GARA One

453 28 0
                                    

Matahari mulai bergerak ke tempat bernaungnya. Hembusan angin pagi dengan semilir daun hijau sebagai perhiasan di pagi ini. Kicauan burung bak melodi mengalum diluar sana. Nampak lah seorang gadis yang bersenandung ria dihadapan benda yang memantulkan wajahnya.

"Oke udah cantik nih," Ucap Ara lalu berlalu meninggalkan cermin. Ia meraih tas selempang berwarna abu abu yang selaras dengan outfitnya kali ini. Ara meraih knop pintu kamarnya lalu berlari kecil menuju ruang makan yang sudah di penuhi oleh keluarga kecilnya.

"Pagi Semua," Sapa Ara kepada keluarga dengan senyum lebarnya. Ia lalu mengambil kursi yang berseblahan dengan kakak perempuannya.

"Pagi juga sayang," Ucap Tina- Ibu Ara

"Kamu kuliah pagi dek?," Tanya Rasti- kakak perempuan Ara.

FYI: Ara memiliki 2 kakak perempuan dan 1 adik laki laki.
Arina Malika Indar. Ia biasa dipanggil Rina. Rina adalah anak sulung keluarga Indar. Sekarang Rina tinggal di Bandung bersama Suami dan kedua anaknya.
Arasti Kamila Indar. Ia biasa dipanggil Rasti. Rasti adalah anak kedua keluarga Indar. Rasti memang belum menikah tetapi ia sudah Tunangan dengan calon suaminya, Kak Fahmi.
Dan Ara adalah anak ketiga keluarga Indar. Meskipun bukan anak Bungsu tetapi Ara adalah anak kesayangan Ibu Dan Ayah nya. Karena sikap Ara yang sering kali membuat mereka gemas dan tertawa akan tingkah Ara.
Georgino Adam Imanuella Indar. Ia biasa dipanggil Gino. Anak bungsu keluarga Indar yang duduk dibangku kelas 10.

"Iya kak soalnya aku ada rapat sama temen temen organisasi, jadinya ya...harus cepet," Jawab Ara sekenanya. Tangannya terulur untuk mengambil sebuah roti yang berbalur selai kacang itu.

Mendengar jawaban sang adik Rasti hanya mengangguk sekali dan melanjutkan aktifitas makannya. Ia juga tak ingin melanjutkan pembicaraan yang bisa membuat ayahnya terganggu. Memang, ayahnya sangat tak suka ketika ada seseorang yang berbicara ketika sedang makan.

"Ekhem...Gino duluan ya,upacara soalnya," Ucap Gino,kemudian mengambil satu persatu jari jemari mereka lalu mengecup punggung tangan mereka dengan singkat. Ia lalu mengucapkan salam kemudian berlalu meninggalkan ruang makan.

"Yaudah aku juga nyusul mau ke kampus. Assalamualaikum," Ucap Ara kemudian melakukan apa yang dilakukan Gino Tadi.

K A M P U S
Kini Ara sudah tiba di tempat yang menjadi tujuannya kali ini. Ia melangkahkan kakinya menuju ruangan yang akan digunakan rapat pagi ini.

Sesampainya Ara disana Ia lalu menghampiri Laras, sahabatnya.

"Pagi Ras," Sapa Ara kemudian duduk di salah satu kursi tidak jauh dari tempat Laras berada.

"Eh, Pagi juga Ara cantik yang doinya nggak pernah peka peka," Laras terkekeh geli mendengar ucapannya barusan. Sedangkan Ara? Ia tengah menekuk wajahnya yang tadinya sangat ceria.

"Becanda elah serius banget lo," Ucap Laras kemudian menyudahi aktifitasnya lalu berjalan mendekati Ara.

"Lo sih! Nggak liat apa kalo gue lagi rindu sama dia," Ucap Ara kesal.

"Tenang aja kali Ra, ntar kan doi lo ada disini juga ngasih kata pengantar,"

"Iya juga sih," Timpal Ara kemudian senyum senyum tak jelas. Laras yang melihat itu pun menatapnya dengan tatapan heran.

"Kesambet apaan lo? Pagi pagi buta gini udah senyum senyum sendiri, ngeri gue sumpah," Ucap Laras ketika melihat sikap sahabatnya yang satu ini.

"Ya kan doi ma--"

"Selamat Pagi," Sapa seseorang dari arah pintu kemudian berjalan menuju panggung diikuti seorang perempuan di belakangnya. Dialah Galang Perkasa Aditama atau biasa disapa Galang. Lelaki yang menyandang sebagai Ketua BEM di universitas Indonesia.

"Pagi!!!," Jawab semua orang dalam ruangan itu.

"Hari ini kita akan mengadakan rapat untuk aktifitas camping pertahun, jadi dimohon kerjasamanya untuk tidak memotong pembicaraan ketika ketua Panitia sedang memberi arahan didepan!," Ucap nya tegas dan Dingin. Seketika ruangan yang tadinya agak berisik sekarang sudah seperti kuburan yang tak berpenghuni.

Sudah dua jam lamanya ketua panitia kegiatan ini memberikan arahan. Rasanya ini sangat membosankan apalagi suara nya yang membuat semua orang ingin tertidur saking lembutnya.

Ara sedari tadi sangat menahan agar matanya tak tertutup. Semalam ia hampir tak tertidur sebab marathon drakor. Sungguh dirinya sudah tak kuat lagi.

Laras yang berada di sampingnya pun menoleh dan menggeleng kepala melihat keberanian sahabatnya ini. Sudah tau apa resikonya masih saja tertidur. Laras menyenggol Ara dengan sikunya dan memberi isyarat dengan bisikan.

"Ra, bangun woi! Ngapain lo tidur," Bisik laras sambil menyenggol lengan Ara yang berada di sampingnya.

"Ra,bagunnn!," Bisik Laras sekali lagi. Tapi hal itu tak memberikan dampak kepada Ara.

Nyari mati ni anak. Batin Laras

"RA! BANGUN WOI, ITU KAK BUDI LAGI PENGARAHAN," Teriak Laras kesal. Saat ini semua mata tertuju pada mereka, Budi selaku ketua panitia menghentikan arahannya kemudian menengok ke arah dua orang di ujung panggung. Budi meneguk salivannya kasar ketika Galang yang menatap dua orang yang sedang bercengkrama itu sangat tajam.

Ara terlonjak kaget ketika mendengar teriakan yang secara langsung di tujukan padanya. Ia lalu beralih menoleh ke asal suara itu berada. Ara menatap kesal kepada Laras yang sedang memasang wajah yang...malu?

Kenapa ni anak? Batin Ara bertanya. Ara terus menatap Laras dengan dahi berkerut. Ia lalu mengalihkan pandangannya ke penjuru aula dimana mereka sedang jadi bahan tontonan.

"Siapa yang nyuruh kamu tidur pada saat pengarahan berlangsung?," Intruksi seseorang bernada datar dan dingin. Dua sahabat inipun menoleh ke arah sumber suara, seketika mata mereka membola seakan ingin keluar ketika melihat sang pemilik suara yang berjalan kearah tempat mereka berada.

.

.

.
Siapa yah kira kira?

Jangan Lupa Vote Dan Follow guys❤

GARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang