Ziyah (13)

2 0 0
                                    

Ziyah sedikit terkekeh mengingat kejadian tadi di rumah sakit, lalu menjawab pertanyaan nathan.

"Muka lo tuh yang bikin gue ketawa" sarkas ziyah, hingga akhirnya nathan memberhentikan mobilnya saat sudah ada di depan apartemen ziyah.

Ziyah keluar dari mobil sebelum nathan membukakan pintu untuknya, lalu berjalan lebih dulu meninggalkan nathan.

"Maksud lo muka gue ada yang aneh gitu?!" teriak nathan, akhirnya nathan membututi ziyah.

"Iyah, kek orang bodoh tau ngak!" hina ziyah dengan tertawa lepas. Lalu berlari saat menyadari nathan sedikit berlari kearahnya, nathan meletakkan tas ziyah di depan pintu kamarnya dan menghampiri ziyah yang tengah tertawa lepas di depannya berniat memberi pelajaran untuk ziyah. Namun karena nathan tersandung karpet atau barang milik ziyah, ia pun terjatuh menindih ziyah tepat di atas tempat tidur ziyah.

Nathan terkejut akan hal itu, begitu pula dengan ziyah yang seketika menutup matanya. Nathan memandangi ziyah begitu dekat, menyelipkan rambut ke daun telinga ziyah. Ziyah yang merasakan seseorang begitu dekat dengannya pun langsung membuka matanya. Jantung mereka berdebar tak karuan, apa ini? Kenapa aku diam saja? Pikir ziyah. Nathan pun seketika sadar dan berdiri dari posisinya, merapikan bajunya. Dan mengulurkan tangan untuk membantu ziyah berdiri, ziyah menerima itu dan kini hanya canggung yang mereka rasakan.

"Emm... Gue balik dulu ya" ucap nathan sambil mengusap tengkuknya.

"I--iyah, lo pulang gih. Makasih udah nganterin" spontan ziyah.

Nathan pun berlalu dari kamar ziyah, dan pergi meninggalkan apartemen ziyah.

Ziyah berjalan menuju meja belajarnya, membuka gorden dan jendela yang tertutup, lalu ziyah duduk di kursinya. Ia merasa tenang saat duduk di meja belajarnya yang mengarah langsung ke taman samping rumahnya, ia sangat merindukan susana tenang seperti ini.

"kenapa tadi gue diem waktu nathan nindih gue? kenapa gue juga deg-degan kek gini? Bahkan gue seneng dia rela bolos demi gue? Apa gue suka dia?"

"Enggak ziyah!! Lo mikir apaansih, malu maluin!" ucapnya pada dirinya sendiri.Seketika ziyah membuyarkan pikiran memalukan itu, ia menggelengkan cepat kepalanya dan menepis segala pemikiran yang menyangkut nathan. Karena memang baru kali ini ziyah bersikap gugup di depan orang yang ia kenal, berbeda saat dengan ketiga sahabatnya dan gibran. ziyah pun memutuskan untuk tidur di siang bolong ini, lalu ia membenarkan posisinya untuk menjemput alam mimpinya.

Ziyah terbangun dari tidurnya, ia melihat jam digital yang tertempel di atas pintu kamarnya 05:46 pagi. Ia segera menuruni tempat tidurnya, lalu langsung masuk ke kamar mandi untuk bersiap sekolah.

Klutekk...klutekkk...drrttt...

Suara bising mengejutkan ziyah dari kamar mandinya, ia meneriaki ada siapa namun tak ada jawaban. Ziyah melanjutkan mandinya, setelah itu memakai seragam dan almamater yang bertengger di lengan kirinya. Ia berjalan menuju meja makan, sedangkan tangan kanannya sibuk dengan ponsel yang selama beberapa hari belum ia pegang. Ia juga sempat terkejut saat sudah mendapati ponselnya sudah ada di nakas tempat tidurnya, tapi ia tak mempedulikan itu.

"Selamat pagi ziyah!!" teriak beberapa orang mengagetkan ziyah, dan ia langsung menyakukan ponselnya.

"Astaga! Lo pada sejak kapan nginep di rumah gue?" sindir ziyah, lalu menghampiri ketiga sahabatnya.

"Sejak lo lahir kita udah disini buat jagain lo tau" sahut raffi

"Tai lo pada, gue kangen banget sama kalian" ucap ziyah seraya memeluk raffi, lalu bobby, dan yang terakhir alvin.

"Jaga kesehatan yah" bisik alvin saat dalam pelukan ziyah, dan ziyah melepaskan pelukan itu.

"Siap bang! Gue bakal jaga kesehatan!" semangat ziyah dengan memberi hormat pada alvin layaknya alvin adalah komandan upacara, membuat semua orang tertawa lalu alvin mengacak pelan rambut sebawah bahu pirang milik ziyah dengan tersenyum manis.

Z I Y A H .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang