PETE ❤ KAO

557 35 0
                                    


Pete terbangun dengan keringat yang membanjiri tubuhnya. Nafasnya tersenggal dan tubuhnya menggigil. Lagi lagi ia bermimpi buruk. Dilihatnya jam baru pukul 2 dini hari. Hal seperti ini memang sering terjadi padanya semenjak 3 tahun yang lalu. Meski sudah tidak sesering tahun sebelumnya, tapi dirinya masih kerap memimpikan hal buruk itu.

Selalu kejadian yang sama, kejadian yang tak akan pernah bisa Pete lupakan. Kejadian yang membuat ia berpisah dengan sang kekasih. Karena kejadian itu Pete selalu menyalahkan dirinya sendiri atas meninggalnya kekasih pujaannya.

Diraihnya figura yang terletak di nakas dekat tempat tidur. Disana ada foto dirinya dengan sang kekasih saat merayakan malam tahun baru.

"Aku merindukan mu Kao"
Air mata lolos dari mata kelam Pete. Ia masih sangat mencintai Kao, dia bahkan tidak bisa melupakannya meski sudah 3 tahun berlalu.

***

Pagi pagi seperti biasanya Sandhe datang untuk menjemput Pete kekantor. Mereka telah lulus kuliah dan sekarang bekerja diperusahaan ayahnya Pete. Sandhe sebagai sekretaris Pete selalu menjemput dan mengantar pulan Pete ke apartemennya karena setelah kecelakaan 3 tahun yang lalu Pete trauma mengendarai mobil.

"Kamu terjaga lagi" Tanya Sandhe yang melihat katung mata Pete menghitam seperti panda.

"Ya, tapi aku baik baik saja. " Jawab Pete karena tak ingin membuat sahabatnya menghawatirkan kondisinya.

"Apanya yang baik baik saja, kamu tidak menyadari katung matamu yang sudah lebih mirip panda, wajah mu juga kusut begitu. Kamu sebaiknya kerumah sakit segera untuk cheek up kesehatan mu" Pagi pagi sudah mendapat ceramah panjang lebar dari sahabat cerewetnya. Memang sudah menjadi kebiasaan untuk Pete di omeli oleh Sandhe hampir setiap hari.

"Jangan berlebihan, aku baik baik saja"

"Kamu tau aku menghawatirkan mu kan, jadi temuilah Tada nanti sore. Akan ku luangkan jadwal mu untuk menemuinya. Aku akan menemanimu. "

"Bilang saja kau merindukan kekasihmu itu. " Pete mencibir alasan Sandhe yang menggunakan dirinya agar bisa bertemu kekasihnya, Tada yang bekerja sebagai dokter umum.

"Aku benar benar menghawatirkan mu, dan memang aku merindukan Tada juga. " Jawab Sandhe sambil tersenyum. Mereka kini sibuk dengan pekerjaan masing masing jadi waktu kebersamaan mereka sangatlah sedikit.

"Baiklah, aku akan menemuinya nanti sore. " Pete tidak tega melihat Sandhe terus mengkhawatirkannya. Meski dirinya merasa masih baik baik saja tapi tak ada salahnya mengikuti kemauan Sandhe sesekali.

Seperti yang sudah disepakati pagi tadi di apartemen Pete. Sore ini Sandhe dan Pete pergi ke rumah sakit tempat Tada bekerja. Sandhe sudah terlebih dahulu membuat janji dengan Tada agar Pete cepat ditangani. Sesampainya dirumah sakit Tada sudah menunggu mereka didepan meja resepsionis.

"Aku benci bau rumah sakit. " Keluh Pete begitu indra penciuman nya merasakan bau yang sangat tidak dia sukai.

"Bersabarlah, ini tidak akan lama. " Bujuk Sandhe pada Pete. Ini lah alasan kenapa sangat susah mengajak seorang Pete pergi kerumah sakit, dia akan selalu mengeluh dengan bau rumah sakit yang membuatnya mual.

"Kalian sudah sampai? " Sapa Tada melihat kekasih dan sahabatnya sudah berada tak jauh darinya.

"Mari kuantar cheek up kesehatan mu" Mereka bertiga pun menuju ruang cheek up.

Setelah melakukan beberapa tes akhirnya selesai juga dan hasilnya bisa langsung diambil.

"Istirahat lah yang cukup dan jangan banyak pikiran. Jangan lupa minum vitamin mu, itu bisa banyak membantu. " Nasihat Tada untuk Pete.

Kumpulan oneshot our sky [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang