Kenneth

13 2 0
                                    

Semenjak kejadian itu Lena memiliki pemikiran yang buruk, ia sering kali ditekan rasa bersalah. Bagaimana sahabat kalian yang setiap harinya hanya memikirkan kematian? Egois memang tapi itulah kenyataannya.

Salsa pernah overdosis obat penenang, beberapa kali masuk rumah sakit. Semua dilakukan hanya karna tekanan dari masa lalunya muncul lagi.

Alena memilih melupakan sebentar.

Bunyi suara handphonenya terdengar nyaring, Alena melihat siapa yang menelponnya siang-siang begini.

"Haloo Lenn?" Suara dari Sam terdengar canggung.

"Kenapa Sam?"

"Ohh engga, lagi kangen aja. Boleh kan?"

"Anjirr fuckboi banget." Gumam Lena dalam hati.

"Masih di Riau Len? Kapan pulang?"

"Sebentar lagi 2 hari lagi, kenapa emang?"

"Gue pengen banget nih ajak lo kulineran..haha sekali kali lo makan banyak supaya gemuk." Suara tawa Sam membuat hati Lena berdesir, semua ini dilakukan hanya untuk melupakan cintanya dengan Ken.

"Kapan-kapan dehh gue mau kok jalan kulineran."

"Yaudah oke sipp, oh iya udah makan? Jangan sampe engga ya, nanti lo sakit gue sedih. Hahaha."

Alena tersenyum, setelah telpon itu mati beberapa menit yang lalu. Dirinya bangkit untuk keluar kamar, semuanya dimulai saat itu juga. Cinta ketiganya, akan segera datang.

~~~

2 hari sudah terlewati, Alena masih tidak ingin membuka matanya. Rasanya sangat berat untuk sekolah, badannya pegal semua, napasnya juga masih belum teratur, kemarin malam asmanya kambuh.

"Lena kamu ga sekolah hari ini?" Bundanya mengetuk pelan pintu kamarnya.

"Engga bun, Lena masih sesek napas, capek bun." Jawab Lena pelan, bundanya masuk lalu membawakan segelas air hangat dan minyak kayu putih, membalurkan minyak itu ke punggung dan dada Lena.

"Istirahat ya, bunda mau pergi ke toko sebentar kamu tidur aja. Kalo mau makan bunda udah masakin nanti tinggal ambil dimeja makan."

Alena hanya mengangguk singkat kemudian memejamkan matanya lelah, otaknya memutar kejadian beberapa hari yang lalu, Ken lagi dan lagi menceritakan mantannya depan Alena, sungguh ia sangat iri dengan posisi cewek itu. Dimana Lena sangat menginginkan posisi Tasya, memanyunkan bibirnya kedepan, sungguh masih dengan hati yang dongkol ia berdecak pelan.

"Kapan si Kenneth sadar ya gue suka dia."

Tak berapa lama dering hpnya berbunyi lagi, mengagetkan pendengaran Lena yang belum siap berfikir.

"Woii Lenn, lo ga masuk? Kenapa?" Suara Ken terdengar riang disebrang sana.

"Ehh si anjir, gue lagi sakit. Selasa gue masuk kok."

"Ahh coba lo masuk, seru kita gibah dikelas." Suara tawa Ken mengumandang di telinga Lena, membuat darahnya berdesir hangat.

"Aelah gue ga masuk lagi, gibah apan deh?" Alena mengatur posisinya agak tiduran, dirinya lemas.

"Biasa si Esi, guru sejarah gila dateng-dateng udah manggil gue ke kantor, alesannya klasik banget anjing, katanya gue ngegoda anaknya. Dih siapa juga yang doyan." Ken berdecak geli kemudian tertawa lagi.

FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang