakan kebahagiaan lagi sedari ibunya meninggal akibat diserang iblis.
Baginya, kehidupan adalah hal yang paling menyiksa untuk orang-orang lemah seperti dirinya. Tidak bisa mengasah ilmu berpedang saja, mereka semua nampak mengucilkan Zenitsu. Bahkan ada juga yang bernekat membully Zenitsu. Alhasil Zenitsu hanya menghadapi perbuatan mereka dalam diam sambil meratapi kekurangannya.
Di sekolahnya, Zenitsu tidak merasa kalau dia sebenarnya memiliki seorang teman. Meskipun ada salah satu siswa yang mau bersamanya, tetapi Zenitsu kurang yakin, karena siswa itu selalu sibuk dan jarang menghabiskan waktu dengan Zenitsu.
Hingga seorang siswa datang dihadapannya, lamunan Zenitsu langsung buyar.
"HE! KORAAA LAWAN AKU!" Tantangnya
"Siapa kau?" Tanya Zenitsu lemas
"HA? Siapa aku? Kau tidak tau?!"
"Santai bro, santai"
Siswa dihadapan Zenitsu itu langsung menarik kedua pedangnya dari saku celana hitam miliknya. Model besi pada pedang itu bergerigi, menyebabkan kadar ketakutan pada hati Zenitsu meningkat drastis. Menimbulkan tanda-tanda kalau badan Zenitsu langsung bergetar hebat sampai tidak mampu bergerak, apalagi mengeluarkan pedangnya.
"Cepat! Angkat katanamu!" Pancing siswa tak dikenal itu tanpa alasan ingin beradu kekuatan.
"Aku tau kau kuat. Aku menyerah saja" ungkap Zenitsu agar situasi ini selesai.
"Justru kau.." katanya sambil menunjuk Zenitsu "Kau pasti orang yang rendah hati. Aku tau itu. Kau sebenarnya sangat kuat, tapi kau menunjukkan pada semua orang bahwa dirimu..." seketika siswa itu geram dan menghentikan kalimatnya. Akhirnya ia mengatakan alasannya.
"S-siapa yang berkata demikian?"
"JANGAN BOHONG?!!"
"Sumpah! Aku.."
Belum selesai berbicara, siswa itu sangat cepat menyeruduk badan Zenitsu hanya menggunakan topeng khas babi itu di kepalanya.
"Aduh sakit!"
"Sekarang cepat lawan aku, Honitsu Asuma!" Siswa itu menyodorkan salah satu pedang geriginya ke hadapan Zenitsu.
"Hiii...siapapun..tolong aku.." bisik Zenitsu yang mulai ketakutan.
Pedang yang hendak meluncur itu hampir saja mengenai Zenitsu, karena sudah ada siswa lain telah menahan ayunan pedangnya sebelum menyerang Zenitsu.
Terlihat, pelaku si pelindung itu adalah seorang gadis bersurai hitam. Dia menggunakan kimono putih berpola segi enam merah dengan selendang merah.
"Jangan ganggu dia" tegasnya
"Eh! Kau selalu saja menghalangiku Benko!" Kesal siswa yang dikenal barbar itu.
"Kau pun selalu saja menantang semua siswa. Selain diluar pelajaran, seharusnya kau tidak memaksa mereka untuk bertarung" jelasnya
"AARRGH BACOT. Ayo kita bertarung! Jika aku menang, aku akan kembali mengincar Monitsu itu!" Katanya menunjuk Zenitsu
"Kau ini bawel sekali"
Mereka akhirnya memulai pertarungan segit selagi situasi sekolah masih sepi. Dan tak lama kemudian, gadis itu menang dan memerintah siswa barbar itu untuk pergi sebagai gantinya. Maka, siswa itu menuruti perintah si gadis dan langsung meninggalkan mereka berdua.
Badan gadis itu berbalik ke arah Zenitsu sambil mengulurkan salah satu tangannya untuk membantu Zenitsu berdiri. Tanpa diragukan lagi, Zenitsu meraih ulurannya, perlahan berhasil berdiri.
"Haaa"
Bola mata berwarna emas milik Zenitsu berbinar saat melihat paras gadis itu. Menurutnya, gadis itu manis sekali. Manik hitam bergradasi merah jambu di bawahnya sungguh memikat hati Zenitsu. Apa ini namanya pandangan pertama?
"Kau tidak apa-apa kan?" Tanyanya sambil melepas senyuman.
Telinga Zenitsu berhasil menangkap suara dari gadis itu sangat lembut. Tak disangka sebelumnya bahwa gadis itu juga berwatak ramah walaupun sempat membuat Zenitsu agak ketakutan atas sikapnya tadi.
"Hai, kau melamun ya?" Gadis itu membuyarkan lamunan Zenitsu.
"A..a..tidak. Kau baik sekali ya. Terima kasih banyak" kata Zenitsu membungkukkan badannya.
"Ha..bukan apa-apa kok. Dia memang suka menganggu banyak siswa" balas gadis itu "Oh iya. Ngomong-ngomong, namamu Agatsuma Zenitsu ya?"
"Darimana kau tau namaku?" Tanya Zenitsu
Pasalnya, Zenitsu memang sering melihat gadis ini di sekolah, namun mereka jarang sekali bertemu. Kali ini, Zenitsu merasa sangat beruntung ketika ia berhadapan dengan sang gadis cantik itu. Dan hebatnya lagi, gadis itu langsung mengetahui nama Zenitsu?
"Hahaha sumimasein. Kau cukup terkenal kok. Hampir setiap siswa mengenal namamu"
"Karena kelemahanku ya?" Zenitsu mengubah ekspresinya menjadi sayu, hingga menundukkan kepala dengan berat hati.
Alhasil, gadis itu malah menanggapi Zenitsu sebaliknya "Tidak seperti itu kok. Buktinya selama ini kau sangat sabar menghadapi setiap siswa yang menjahilimu. Itu berarti kau juga kuat secara mental dan lebih berguna daripada kuat secara fisik"
"He...kau..."
Hati Zenitsu berhasil tersentuh dalam sekejap berkat ungkapan gadis itu. Untuk kali pertama ada juga siswa yang mengerti dirinya. Padahal baru kenal.
Sayangnya, waktu menghentikan mereka berdua untuk berbicara lebih lanjut karena bel sudah berbunyi dan mengharuskan para siswa untuk masuk ke kelas masing-masing.
"Oh sumimasein, aku buru-buru" kata gadis itu, kemudian ia langsung berlari meninggalkan Zenitsu.
"Eh! Aku lupa menanyakan nama dan ruangannya. Astaga" kesal Zenitsu akibat dirinya terlalu terpukau tadi.
Berharap remaja berhaori kuning berpola segitiga ini kembali dipertemukan dengannya. Selama ini Zenitsu terlalu fokus belajar, sehingga mengabaikan setiap siswa yang ada di sekolahnya. Lagipula, kebanyakan siswa tidak mau berbaur kepada Zenitsu. Makanya terkadang Zenitsu begitu malas menanggapi mereka.
.
.
.
.
Sayangnya, pada keesokan hari sampai dua minggu tiba, Zenitsu sudah tidak mendapati kabar dari gadis itu lagi. Entahlah. Banyak siswa berprasangka kalau gadis itu menghilang akibat dimakan oleh iblis sewaktu berkeliaran pada malam hari. Seketika hati Zenitsu kembali rapuh seperti sedia kala. Rencananya, Zenitsu ingin sekali menciptakan kedamaian bersama gadis itu sekaligus menjadi teman baiknya apabila mereka bertemu kembali.
Satu-satunya hal yang bisa dilakukan oleh Zenitsu adalah menikmati kesendiriannya di sekolah. Setelah itu, sore hari kemudian, Zenitsu langsung pulang dengan tangan hampa beserta raut memelas. Tak terbayang sudah bagaimana nasib gadis yang amat baik itu. Zenitsu mengkhawatirkannya tanpa henti.
Tiba-tiba...
Sebuah pedang meluncur di bawah kaki Zenitsu. Spontan kepala Zenitsu mendongak ke arah sumber.
"Kenapa tadi kau tidak membawa pedang?"
"Nee-san"
"Sekarang angkat senjatamu itu dan bertarunglah denganku!" Tantangnya demi melatih kekuatan Zenitsu
"Tapi Nee-san, aku baru saja—"
"Tidak ada alasan! Cepat bertarung atau aku yang memulainya!" Kata seseorang itu yang ternyata adalah kakak perempuan Zenitsu.
Maap, baru buat prolog gan:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Zenitsu X Nezuko Story [TAMAT]✔
FanfictionMenjadi seorang yang lemah tidaklah mudah bagi seorang remaja berambut kuning mengembang seperti dandelion. Dia dikenal sebagai Zenitsu Agatsuma. Tiada hari-hari yang dilewatinya tanpa masalah, mulai dari keluarganya selalu memaksa Zenitsu untuk lat...