setetes darah

678 128 18
                                    

Yossshhh...

Mimi penuhi yang minta boom up...ehehehehehhehe

*******

"Jim..." Yeoja yang dipanggil itu menoleh dan ia langsung tersenyum melihat serigala berbulu putih, chimmy bagian lain dari dirinya.

"Chimmy, kita....ada dimana???" Tanya Jimin pada serigalanya. Jimin terbangun di suatu tempat dengan pemandangan yang indah, pemandangan yang belum pernah Jimin lihat sebelumnya. Pemandangan yang membuat dirinya tenang. Bahkan tenang yang ia rasakan saat ini, berbeda.

"Kita ada...di kediaman moon goddess, Jim.." jawab chimmy dengan santai

"Apa!!!! Kita sudah mati!!!!! Secepat itu???" Jimin langsung mendekat kearah chimmy

"Bodoh...siapa bilang kita mati, pabbo...memangnya kalau sudah disini, itu udah mati hah!!!" Serigala berbulu putih itu menatap Jimin dengan tatapan kesal.

"Oh..lalu??? Untuk apa kita disini???" Tanya Jimin lagi

"Aku yang memanggil kalian, anakku.." ujar seorang yeoja dari arah belakang keduanya.

"Woah...cantik sekali" Jimin tak bisa berkata. Yeoja yang ada didepannya terlihat sangat amat cantik dan bersinar. Ia yang yeoja saja terpesona, bagaimana dengan namja??

"Maafkan aku, Jimin. Karena aku, kau harus mengalami banyak cobaan, bahkan dari ayahmu sendiri.." senyum Jimin langsung luntur mendengar penuturan yeoja itu.

"Bukan salah anda, dewi...itu semua sudah menjadi garis kehidupan ku.." jawab Jimin dengan nada yang dibuat setegar mungkin.

"Kalau saja aku dan 'dia' tak membuat kesalahan, kau tak akan pernah mengalami hal ini..."

"Dia???? Dia siapa dewi??? Aku tak paham" Jimin menatap moon goddess dan juga chimmy bergantian, chimmy memiliki pertanyaan yang sama dengan Jimin. Dia siapa yang dimaksud sang dewi.

"Suatu saat kalian akan mengetahui, siapa yang aku maksud...dan, aku juga ingin marah pada kalian berdua, kenapa kalian ingin me-reject mate kalian sendiri??? Kalian tau resikonya, bukan mate kalian itu yang hancur..tapi kalian, kalian yang akan merasakan sakit yang amat sangat, merasakan hancur yang paling teruk. Kenapa kalian gegabah...!!!" Jimin dan chimmy menundukkan kepala tak berani menatap sang dewi. Aura moon goddess terasa sangat kuat, aura marah yang sangat kentara.

"Beruntung saja dia langsung bergerak cepat, bagaimana kalau tidak?!!!!"

"Maafkan kami dewi, kami hanya merasa putus asa dengan semua perkataan nya. Aku kesal dengan Jimin karena dia tak percaya kalau vampire itu mate kami. Tapi aku yang merasakan kehancuran saat mate kami sendiri berkata hal seperti itu, aku yang memaksa Jimin untuk me-reject nya.." chimmy berujar lirih.

"Aku tau kalau kaum kalian susah untuk mengontrol emosi...tapi bukan berarti kalian bertindak terlalu gegabah seperti itu hanya karena emosi sesaat..." ,Nada moon goddess turun dan kembali melembut, aura kuatnya perlahan merendah dan menjadi normal.

"Satu hal yang harus kalian tau, tugas kalian berat. Karena kalian berada di tengah-tengah jembatan antara manusia dan mahluk abadi lainnya.. kalian bisa menjadi penghubung juga penghancur dalam satu waktu..." Jimin dan chimmy saling menatap satu sama lain.

Mereka tak paham dengan maksud dari perkataan moon goddess.

"Perlahan kalian akan paham dengan semua perkataan ku, kalian berdua harus tetap saling terhubung, jangan ada diantara kalian untuk menyerah, karena itu kelemahan terbesar kalian...dan ingat, pengorbanan itu selalu dibutuhkan oleh siapapun, termasuk kalian berdua..."

forbidden love (DISCONTINUE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang