Sana Mistake||NayKook

336 41 0
                                    

"Sungguh, aku punya alasan. Maafkan aku."
-Sana

"Darimana saja? Jam segini baru pulang! Sudah mencuri soal ujian, terus pulang jam segini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Darimana saja? Jam segini baru pulang! Sudah mencuri soal ujian, terus pulang jam segini. Kau seperti eomma mu Sana."  Marah Appa Sana.

"Kumohon Appa jangan membawa Eomma dalam masalah ku. Dari dulu tak pernah salah, semua karena Appa yang melihat dari sudut pandang Appa saja." Ucap Sana tak kala kerasnya dengan Appanya.

"Berani sekali kau!!! Kau berani meninggikan nadamu?" Amarah Appa Sana Sudah berada di puncak.

Appa Sana menghampirinya yang sedang menatap dengan tatapan benci.

"Kau mau memukul ku? Pukul saja!!"

Plak....

Sana tersungkur di lantai. Sana memegangi pipinya yang sakit dan memerah akibat pukulan dari Appanya. Air matanya pun keluar dari tempatnya.

"Aish... Sialan!" Sana berdiri lalu meninggalkan ruang tamu itu sambil mengumpat.

...


Aku Minatozaki Sana, seorang siswi yang biasa membully anak baru di sekolah ku. Aku tau perbuatanku salah, tetapi kehidupan mendukung ku untuk berbuat seperti itu.

Salah satu faktor aku ingin membully adalah karena ayahku, namun tak hanya itu sahabat yang satu-satunya ku percayai pun ikut menjadi faktornya.

Akan ku ceritakan, bagaimana bisa aku menjadi sosok yang kasar dan tak punya hati.

Semua bermula saat kedua orangtuaku bertengkar. Saat itu aku masih duduk di sekolah dasar. Perhatian mereka padaku semakin hari semakin berkurang. Dulu aku mengira kedua orangtuaku sibuk dengan pekerjaan, namun sampai tahun akhir di sekolah dasar mereka tak berhenti bertengkar dan tak mempedulikan aku yang melihat.

Saat itu aku hanya bisa menangis melihat mereka yang bertengkar. Aku tak tahu siapa salah. Semakin hari semakin hebat pertengkaran mereka, sampai-sampai appa memukul vas ke arah eomma.

Setiap hari kulalui hari dengan mendengar teriakan-teriakan amarah dari mereka. Sampai dengan aku memasuki Sekolah Menengah Pertama, ayahku membawaku pindah ke Seoul. Ibuku masih tetap di Jepang.

Saat aku di Sekolah Menengah Pertama, aku merasa terhibur dengan kehadiran sahabat baruku. Choi Tzuyu ia dulu adalah penyelamat masa-masa sulitku.

Lalu 3 bulan setelah masuk SMP, ayahku menikah lagi. Seseorang yang menikah dengan ayahku selalu memarahi dan bersikap kasar kepadaku.

Aku menceritakan kisah hidupku yang gelap kepada Sahabat ku.

...

"Tzuyu aku ingin cerita, bisa kamu mendengarkan ku?" Wajah Sana terlihat lesu dan bersemangat.

"Ada apa, Sana?" Tanya Tzuyu khawatir.

"Ayo ke taman!" Ajak Sana.

Mereka berdua pergi ke taman dan sesampainya mereka berdua duduk di bangku taman belakang sekolah.

"Tzuyu, aku ingin bunuh diri. Hiks.." Ucap Sana sambil menangis.

"Apa maksud mu, tidak, jangan berpikir seperti itu, Sana!" Ucap Tzuyu.

"Aku baru menyadari orang tua ku sudah berpisah. Hiks... Appa ku menikah kembali dan tak bilang kepadaku. Hiks... Wanita yang menikah dengan Appa ku selalu memarahi dan bersikap kasar. Hiks.. Aku rindu dengan Eomma." Tangisnya semakin keras seiring bercerita.

"Kau sudah bertanya kepada Appa mu, kenapa kau dipisahkan dengan Eomma mu?" Tanya Tzuyu hati-hati.

"Appa ku selalu mengatakan jika Eomma adalah orang jahat. Hiks..." Jawab Sana.

"Percayalah semua akan baik-baik saja." Ucap Tzuyu menenangkan.

"Kumohon jangan bilang siapa-siapa." Ucap Sana.

Tzuyu mengangguk sebagai jawaban.

...

Esoknya Sana merasa aneh saat berjalan di koridor sekolah. Semua pasang mata menuju ke arahnya dan berbicara bisik-bisik.

"Kau tahu Minatozaki Sana? Anak kelas 7-2, kau tau orang tuanya berpisah karena dia, yang kudengar dia selalu mencuri dan mencari masalah saat di sekolah dasar."

Deg...

Hati Sana bagai tersambar petir, mendengar perkataan siswi yang membicarakannya.

"Apa maksud mu?" Tanya Sana kepada seseorang yang membelakanginya.

Tiga orang itu terkejut dengan kehadiran Sana.

Lalu Sana tak memedulikan lagi sekitarnya dan berlari ke arah kelasnya.

Sesampainya di depan kelas, Sana meneteskan air matanya saat melihat Tzuyu yang menatapnya dengan tatapan sayu.

'Aku tak percaya kau melakukan ini' ucap Sana membatin.

To be continue

Untuk menunjukkan kalian suka dengan Fanfiction ini tolong berikan dukungan kepada saya berupa vote dan comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk menunjukkan kalian suka dengan Fanfiction ini tolong berikan dukungan kepada saya berupa vote dan comment.
Terima kasih juga bagi para readers yang telah membaca fanfiction ini.
Saya selaku authors mohon maaf apabila ada kesalahan kata atau kalimat pada cerita dan kekecewaan para pembaca terhadap fanfiction saya.

18 Juli 2020

Crazy Transfer ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang