30 August 2008
Tom POV
Aku bangun dengan rasa sakit di kepala yang tidak ada tandingannya. Shitty vodka. Aku melihat sekeliling. Sial. Rumah ini sangat berantakan, satu hal yang langsung terlintas di pikiranku, dimana kameraku?! Sial. Aku mencari kameraku di antara kekacauan rumah kecilku ini, namun aku tidak dapat menemukannya dan aku mencoba mengingat kejadian semalam. I can't. Aku hanya ingat Edwin memberiku vodka itu semalam untuk membantuku melupakan masalah masalah ku. Ya tentu saja, hanya sejenak, sekarang masalahku bertambah karena aku tidak dapat menemukan kameraku!! Penghasil uangku! Satu satunya harapanku. Sekejap aku meraih ponselku untuk menghubungi Edwin. Tanpa hitungan menit dia mengangkatnya.
"Ya ada apa?" tanya Edwin
"Apa ada kamera milikku di apartment mu?" tanyaku
"Tidak ada" jawabnya singkat
"Benarkah? tidak kau cari dulu?"
"Aku sudah membersihkan apartement ku pagi ini" jelasnya lagi
"Baiklah" aku mengakhiri telepon dan bergegas membereskan rumahku ini, setidaknya aku melakukan hal benar setelah kekacauan ini, tidak hanya mengutuk pada diri sendiri. Ugh kepalaku sakit sekali untuk berjalan, aku harap ini segera berakhir.
Emma POV
Aku meninggalkan Tom semalam, tidak ada gunanya bicara saat keadaannya seperti itu. Tidak terasa ini sudah hari ke empat. Aku kembali lagi menemui Alyssa, dia terlihat sama seperti hari kemarin dan tertidur.lagi.dikelasnya. Aku tidak dapat menyimpulkan apa yang salah dengannya, tapi jika dia terus seperti ini, dia akan gagal. Rasanya sangat ingin aku bertanya apa yang mengganggunya, tapi tidak bisa, ugh aku benar benar membutuhkan Tom, aku harus menampakkan diri secepatnya, sebelum aku benar benar...menghilang. Saat kelas berakhir, ada seorang wanita mendatangi Alyssa.
"Alyssa" wanita itu menepuk pundak Alyssa
"Iya?" Alyssa menjawab singkat tanpa membalikkan badan,sepertinya ia sudah mengetahui siapa wanita yang memanggilnya
"Aku tau ini sulit bagimu,tapi kau harus bangkit, kau tidak boleh terus seperti ini" ucap wanita itu
"Kau tidak tau apa apa" dia masih membelakangi wanita itu dan mulai berjalan kembali
"Aku tau bagaimana rasanya, aku tau rasanya kehilangan orang yang kita sayangi!" Wanita itu berjalan cepat menyusul Alyssa. Mereka membicarakanku? Alyssa seperti ini karenaku?
"Kau tidak mengerti! Satu satunya cara aku bertemu dengannya hanya dengan seperti ini!"
"Seperti apa?! Dengan tidur di kelas?! Menjauhkan diri dari orang orang?! Atau apa?!" Ini semakin memburuk, aku tau ini semakin memburuk, wajah Alyssa mulai memerah begitupun dengan temannya
"Iya! Iya! dengan itu semua! Hanya dengan tidur aku dapat bertemu dengan Emma, dia selalu hadir dalam setiap mimpiku! Itulah alasanku mengapa aku selalu tidur dikelas! Aku merindukannya! Aku-aku tidak ingin dia pergi! Aku tidak ingin dia pergi dari hidupku! aku-" Alyssa terlihat kehilangan kata kata,air matanya tumpah hanya dengan satu kedipan, lalu dia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, lalu wanita itu, yang ku anggap sebagai temannya langsung memeluknya erat. Aku bersyukur, masih ada orang disampingnya yang bisa membuatnya nyaman saat aku tidak ada, walau aku merasa iri, aku sangat ingin memeluknya saat ini,tapi aku tidak bisa,dan aku harus menahan diri. Agar saat dimana aku benar benar pergi, ini tidak akan terlalu sulit bagiku. Mendengar penjelasan Alyssa membuatku ingin menangis, tapi tidak. Aku menahannya aku tidak boleh terus menangis, sudah banyak air mata yang terbuang selama aku hidup,aku tidak boleh menangis lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
40days
RandomAkhirnya aku menyadari bahwa semua ini bukan tentangku dan bukan juga tentang mereka. Namun ini tentang mereka dalam kenanganku. Lalu semuanya terlihat pudar yang kulihat gelap dan aku merasa....menghilang