GARA Five

125 16 0
                                    

Sejak kejadian tabrak menabrak dan keterkejutan mereka, tak ada yang membuka suara. Mereka dilanda keheningan beberapa menit sebelum orang itu kembali bersuara.

"Kamu nggak papa kan Ra?" Tanya seorang yang tadinya menabrak Ara.

Ara hanya bisa menggeleng kecil dan mengalihkan pandangannya ketika tatapannya dengan seorang lelaki disamping seorang perempuan itu bertemu.

"Yaudah kalo gitu Kak Aulia sama Kak Galang kesana dulu yah? Permisi,"

Ya. Orang yang tak sengaja menyenggol Ara ialah Aulia dan disampingnya ada Galang. Laras mengangguk sambil tersenyum tipis. Ia menggeser sedikit badan Ara agar memberikan jalan kepada mereka. Ara hanya bisa menatap sendu punggung mereka yang mulai menjauh. Laras yang melihat itupun menggenggam tangan Ara agar memberikan kekuatan pada sahabatnya satu ini.

"Udah, Ra. Lo nggak usah pikirin. Paling cuman tugas lagi tuh," Seru Laras yang belum melepaskan tautan tangan mereka. Ia beralih mengangkat sebelah tangannya dan melihat jam diperngelangannya yang memperlihatkan jarum pendek kearah sembilan serta jarum panjang yang berada di angka enam.

"Yuk pulang, Kaki lo pasti masih sakit tuh," Lanjutnya yang diangguki oleh Ara.

Mereka telah sampai dirumah Ara. Laras mengantarkan Ara sampai benar benar masuk kedalam kamarnya dan pamit pulang. Jika kalian bertanya dimana perginya orang tua dan saudara nya maka jawabannya ialah tertidur. Untung saja mereka telah tertidur dan yang membukakan pintu hanyalah asisten rumah Ara, Mbak Ayu.

Ara menghela nafas panjang kemudian berjalan gontai menuju kamar mandi dan mengganti pakaiannya.

Setelah mengganti pakaiannya dengan baju tidur Pink bermotif hello kitty itu Ara menghempaskan tubuhnya di atas kingsize yang empuknya minta ampun.

Sebelum benar benar tertidur Ia bernostalgia sebentar tentang masa lalunya bersama Galang.

'Flashback On'

"APA MA?! AKU?!," Teriak Ara kesal. Jaman seperti modern ini masih ada saja kisah klasik perjanjian orang tua untuk menjodohkan anaknya. Aneh memang, Ia memiliki 2 kakak perempuan kenapa tidak mereka saja yang dijodohkan. Lagipula dirinya juga telah mempunyai kekasih.

"Iya sayang kamu. Mau yah? Ini udah perjanjian mama sama papa sama orang tua dia sayang," Bujuk Tina lembut sambil mengelus pelan pucuk sang anak.

"Tapi mah, masa aku harus nikah sih? Aku juga belum lulus SMA udah dijodohin aja," Lirih Ara sedih. Ia tak mungkin meninggalkan sosok lelaki yang telah menjadi pacarnya selama 3 tahun ini. Ara memang menyembunyikan kepada semua anggota keluarga nya bahwa telah memiliki kekasih. Entah mengapa ia juga tak berani mengakatannya kepada keluarga nya.

"Tenang sayang, kita tunangin kalian dulu untuk ikatan dan buat saling kenal lebih deket yah?," Ucap Tina kemudian merengkuh tubuh mungil Ara yang sekarang sudah bergetar karena tangis.

"Kamu mau liat foto cowoknya?" Tanya Tina kemudian meraih ponselnya yang terletak di nakas dengan satu tangannya.

"Ni--"

'Flashback Off'

Lamunan Ara buyar ketika ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. Ia beranjak kemudian meraih knop pintu dan membukanya. Tampaklah seorang perempuan yang berbeda usia enam tahun didepannya.

"Kenapa kak?" Tanya Ara kepada Rasti yang sepertinya tak bisa berbicara karena sedang memakai masker.

Rasti hanya memberikan isyarat dengan mengangkat telunjuknya kearah pintu. Ara yang melihat itupun mengerutkan dahinya bingung.

GARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang