Tanpa tersadar kami telah terlarut di dalam obrolan. Saat ini waktu telah berubah menjadi siang, tiba-tiba Reno mengajakku untuk ikut bersamanya.
" keluar yuk len
" kemana?
" nanti juga kamu tahu, tapi kamu mandi dulu sana.
"Ok, berhubung aku lagi libur serta aku juga ingin mencari suasana baru, maka aku menerima tawaran mu itu!
Tunggu yah aku mandi dulu, ucapku meninggalkan reno di teras rumah.
" Ok bos ucap Reno. Jangan lama-lama yah!
Aku bergegas untuk secepatnya mandi, setelah selesai mandi, aku segera berdandan layaknya para wanita sebayaku. Dengan menggunakan kaos dan levis untuk menutupi tubuhku, serta mengkuncir rambut ku.
Tidak lupa aku menggunakan tas selempangku yang pernah aku beli di Jogja untuk menambah kesan casual di dalam fashion ku.
Saat ini aku memandang wajah ku di dalam cermin sambil mengucapkan "it's my life, iki loh gaya ku! Cakep juga gue. Bukan maen! ". Hingga ucapan ku mengundang gelak tawa terhadap diriku sendiri.Aku bergegas keluar kamar. Melangkah menuruni anak tangga, tak lama aku mencoba mencari bi Ijah untuk berpamitan keluar rumah.
"bi ijah, bi ijah, bi ijah dimana". Pekikku sambil bersiul-siul. Tak lama bi ijah keluar dari kamarnya
"ada apa mba lena?
"bi ijah, lena dan Reno hendak keluar rumah
"Iku mba, sarapan dulu sama mas reno, nasi dan lauk nya sudah matang
"nanti aja deh bi, setelah keluar pasti nanti lena habiskan masakan bibi yang nikmat itu! Ucapku dengan senyuman.
Bibi mau dibawakan apa. Makanan mau gak bi?" Ouh yah sudah mba, pulangnya jangan malam-malam yah mba, nanti takut masuk angin. Nyari tukang kerok di sini susah mba, soalnya bibi ndak bisa ngerok.
Oalah mba. Bibi ndak usah di bawakan apa-apa mba, wong masih banyak makanan di kulkas toh. mbak."ok deh bi, ucapku sambil berjalan dengan bi ijah menuju teras
Seketika Reno berdiri dari kursinya dan mengucapkan kata kepada bi ijah.
"Lena nya saya pinjam dulu yah hari ini. Ucap reno sambil tersenyum
"oalah ngaco kamu mas, memang nya mba lena itu barang, tiba-tiba bi ijah tertawa, hingga kami pun ikut tertawa di dalam tawanya.
"iya deh bi, maaf. Gimana kalo saya mengulangkan kalimat yang telah terucap dengan lazim. "Dengan hormat, Izin saya mengajak ratu lena untuk berjalan-jalan". Gimana bi?
"Ouh, anak muda yang berambut gondrong, tentu boleh. tapi ingatlah, jaga ratu dengan baik. Jangan sampai ratu nanti masuk angin. Ucapnya dengan tawa.
Hingga kami bertiga pun larut dalam tawa bersama-sama."Ok bi, kami pergi ke luar dulu yah. Ucap lena
"Iya mba hati-hati
Reno menyalakan sepeda motornya