Setelah Zehra pergi pulang Adam membantu membawakan koper milik Ummi Nurul dan menyimpannya di kamar tamu.
"Itu temen?" Tanya Ummi Nurul sambil duduk diatas sofa berwarna berwarna abu.
"Iya Mi, teman sekaligus adik kelas di kampus. Dia baru semester 2 Mi." Jawab Adam dengan membawa segalas air di atas nampan.
Ummi hanya mengangguk.
"Silahkan diminum dulu Mi." Lanjut Adam, tidak hanya segelas minuman, namun juga ada beberapa cemilan khas Indonesia yaitu keripik singkong dan kue semprong ditoples kecil beberapa hari yang lalu dikirim oleh Haura. Adam awalnya hendak memberikan kepada Zehra namun tidak sempat karena Zehra pulang terlebih dahulu.
"Makasih nak," Ummi Nurul mengambil gelas yang Adam bawa. "Oh iya sering telpon Haura?" Lanjut Ummi Nurul bertanya.
"Hh--hmm.. Nggak terlalu sih Mi, Adam juga gak sering mainin ponsel. Adam lagi sibuk Mi, tapi kita masih tetap saling tukar kabar kok." Jawab Adam sambil duduk di samping Ummi Nurul.
"Hhmm.. Kamu sesibuk apa sih? Kok Ummi jadi penasaran yah?" Ummi Nurul sedikit mengacak rambut Adam—kebiasaan yang sering ia lakukan sejak Adam kecil.
Adam terkekeh, "Ya udah besok Ummi ikut Adam ke tempat kerja ya? Biar tahu sesibuk apa sih anak Ummi yang ganteng ini."
Ummi sangat senang jika melihat anak nya juga senang, selama ini Adam yang selalu aktif di kampus nya dan memiliki beberapa prestasi yang Adam capai Ummi Nurul mengetahuinya, tapi belum mengetahui seperti apa Adam ketika bekerja.
"Iya dong! Itu salah satu niat Ummi datang kesini." Ummi Nurul terkekeh melihat ekspresi kaget anaknya, "Kenapa kok gitu ekspresinya?"
"Jadi Ummi kesini cuma mau lihat Adam kerja doang? Bukan karena kangen Adam?" Adam merajuk kepada Ummi Nurul.
"Hehehe.. Nggak lah, Ummi kesini juga karena kangen banget sama kamu, gak ada masalah kan Ummi gak tahu kamu kerja apa?"
"Gak papa Adam seneng Ummi bisa datang ke Turki, maaf Adam belum bisa pulang, selalu merepotkan Ummi. Do'a-in Adam yah biar cepet lulus," Adam mencium tangan Ummi Nurul lalu memeluk nya.
"Ummi selalu mendoakan kamu nak, semoga kamu semakin sukses." Jawab Ummi Nurul, "Ngomong-ngomong Zehra asli sini?" Lanjut Ummi Nurul.
"Hmm... Dulu sih aku sempat tanya sama Zehra katanya sih dia punya darah orang asia juga Mi, tapi waktu itu Adam gak mau tanya terlalu jauh takut ada salah kata." Jawab Adam.
Ummi Nurul sedikit bingung dan kaget melihat Adam yang seantusias ini, padahal sangat jarang sekali Adam menceritakan seseorang atau apapun itu termasuk perempuan sambil memasang ekspresi seperti itu. Tapi kali ini Adam berbeda, wajah yang sangat sumringah.
"Oh gitu... Cantik banget ya?" Tanya Ummi Nurul."Lah Ummi? Iyalah cantik, kan perempuan. Ummi juga cantik." Puji Adam lalu terkekeh, kemudian memeluk Ummi nya lagi.
"Udah peluk-peluknya, pasti sudah ada mau nya?" Sindir Ummir Nurul sambil tertawa kecil.
"Ada lah hehe.." Jawab Adam.
"Hahaha.. iya pasti. Tapi nak, seorang perempuan itu akan lebih cantik kalo pakai jilbab lho." Ummi Nurul mencoba ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang Zehra.
"Dia non muslim Mi, tapi dia juga sedang belajar tentang agama islam." Jelas Adam.
"Oh gitu, terus kok tumben kamu ajak dia ke apartemen?"
"Astagfirullah aku lupa Mi." Adam berteriak membuat Ummi Nurul kaget.
"Ada apa Dam?" Ummi Nurul memastikan bahwa anaknya baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Tuhan
Ficción GeneralPerbedaan, Satu kata yang bisa menggarisi segalanya, seperti rasa yang dimiliki oleh Adam dan Zehra. Melalui sebuah pertemuan, sampai menumbuhkan ketertarikan satu sama lain. Kehadiran Zehra, sosok gadis kristen yang ingin menekuni agama islam, mem...