GARA Fifteen

124 10 5
                                    

Hari ini Galang dan kawan kawan seorganisasi mereka akan camping di puncak. Persiapan demi persiapan telah mereka siapkan dari lama. Hari ini adalah hari perpisahan untuk anggota BEM pada angkatan mereka. Yang pasti akan digantikan lagi dengan yang baru.

Ara sedari tadi terus mendumel di depan pagar rumahnya. Ia sedang menunggu Laras yang berjanji akan menjemputnya. Sesekali Ara mengecek arloji yang melingkar pada lengan sebelah kiri nya.

Tin!

Suara klakson mobil seseorang membuat Ara menyipitkan matanya melihat mobil tersebut. Rasanya ini bukan mobil Laras, tetapi--

"Masuk." Ucap seseorang yang duduk pada kemudi. Ara melirik Laras yang tengah mengalihkan pandangannya ke arah jendela dan duduk disamping kemudi.

"I-iya kak," Ucap Ara kikuk dan membuka pintu bagian belakang mobil Radit.

Yah itu adalah kendaraan Radit. Sebenarnya Radit juga sangat malas untuk mengantar Laras. Ia sangat sibuk dengan belajarnya dan ini semua adalah paksaan mami nya.

Hening.

Ara jenuh sangat jenuh dengan dua pasangan didepannya ini. Mereka harusnya pdkt untuk saling mengenal. Tapi ini? Sudah lah, saling melirik saja dilihatnya enggan.

"Emm Kak Radit," Ucap Ara memecah keheningan.

Radit melihat kearah kaca spion yang berada di tengah seraya menatap Ara dengan satu alis. Ini lampu merah dan masih ada beberapa detik untuk dapat berjalan kembali.

"Kita bo-boleh sarapan dulu?" Tanya Ara gugup sembari mengelus tengkuk lehernya.

Laras menoleh sekilas kepada Ara dan beralih menatap Radit yang juga melihat kearahnya, but dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Mau?" Ucap Radit kepada Laras.

Laras hanya mengedikkan bahunya sekali dan kembali memusati matanya dengan jalanan luar.

Radit menghela nafas dan mengambil earphone yang telah ia hubungan ke Heandphone, Radit terlihat sedang menekan nomor seseorang. Setelah panggilan itu terjawab, Radit memasangkang satu earphone pada telinga sebelah kanannya dan kembali fokus mengemudi.

"..."

"Halo."

"..."

"Lokasi?"

"..."

"Lo mau?"

"..."

"Ck. Sarapan!"

"..."

"Ara, ada Laras juga."

Ara yang tadinya menatap handphone nya kini beralih menatap Radit dengan dahi berkerut. Siapa yang Radit telefon? Galang?

HAH?NGGAK LAH!

"Hmm cafe bunga."

"..."

Bip. Panggilan terputus

"Siapa?" Ucap Laras yang mewakili perasaan Ara sekarang. Jangan sampai Kak Radit mengajak Galang sekarang. Sungguh dirinya sangat ingin sarapan sekarang, tetapi ah sudah lah tunggu saja apa yang akan dikatakan Radit nantinya.

"Galang." Ucap Radit tanpa menoleh ataupun melirik sebab sedang fokus mengemudi.

WHAT THE?!?!

HELP ME!!!

"Nggak papa kan, Ra?" Ucap Radit kepada Ara yang masih memasang wajah cengo.

"Hah?" Dari beratus ratus kata yang ada di dunia, itulah yang dikeluarkan Ara untuk membalas perkataan Radit. Ara yakin jika ada Galang pasti ada Aulia. Hilih dasssaarr.

GARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang