Vote sebelum baca guyss!
Happy Reading :)
~ ~ ~
"Kau mau ke mana, Quin?" tanya Milyz mengikuti langkah Quinsha yang menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa.
"Aku mau ke taman."
"Jangan bilang kau akan--"
"Aku akan mencobanya kembali," ucap Quinsha saat sudah berada di taman itu.
Milyz hendak menghentikan Quinsha. Ia tidak mau jika kejadian kemarin hari terjadi lagi. Namun, tiba-tiba saja Tea datang dan tampak dari wajahnya jika dia juga menginginkan hal yang sama dengan Quinsha. Mencoba kembali.
'Bagaimana sekarang?' tanya batin Milyz.
Tea menyusul Quinsha yang akan memulai kembali dan meninggalkan Milyz yang hanya berdiri tidak jauh dari mereka.
"Quin dengarkan aku dulu. Aku tau kau merasa bahwa kekuatanmu sudah bisa digunakan tapi--"
"Jika kau tidak ingin ikut mencoba maka jangan mengurusiku, pergilah!" usirnya.
"Tea--"
"Aku tidak bisa apa-apa," ucap Tea tidak bisa membantu melarang Quinsha.
Tentu saja tidak bisa, Tea sama senangnya dengan Quinsha!
"Bodoh sekali aku!" umpat Miliz pada dirinya sendiri.
Sementara Quinsha sudah memejamkan matanya dan memfokuskan pikirannya. Begitupun dengan Tea, melakukan hal seperti yang dilakukan Quinsha. Dan hasilnya sia-sia!
Baik Quinsha maupun Tea tidak ada yang bisa merasakan kekuatan dalam tubuh mereka mengalir. Hanya suara detak jantung dan keheningan yang menyelimuti mereka.
"BOHONG! BUNDA BERBOHONG PADAKU, KEKUATANKU SAMA SEKALI TIDAK ADA!!" teriak Quinsha membuat Milyz terlonjak kaget dan Tea sedikit menjauh dari Quinsha.
Quinsha terduduk lemas diatas rerumputan halus taman itu. "Bunda berbohong ... hiks ... padaku," lirihnya dengan air mata mengalir di pipi mulusnya.
Milyz mendekati Quinsha begitupun Tea. Mereka berjongkok di hadapannya dan menenangkan Quinsha. Jujur Milyz sudah tau ini akan terjadi. Itulah sebabnya ia mencegah Quinsha mencoba.
"Quin tenanglah, aku tau kau pasti merasa sangat sedih tapi bukan hanya dirimu yang seperti ini. Apa kau tidak melihat aku dan Tea yang bersamamu? Kita bertiga mengalami hal yang sama, Quin," jelas Milyz mencoba menenangkannya.
Tea mengangguk setuju. "Aku rasa kita berhenti saja mencobanya karna hanya akan sia-sia walaupun aku berharap akan berhasil," lirih Tea diakhir kalimatnya.
Quinsha hanya diam dalam tangisnya mendengar semua yang dikatakan Milyz dan Tea.
"Lebih baik kita jalani saja kehidupan di dunia manusia ini, Quin. Kita tidak bisa terus-menerus memikirkan hal yang tidak mungkin terjadi tanpa--"
"Izin Bunda dan Ayah." Quinsha menyambung ucapan Milyz.
Milyz dan Tea hanya mengangguk membenarkan ucapan Quinsha. Ini semua dilakukan untuk melindungi Quinsha dan membiarkannya menjalani kehidupan asing yang entah sampai berapa lama.
~ ~ ~
Ericz POV.
Aku pergi meninggalkan rumah sangat pagi bersama Niel dan Zay. Masalah ketiga wanita itu aku tidak lagi mempermasalahkan mereka untuk tinggal namun aku tetap akan memantau mereka dan itu menjadi rahasia pribadiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Fairy
Fantasy[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA YAA GUYSS] [TINGGALKAN JEJAKMU UNTUK DIKENANG] * * * Penyerangan yang dilakukan oleh Dark Fairy terhadap wilayah Bixtanshvelf mengharuskan King dan Queen mengasingkan putrinya ke Dunia Manusia. Demi keselamatan putriny...