"Deket?" Entah mengapa Aulia melihat wajah Galang yang tiba tiba berubah membuatnya curiga bahwa mereka berdua memiliki hubungan. Tapi Ia langsung mengenyahkan pikirannya digantikan oleh senyuman nya yang kian melebar.
Aulia mengangguk semangat masih dengan senyum lebarnya yang bisa membuat para kaum adam merasa terpaku tetapi tidak dengan seorang Galang Aditama Perkasa.
"Aku soalnya tadi nggak sengaja lirik pas mereka lagi berdua di lapangan. Tapi belum tentu juga sih beliau Pak Alfa, karena kan dia ngebelakangi kita," Ucap Aulia masih dengan senyuman yang paling manis dalam dirinya.
"Tapi aku yakin kok beliau Pak Alfa. Yah nggak gimana gimana sih, Pak Alfa kan sering kelapangan buat praktik, siapa tau aja lagi ngajar eh tiba tiba samperin Ara. Ya kan?" Lanjut Aulia meyakinkan.
Galang tidak menghiraukan ucapan Aulia dan bangkit begitu saja meninggalkan Aulia yang mengejarnya dengan sedikit kertas berada di tangannya.
Saat Galang tengah berada dikoridor, Ia berapapasan dengan Ara yang sibuk dengan ponsel dan sama sekali tak memperdulikannya. Ia lalu melewati Ara begitu saja tentu saja dengan Aulia disamping nya yang telah mensejajarkan langkah mereka.
Tiba di ruangannya Galang membanting pintu dengan keras dan membuat beberapa anggota yang berada di ruangan itu mendelik kaget tak terkecuali Aulia yang menatap Galang takut takut. Apa Ia salah bicara sampai Galang semarah ini?
"Gue.pengen.sendiri." Ucap Galang dingin penuh penekanan.
Seketika ruangan mereka dipenuhi hawa yang tidak enak. Satu persatu dari mereka akhirnya melangkah dan meninggalkan ruangan itu dengan perasaan yang tak bisa diartikan. Kini hanya Galang dan Aulia yang berada di ruangan ini.
"Lo tau apa arti sendiri kan?" Tanya nya pada Aulia yang kini melotot kaget kearah Galang yang tak menoleh padanya. Pasalnya semenjak menjadi sekertaris Galang, Aulia tak pernah mendengar kata Lo-Gue yang dikeluarkan Galang ketika bersamanya.
Aulia mengangguk perlahan dan beranjak meraih knop pintu ruangan itu. Sebelum Aulia membuka pintu, intruksi Galang yang memanggilnya membuatnya menghentikan langkah dan menoleh antusias.
"Ada apa, Lang?" Ucap Aulia pada Galang yang kini memunggunginya.
"Tolong panggilin gue Ara." Serunya tak terbantahkan yang membuat Aulia memudarkan senyumannya. Ia lalu mengangguk dan keluar dari ruangan itu.
Disepanjang jalan Aulia terus saja menggerutu dalam hatinya pasal Galang yang memanggil Ara ke ruangannya. Tetapi Ia mengedikkan bahu dan berpikiran bahwa mereka ada urusan. Setelahnya Ia tersenyum miring dan bergumam kecil sebelum tiba di tempat Ara berada sekarang.
"Palingan Ara pengen dimarahin karena deketin Pak Alfa, Hahaha rasain lo! Sok kecantikan sih," Gumam Aulia dan berjalan riang menuju tempat keberadaan Ara sekarang. Tadinya Ia sempat kekelas gadis itu tetapi karena salah satu teman kelas Ara mengatakan bahwa Ara sedang kekantin bersama Laras jadinya Ia menyusul saja ke kantin.
.
.
.
.
.
Kini Ara sedang berada dikantin bersama dengan Laras. Dirinya masih belum melepaskan ponsel yang berada di genggamannya. Laras yang melihat itupun berdecak kesal dan merebut paksa ponsel Ara."Apaan sih?" Ucap Ara kesal akibat ponsel yang sedari tadi berada pada genggamannya direbut paksa oleh seseorang yang berada di hadapannya.
"Makan dulu, Ra. Tugas dari bu Didin bisa nanti kali di kerjainnya," Nasihat Laras yang membuat Ara memutar bola matanya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARA
Teen FictionTentang seorang Gadis cantik yang kuat dalam mempertahankan hubungan. Tentangnya yang menunjukkan senyuman dikala hatinya memaksakan. Dan tentang Dia yang melupakannya karena jabatan yang sangat penting menurutnya. Tentang kekeluargaan yang harmoni...