04 ⓒ Classmate

12 3 0
                                    

Kisah ini telah di tulis serta dirangkai oleh sang takdir dengan sangat tapi.
kita hanya harus sabar menunggu takdir selesai menceritakannya.
sampai saatnya tiba, jangan biarkan dia lepas dari genggamanmu!

~{ Classmate / Guhaejwo }

•TYPO TIDAK DIKOREKSI!
JANGAN LUPA VOTE & KOMEN:')



~•ⓖⓤⓗⓐⓔⓙⓦⓞ•~



"Baiklah, perkenalkan dirimu!"

Haerim mengangguk seraya tersenyum pada guru disampingnya. "Nama saya Jang Haerim, berasal dari Busan, semoga kita bisa berteman baik" ujarnya seraya tersenyum hanyat.

"Hallo Haerim!" Sorak semua warga kelas.

Haerim tersenyum dan membungkukan badan. Gadis itu melihat sekeliling, tanpa sengaja matanya dan seseorang saling bertemu. Pemuda itu, pemuda pemilik mata merah darah yang sebelumnya pernah bertemu dengan Haerim. Pemuda itu menatap Haerim dengan senyuman ketika mata mereka saling beradu tatap.

Entah kenapa, Haerim tidak membalas senyum itu. Haerim masih trauma akan kejadian semasa mereka pertama kali bertemu. Sedangkan Soobin, pemuda berambut hitam itu menunduk melihat Haerim yang tidak membalas senyumannya dan memilih membuang muka padahal, Soobin sangat jarang tersenyum pada orang lain.

"Haerim, apakah kau tidak keberatan duduk sebangku dengan Choi Soobin? Bangku tidak ada yang kosong lagi" ujar guru.

"Huh?"

Jujur, Haerim terkejut akan hal itu. Maksudnya, Haerim harus sebangku dengan Choi Soobin? Bukan maksudnya Haerim tidak mau tapi, dia agak sedikit takut.

"Soobin! Angkat tanganmu!" Titah guru.

Soobin yang mendengar itu langsung mengangkat tangannya seraya menatap Haerim.

"Haerim, dia adalah Choi Soobin, teman sebangkumu. Sekarang kau boleh pergi ketempat dudukmu" ujar guru.

Haerim tersenyum dan mengangguk. Ada rasa ragu yang masih ia rasakan namun, mau tidak mau dia harus menerimanya.

Haerim berjalan kearah bangkunya yang berada di samping Soobin. Semua orang memperhatikannya dengan bermacam komentar.

"Apakah gadis itu akan baik-baik saja?"

"Soobin akhirnya mempunyai teman sebangku"

"Aku harap gadis itu baik-baik saja"

Soobin tersenyum pada Haerim ketika gadis itu telah berada di sampingnya namun, Haerim tetap saja mengacuhkannya. Lagi dan lagi Soobin menunduk sedih. Dia tahu kalau dia tidak sempurna, tapi pantaskah dia mendapat perlakukan seperti itu?

Haerim yang melihat Soobin menunduk sedikit merasa bersalah, apakah dia sudah keterlaluan? Sungguh, gadis itu tidak berniat membuat Soobin merasa sedih.

GUHAEJWO! || Choi SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang