Ketika luka kembali mengusik ketenangan jiwa. Saat segala kesah memberi ku tangis. Menangisi kenyataan yang kurang menyenangkan di dalam kehidupan. Tiba-tiba diriku semakin tak terkendalikan oleh kumpulan luka yang kian mencekam.Aku mencoba mengambil kunci scooter matic ku serta dompet ku.
Langkah kaki membawa ku ke luar rumah di tengah malam, saat setelah motor menyala, aku mencoba untuk keluar rumah menuju ke jalan Sabang Menteng Jakarta pusat,
Setelah keberadaan ku telah berada di jalan Sabang yang di penuhi dengan berbagai macam kuliner di tempat ini, aku mencoba menuju suatu kios bukan untuk membeli makanan. Setelah sesampainya di sebuah kios milik keluarga Tionghoa, aku mencoba untuk membeli beberapa botol minuman"Koh berikan aku minuman terbaik mu, ucapku dengan terburu-buru
"Lu olang, mau yang mana, kalo lu tanya minuman yang telbaik. Disini banyak lah. kalo lu mau saran gua, nih gua kasih lu. Wine sama ice land. Ucapnya sambil tertawa
"Yaudah. Aku minta Wine dua sama ice land nya satu aja, sama rokok Malrboro menthol dua bungkus, jadi semuanya berapa koh?
"Semua jadi 845.000, tapi berhubung hari ini gua lagi seneng, lu cukup bayar 800.00 ajaSaat setelah membayar, aku mencoba mengambil minuman yang telah aku beli dan meninggalkan kios, untuk kembali pulang menuju rumah.
Sesampainya di rumah, aku mencoba memasuki kamar, untuk mengurung diri.
Saat ini aku menduduki sofa sambil mencoba membuka sebotol Wine yang diproduksi dari negara sekuler. Betapa liberalnya bangsa itu!Setelah tutup Wine telah terbuka, aku mencoba menuangkan kedalam gelas kaca yang sudah aku siapkan.
Saat setelah gelas terisi, saat ini aku mencoba meraih gelas dengan tangan kanan ku,
Saat air Wine telah tertelan ke dalam mulut, aku mencoba mengambil sebatang rokok untuk aku nikmati. Tak lama rokok menyala kepulan asap keluar dari rongga mulut.
Aku mencoba untuk berdiri dari tempatku untuk menuju ke rak yang berisi piringan hitam. Setelah beberapa saat aku mencari-cari. Saat ini aku mengambil piringan hitam yang bernuansa old song.
Sedikit musik memberikan sentuhan di kala malam, ucapku sambil membawa piringan hitam John lennon menuju gramofon.
Setelah piringan hitam telah terpasang pada sebuah gramofon
Seketika suara John lennon terdengar di kedua telingaku.
"Imagine no heaven, Imagine no hell. Imagine " Saat ini aku mencoba duduk ke tempat semula sambil menikmati Wine ku yang berada di atas meja,
Suara musik masih terdengar di telingaku. Tiba-tiba aku tertawa akan makna lagu nya.
Betapa atheist nya lagu ini, mencoba merusak pikiran orang yang mendengar. Agar kelak aku melebur ke dalam makna lagunya.
Tapi itulah John lennon, di balik kematian nya yang tragis. Dia adalah legenda musik Rock.
Di balik gaya hidupnya yang kurang lumrah namun masih di sukai oleh banyak orangWaktu semakin malam badan ku terasa lemas, kepala rasanya berat setelah mengkonsumsi Sebotol Wine. Tiba-tiba aku mencoba merebahkah ragaku di sofa dan tertidur dengan nyenyak tanpa sedikitpun menyimpan lara di dalam tidurku.
•••
Saat setelah aku terbangun dari tidur, aku mencoba membangunkan ragaku dari sofa untuk mematikan gramofon yang masih menyalah. Setelah selesai mematikan nya, aku berusaha berjalan menuju sebuah cermin. Terlihat jelas kedua mata ku sembab dari pantulan cermin.
"Duka ku belum bertepi, ucapku dengan tawa kecil dari mulut ku.
Aku mencoba melihat jam yang menempel di dinding 03:48 nampak jelas terlihat.
Waktu masih begitu dini untuk membuka mata, ucapku sambil mencoba mematikan lampu kamar
Saat ini aku berusaha untuk kembali merebahkah raga ku di atas ranjang, setelah keberadaan ku di ranjang. Aku mencoba untuk kembali memejamkan kedua mataku untuk melanjutkan kembali tidurku•••
Saat setelah aku terbangun di siang hari, aku mencoba meraih ponsel pada meja yang tidak jauh dari ranjang. Terlihat notice panggilan masuk dari gea sebanyak tujuh kali, aku mencoba untuk duduk dan bersandar pada tembok, saat ini aku mengirimkan pesan singkat terhadap gea