Ziyah (27)

3 1 0
                                    

"Ziyah sakit apa dok?"tanya gibran

"Dulu awal ziyah kesini, dia sudah di vonis kanker otak stadium 2" jujur dokter sanaya.

"Saya dan suster anis tau betul bagaimana semangat ziyah untuk sembuh buat orang terdekatnya, termasuk kekasihnya" lanjut dokter sanaya.

"Jadi ziyah berubah penampilan karena menjalani pengobatan?" tambah alvin

"Dokter, ada pasien yang harus di periksa" sahut seorang suster yang masuk ke dalam ruangan ziyah.

"Baik, saya pergi dulu. Kalian jaga ziyah baik baik, kalo ada masalah kalian bisa langsung ke saya atau suster anis" sahut dokter sanaya. Lalu ia berlalu dari ruangan ziyah, diikuti suster anis.

Hari sudah mulai larut malam, gibran membawa makanan untuk dia dan ketiga teman ziyah makan. Namun, mereka tak sudi makan saat melihat keadaan ziyah yang seperti mereka lihat. Gibran berusaha menghubungi nathan, namun selalu tak ada jawaban.

"Dokter sanaya??" lirih ziyah,seketika mereka berempat berdiri dan berlari ke arah brankar ziyah.

"Lo gapapa kan zi?"

"Lo kenapa ngak bilang ke kita??"

"Ngak ada yang sakit kan?"

"Udah mendingan??"

Gerutuan dari keempat orang terdekatnya membuat ziyah malah terkekeh, meskipun senyumnya tertutup oleh alat bantu oksigennya.

"Lo pada pasti belom makan kan?" tanya ziyah

"Gue ngak selera banget zi" sahut bobby, lalu ziyah menatap raffi

"Gue kagak laper" lalu ziyah menatap alvin

"Gue udah makan tadi pagi" dan pada akhirnya pandangannya jatuh pada kakak tirinya

"Gue kecewa sama lo zi" ucap gibran menatap ziyah

"Gue ngak ada maksud nutupin semua dari kalian, gue cuma mau sembuh tanpa kalian tau kalau gue lagi sakit" jelas ziyah.

"Pliss jangan bilang ini ke mami, gue ngak mau dia khawatir bran" pinta ziyah. Tangan gibran terulur untuk mengelus kepala ziyah, dan mengangguk menahan tangisnya.

"Kalian bisa pulang, pasti orangtua kalian pada nyariin. Gue mau istirahat" ujar ziyah

"Lo apaansih zi, kita tidur disini!" kekeh bobby

"Idih, pulang sono. Gue mau tidur tau, capek" ucap ziyah

"Yaudah, kita bakal balik. Lo istirahat yah zi, semoga cepet sembuh" ucap alvin tegar dan di angguki oleh ziyah.

"Bran, bisa minta tolong ngak? Ambilin buku warna mocca di meja belajar gue. Abisitu kasih ke gue yah" pinta ziyah, gibran pun mengangguk mengerti.

Kini mereka berempat kembali ke apartemen ziyah, tak ingin pulang ke rumahnya masing masing. Gibran berjalan ke kamar ziyah, mencari buku yang di minta ziyah untuk dibawa ke rumah sakit. Gibran seketika kesal saat melihat foto nathan dan ziyah yang terpajang di meja belajar ziyah, saat gibran sudah menemukan buku yang diminta ziyah. Ia meraih bingkai foto nathan dan ziyah, lalu membuangnya keluar jendela kasar.

Sesampainya di ruang tamu, gibran berpamitan pada ketiga teman ziyah.

"Gue ngasih ini bentar ke ziyah, lo pada tunggu disini" pamit gibran.

Akhirnya gibran meminjam mobil bobby dan mengantar buku itu kepada ziyah, saat gibran sudah sampai di ruangan rawat ziyah ia melihat ziyah sudah tertidur pulas. Ia hanya meletakkannya di nakas samping brankar ziyah tertidur, gibran juga mendapati suster anis yang sedang berdiri dari tempat duduk saat mendapati gibran ada di ruangan ziyah. Setelah gibran berpamitan pada suster anis, lalu ia kembali ke apartemen ziyah.

Z I Y A H .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang