14. Abigail Si Keras Kepala

45 12 0
                                    

"Kala aku benar-benar berharap padamu, ternyata untuk ke sekian kali aku kembali jatuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kala aku benar-benar berharap padamu, ternyata untuk ke sekian kali aku kembali jatuh. Orang yang kuanggap penyemangat, ternyata adalah pengkhianat."

- Abigail Endira Martin -

"Lo gak mau ngomong apa pun tentang abang gue setelah pulang dari Bandung?" Abigail bertanya masih dengan tumpukan tugas di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo gak mau ngomong apa pun tentang abang gue setelah pulang dari Bandung?" Abigail bertanya masih dengan tumpukan tugas di depannya.

Lama tak ada respons dari sepupunya, membuat Abigail melempar buku dengan keras ke arah lelaki itu. "Lo punya mulut gak, sih?" tanya Abigail kesal. Sedangkan, orang yang ditanya hanya mendengkus kasar sambil mengembalikan buku Abigail tanpa melempar.

"Dulu lo gak kasar." Bukan itu yang Abigail inginkan keluar mulut Putra. Entah mengapa, beberapa bulan terakhir emosinya gampang tersulut hanya karena masalah sepele.

"Gue bicara tentang abang gue. Gak usah ngalihin topik, Putra!" Abigail menatap Putra dengan garang. Melihat mamanya pergi dengan pria tua sialan tadi membuat darahnya mendidih. Apalagi, ia memikirkan kemungkinan terburuk yang dilakukan mamanya dengan pria itu, yaitu selingkuh. Lalu, lelaki yang duduk tak jauh darinya ini justru semakin membuat Abigail kesal dengan mulut bisunya.

"Dulu lo nggak pernah kayak gitu, Abigail," ucap Putra begitu lembut di telinga Abigail. Namun, lagi-lagi bukan itu yang diinginkan gadis itu membuatnya semakin geram.

"Persetan dengan semua bacotan lo. Pokoknya besok anterin gue ketemu abang," ucapnya telak sambil menumpuk beberapa buku tugas yang telah diselesaikan dengan kasar. Sudah kebiasaan Abigail setiap malam minggu mengerjakan semua tugas untuk pekan depan agar tak perlu repot-repot ketika waktunya sudah tiba.

Gadis itu mendengkus melihat Putra yang justru anteng duduk dan melanjutkan game-nya.

"Lo sebenernya denger apa enggak, hah!" Abigail merebut ponsel Putra yang hanya mendengus sebal memandang ponselnya prihatin. "Gak mau tau, besok anterin gue ke Bandung."

"Gak akan dan jangan pernah sekali-kali pergi ke sana!" Lelaki itu meraih kembali ponselnya, lalu berlalu menuju kamar.

***

Feeling Blue [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang