Bab 8:Rancanganku

20 13 9
                                    

     Hari ini aku sedang bekerja di butik, setelah pulang dari kampus.

  "Afifah mana? " Tanya bunyai kepada salah satu karyawannya. 
 
   Aku pun langsung berdiri dan berjalan menuju bunyai.

"Iya bunyai, ada apa? "

"Afifah sekarang kamu ikut bunyai ke toko peralatan butik karena banyak barang yang kurang untuk desain gaun pengantin" Jawabnya.

"Oh, iya bunyai" Jawabku tersenyum.

  Aku dan bunyai duduk bersebelahan saat menaiki taksi dengan melintasi jalan raya yang tidak begitu ramai.

Sampainya di toko peralatan butik

"Afifah nanti kamu yang  jahit gaun pengantin ini dan harus selesai minggu depan karena bunyai tau kalau rancangan kamu cepat dan sangat bagus" Ucapnya.

"Makasih bunyai, nanti saya akan buat rancangan gaun pengantin yang sangat bagus" Ucapku.

Setelah membeli barang butik

"Afifah kita minum es campur dulu di pinggir jalan sana, kamu maukan?"

"Boleh bunyai" Ucapku sambil tersenyum.

   Kami sangat menikmati es campur ini begitu juga dengan aku.

"Gimana kuliahnya,afifah? Tanya bunyai sambil menatapku.

" Alhamdulillah lancar bunyai, do'ain semoga afifah cepat wisuda bunyai "jawabku sambil tersenyum.

" Terus gimana kabar orangtua kamu? "

"Alhamdulillah sehat bunyai"

"Hmm kamu sendiri udah ada yang suka belum? " Tanyanya sambil menyenggolkan bahu kananku.

Aku hanya terdiam dengan ucapan bunyai yang sontak membuatku mengingatkan ku pada Farid.

"Hmm kok diam, belum ada  ya"

"Iya bunyai belum ada, tapi dulu sempat suka sama seseorang sampai namanya aku ucapkan dalam doaku tapi sekarang udah nggak"jelasku.

" Ngomong-ngomong kalau sama Rasyid didoain nggak "ucap bunyai sambil terkekeh pelan.

" Didoain kok bunyai, kan Rasyid sahabat aku "

"Masa cuma didoain sebagai sahabat aja kenapa nggak didoain supaya cepat halal gitu" Ucap bunyai sambil terkekeh.

  Aku hanya tersenyum mendengar ucapan bunyai.

Setelah selesai kamipun kembali
Kebutik

Kini aku harus kerja lembur buat gaun pengantin yang aku nggak tau pemesannya siapa.Disaat aku mejahit gaun pengantin aku sangat semangat walaupun aku masih belum bisa melupakan Farid.

   Setelah selesai merancang gaun pengantin yang bertepatan dengan hari pengambilan gaun, tiba-tiba telepon butik berdering.

"Assalamu'alaikum dengan bunyai butik, ada yang bisa saya bantu? " Ucapku ramah pada si penelepon.

"Waalaikumsalam, iya saya mau tanya baju gaun pengantin pesanan saya apakah udah selesai? "

"Dengan atas nama siapa gaun pengantin nya? " Tanya sambil melihat buku pesanan.

"Siti Khadijah"

Tiba-tiba aku terdiam saat mendengar nama tersebut karena nama tersebut mirip dengan nama ibunya Farid.

"Oh iya, ada dengan atas nama ibu siti Khadijah dan pesanannya sudah selesai dan sekarang bisa diambil" Jelasku.

"Baiklah, besok pagi saya akan mengambil pesanan gaun tersebut"

"Iya"

Telpon pun terputus

Hehe udah update nih aku😉
Jangan lupa di vote dan komen ya
Makasih yang udah jadi pembaca setia aku🖤

Yesi😉

Diriku MelupakannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang