bagian satu

50 13 4
                                    

Pukul 06:00 pagi.

Risma sudah rapi dengan seragamnya. Hari ini cuaca sedang tidak bersahabat, hujan turun dengan deras semalaman. Pagi ini pun masih lumayan deras, Risma berencana untuk menggunakan hoodie yang dibelikan oleh Gio untuknya. Tapi, saat dia sedang membolak balik pakaian dilemarinya dia tidak menemukan apapun. Hoodie itu tidak ada disana. Ah, sepertinya Risma tau siapa pelakunya.

Hoodie itu pasti sudah diambil oleh sepupunya, Rumi.

Risma segera keluar dari kamar menuju ke dapur. Dan benar saja, Rumi memakai hoodienya. Cewek itu sedang sarapan sambil mengscroll sosial medianya.

"lepas, Rum"

"apa? hoodie ini?"

"iya, masa baju lo" sewot Risma.

"pelit amat sih, gue pinjam"

"pinjam itu bilang sama pemiliknya. kalau main ambil itu namanya mencuri. nggak pernah belajar lo?"

"kok lo jadi sewot gitu sih? gue cuma pinjam, nanti gue balikin kok"

"terakhir kali gue pinjemin hoodie, lo hilangin. nggak ingat lo?"

"dih, kan gue udah minta maaf. udah gue beli yang baru juga kan? udah deh, Ris nggak usah ngajak gue war pagi-pagi"

"lo mau lepas hoodie nya sekarang atau gue yang ngelepasin?"

Tak lama, tante Mira yang merupakan ibunya Rumi datang karena mendengar pertengkaran putrinya dan putri dari kakak iparnya ini.

"kenapa lagi? pagi-pagi udah ribut. nggak malu apa didengerin tetangga"

"tau tuh, bu. si Risma aku pinjem hoodie doang galaknya minta ampun"

"lo nyuri, bukan minjem!"

"enak aja lo!"

"udah udah! stop! ibu pusing nih dengernya. Risma, Rumi kan udah bilang mau pinjem, ya udah pinjemin aja. lagian dia bukannya mau ambil barang kamu kan?"

"pakai aja hoodie gue yang lain jangan yang itu" tak peduli dengan omongan tantenya, Risma kembali menyuruh Rumi melepaskan hoodienya.

"kenapa? karena hoodie ini hadiah dari Gio? lo nggak rela ya barang pemberian pacar lo dipakai sama gue?"

Mendengar nama Gio disebut, Risma pun menoleh ke arah tantenya. Tantenya tidak suka jika Risma ataupun Rumi berpacaran.

"siapa Gio?" tanya tantenya dengan nada dingin. tatapannya tak pernah lepas dari Risma.

"temen, bukan pacar kok tan. Rumi aja yang ngelebih lebihin"

"kalau bukan pacar ngapain coba dijemput tiap hari?"

Risma menatap tajam ke arah Rumi. Baiklah, hari ini dia akan mengalah. Tapi, lain kali tak akan dia biarkan si ember Rumi banyak bicara seperti hari ini. Risma kembali ke kamar dan memilih menggunakan hoodie warna putih yang juga dibelikan oleh Gio. Cowok itu memang suka memberinya hadiah berupa hoodie.

"tante, Risma berangkat"

"nggak sarapan dulu, Ris?"

"nggak, udah nggak nafsu"

Risma segera keluar dari rumahnya. Sayup sayup dapat ia dengar suara Rumi yang berteriak "LEBAY LO" dengan sangat keras. Risma tak menghiraukannya. Dia terus berjalan menuju gerbang rumah pamannya ini. Di depan, sudah ada Gio yang menunggu di dalam mobilnya. Risma pun segera masuk.

"hoodie kemarin mana? nggak dipakai?" Gio yang melihat Risma tidak menggunakan hoodie yang baru saja dibelikannya kemarin pun langsung bertanya.

"dipakai sama nenek lampir"

G A P A ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang