Alena mengentakan langkahnya tegas dialuni suara-suara yang menggema cukup keras diselasar koridor. Matanya yang bulat menyapa seluruh pennghuni kelas, kemudian bibirnya yang manis tersenyum lebar.
"GUYSSSS GUE KANGEN KALIANNNNN!!" Teriak Alena memenuhi kelas, ia berlari kecil kemudian memeluk temannya, setelah berbulan-bulan Alena libur dari sekolahnya karna Alena mengidap penyakit asma.
Mira mendorong tubuh Alena, dengan menjulurkan tangannya kedepan.
"Bangsat Len gue sesek napas bego!" Deliknya sebal, lalu ia balas memeluk tapi tidak seerat tadi.
"Gilaa gue ada kabar bagus buat lo semua, lo semua harus denger gamau tau!" Tekannya pada semua teman-temannya.
Salsa menaruh cermin kecilnya lalu mendongak, "gibah apaan lagi? Kelas sebelah??"
Alena mendongak wajahnya berseri, kemudian mengangguk semangat. "Lo harus tahu ini berita sangat sangatt hottt."
Shania berjalan menuju bangku mereka berempat, duduk disebelah Tiara. Kemudian dari bangku sebelah Kesya menyusul.
"Gue rasa ya di kelas kita itu ga separah kelas sebelah, kemaren gue nemu mereka lagi ciuman di belakang sekolah. Its so hot omaygatt! Dan ini juga bisa aja kita laporin kalo mereka macem-macem sama kita." Alena berkata dengan nada sedikit kencang, Mira duduk sambil membenarkan kaca matanya.
"Lo yakin itu dari kelas sebelah? Ga salah liat kan?" Tanya Mira.
"Ya kali gue salah liat, gue serius anj. Gue liat dia lagi ditaman terus ciuman. Apalagi dia terkenal kan karna alim ya, terus juga dia kan ketua Rohis. Ya sekarang nama Rohis tercoreng gegara dia." Sambung Alena.
"Kenapa ya didepan kita si itu pura-pura baik banget si, terus juga pake acara muslimah muslimahan segala lagi." Shania menimpal.
"Najis." Tiara menimpali dengan kata pedas.
"Gue juga ada berita yang bikin kalian buka mulut, karna ini berasal dari kelas kita sendiri." Alena kembali menambahkan bahan baru.
Semuanya mendongak terpancing mendengar nama kelas sendiri.
Salsa kembali menaruh lip tint pink itu ke tasnya kembali menyimak pergibahan hari pertama yang sangat membosankan, senin.
"Lo tau kan si Naila ternyata..." ucapannya terhenti takkala bel keras berbunyi nyaring seantero sekolah, menandakan jam pelajaran pertama hendak dimulai. Kesya kembali ketempat duduknya dibarengi dengan Shania, mereka sebangku. Sedangkan Tiara dengan Salsa duduk dibangku belakang tepat nya dibelakang Alena dan Mira.
Alena mendecak sebal kemudian membalikan badannya kedepan, kembali menoleh kebelakang bersikeras ingin memberitahu.
"Nanti siang kita ke cafe depan buat bicarain ginian, ini rahasia banget sumpah!"
Salsa mengangguk mengiyakan sedangkan Tiara sudah membuka buku pelajaran pertama, Kesya dan Shania pun turut melakukan hal yang sama.
"Mir bawa buku psikologi ga?" Alena celingak-celinguk membuka tasnya, ia kembali menoleh ke selorokan meja tapi tidak menemukan.
"Lah iya mampus gue juga ga bawa, cabut ajalah yu! Males gue juga belajar." Mira mengusulkan ide, malah mendapat pelototan dari Tiara dibangku belakang.
Mira kembali menengok ke Salsa menunggu jawaban, "ini baru jam pertama nyet, nanti yang ada kita kena guru BK." Salsa mencoret bukunya dengan pulpen Tiara.
Alena menggelengkan kepalanya, "lo bego, banyak yang mau masuk PTN jadi lo harus banyakin belajar. Jangan bolos mulu kerjaannya, nih Salsa aja lagi mau tobat dari bolos-bolosan."
"Aelah Len, gue ga mau dihukum dilapangan gegara ga bawa buku. Emangnya lo mau nemenin gue dilapangan?" Tanya Mira.
Alena kemudian mengangguk, "iya."
"Sal abis ini kita ke perpus Lia yuu?" Ajak Mira karna sehabis ini ia ingin mencari referensi menulisnya.
"Siang ini gue lagi ada les li, ditempat les gue lagi adain ujian ulangan matematika. Besok ajadeh gue free." Jawab Salsa dengan senyum menyebalkan, membuat Mira mendengus kesal.
"Len, PR math kemaren lo udah kerjain belom? Nomer 17 gue kurang paham, ajarin donggg." Salsa menarik baju seragam Alena.
"Sabar anjing jangan ditarik nanti berantakan, ntar gue kasih tau kok." Cewe itu kembali menggambar pola-pola dipapan tulis.
"Lennnn." Panggil Kesya kencang sehingga nau tak mau gadis itu menoleh.
"Apann si Kess, gue lagi ngegambar bentar dulu jangan diganggu."
Setelah perdebatan panjang itu berakhir, tiba-tiba terdengar derit pintu terbuka membuat sang guru menoleh kearah pintu. Alena kembali mendongakan kepalanya menghadap pintu lalu tertawa kecil saat tahu bahwa Kenneth berada didepan kelasnya dengan cengiran khas bad boy nya itu, cowo itu berbicara dengan guru didepan sebentar sebelum akhirnya ia diperbolehkan duduk dibangkunya.
"Si kenneth kerjaannya telat mulu anjir enak banget kagak dihukum." Tiara menyeletuk membuat Salsa menoleh.
"Kata siapa? Si Ken itu sebelum masuk kelas dihukum dulu baru bisa naik kelantai 3 kita." Ucap Salsa terang.
"Tau dari mana lo?" Tanya Tiara sanksi.
"Gue kan keseringan telat kalo masuk sekolah otomatis gue dihukum mulu dan kebetulan disitu ada si Ken."
"Oh iya anjirr lu temen gue yang kerjaannya telat mulu, ga tanggung lagi kalo telat masuk jam 9 pagi. Gila lo udah kayak pemilik sekolah aja." Tiara tersenyum speechless.
"Lo sebenernya naik motor apa jalan kaki si? Kok kerjaan lo telat mulu?" Mira menoleh kebelakang dengan santai, saat guru itu tidak memperhatikan.
"Gue? Gue ga naik motor, tapi ngesot." Jawab Salsa asal kemudian terbahak dengan kencang.
Alena hanya diam kemudian menatap Ken dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.
Kenneth..gue udah lama banget suka sama lo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower
RomanceAlena Yolanda sering dipanggil dengan sebutan Lena, itu mempunyai mata besar dan belo, senyuman manis dengan lesung pipit dan tubuh kurus nya yang tinggi. ia sering dijuluki si genius karna memang dia sangat pintar didalam satu sekolah itu, dirinya...