31 August 2008
Hari ke lima. Hanya tersisa 35hari sampai semua ini berakhir, sampai aku benar benar tenang. Tidak akan ada ibu, Ayah, Alyssa, dan Radit. Oh ya Tom, sekarang dia akan masuk dalam kenanganku. Aku tertawa kecil melihat Tom tertidur dikasurnya, dia terlihat bodoh saat tidur. Aku tidak bisa lebih berterimakasih padanya karena dia mengizinkanku tinggal bersamanya, setelah perbincangan panjang dan semua pertengkaran dengannya semalam, akhirnya dia dapat mengerti bagaimana keadaanku. Aku dapat menyimpulkan sekarang Tom adalah orang yang sangat sulit diajak bekerjasama, aku sampai harus menangis berkali kali sambil memohon padanya agar semua ini terjadi, dia bahkan tidak ingin mendekatiku, dia bilang dia takut padaku, dia berkali kali mengatakan
'kau hanya hayalanku'
'Ini semua tidak nyata'
'Aku akan terbangun dan menyadari ini hanya mimpi'
Dan perkataan Tom yang sangat menyakitiku adalah
'Kaulah mimpi burukku'
Mungkin dia tidak menyadari aku mendengarnya, karena dia mengatakannya dengan sangat pelan, seperti bicara dibelakangku fuckin two face.
Aku menelusuri kamarnya, banyak foto foto yang menempel dan menggantung di dinding, terlihat sangat berkelas. Lalu kenapa sekarang dia menjadi seperti ini? Ugh. Kebiasaan ku mengurusi urusan oranglain.
Sudah pukul sembilan pagi, Tom masih belum juga bangun. Apa dia selelah itu? Aku sangat bosan diam disini tanpa melakukan apapun, tidak ada yang menarik disini selain kamera milik Tom, maksudku yang Tom pinjam. Aku sangat ingin memegangnya dan mengambil beberapa gambar, andai aku bisa.
"Jadi Radit, kau akan membawaku kemana!" Tanyaku berteriak karena Radit memakai helm dan dia tidak akan mendengar ku jika aku tidak berteriak. Aku mendengar samar dia menjawabku.
"Apa!" Tanyaku lagi
"Ketempat yang akan kau sukai! Sekarang diam, jika kau tidak ingin kita masuk rumah sakit!" Jawab Radit. Aku diam tanpa menjawabnya. Tiba tiba dia mengarahkan motornya ke bahu jalan dan memberhentikan motornya lalu melepas helmnya. Apa kita sudah sampai?
"Kau marah?" Tanya Radit. Apa ada alasan bagiku untuk marah?
"Tidak, kenapa?"
"Tidak, kau tidak menjawabku dan tidak berkutip sama sekali,-"
"Kau kan yang menyuruhku untuk diam" potongku.
"Biasanya kau tidak pernah mendengarkan apa yang kukatakan"
"Terserahlah" aku memutar mata.
Raditpun kembali memakai helmnya dan kembali menjalankan motornya. Aku berpegang erat pada pinggangnya. Menikmati angin di sore hari. Berapa lama lagi aku dapat merasakan hembusan angin? Berapa lama lagi aku dapat melihat senyum semua orang yang aku sayang? Berapa lama lagi aku dapat memegang kameraku ini? Berapa lama lagi aku dapat memotret semua yang aku lewati? Berapa lagi aku dapat bersama Radit? Merasakan kehangatan dalam pelukkannya, mendengar suaranya, melihat caranya tertawa, berapa banyak hal yang akan aku lewati? Dapatkah aku berkualiah? Atau waktuku habis di masa SMA?
"Emma" Panggil Radit
"Hm?" Gumamku
"Kita sudah sampai" kata Radit.,Oh. Aku bahkan tidak menyadarinya, pipiku tepat di pundaknya, tanganku melingkar erat di pinggangnya. Itulah kenapa dia masih tetap diposisinya. Aku segera melepaskan tanganku dari pinggangnya dan turun dari motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
40days
RandomAkhirnya aku menyadari bahwa semua ini bukan tentangku dan bukan juga tentang mereka. Namun ini tentang mereka dalam kenanganku. Lalu semuanya terlihat pudar yang kulihat gelap dan aku merasa....menghilang