Disclaimer: OOC, typo bertebaran dan author yang tukang PHP (walau pasti diusahakan sampai selesai, kapannya gak tau :v) dan masih banyak kekurangan lainnya, harap dimaklumi.
~Don't like, don't read~
Happy reading!
***
Soraru POV
Udara dingin membeku saat malam musim panas, asap putih keluar dari mulutku, tangan bertautan, berusaha sebaik mungkin untuk tetap hangat. Kaki-kaki bergerak dengan kaku, sedikit gemetar karena menahan berat tubuh, tas berisi gitar besar menambah beban dengan baik.
Lelah.
'Hari ini berat sekali...' aku menguap seraya terus berjalan, tanpa sengaja menatap jam tangan yang menunjuk angka sepuluh lebih lima. 'Kuharap bis malam masih ada...'
Langkah kakiku bertambah lebar, kemudian berubah lebih cepat, aku berlari sepanjang jalan menurun, keringat mengalir di dahiku, beban dipunggungku berbunyi berirama, sepatu bergesekan dengan trotoar yang semakin jarang, halte tidak jauh dari sini.
"Ah!" Nafasku memburu, berusaha untuk tetap tenang dalam kegelapan yang mengelilingiku, lampu jalan tidak berfungsi dengan baik ditempat ini.
'Karena...'
Dengan perlahan, aku meletakkan tas berisi gitar yang berharga, kata ayah, benda tua ini bahkan lebih penting dari rumah sekaligus kebun strawberry milik kakek, yang langsung kuanggap lelucon karena mengingat harga tanahnya itu tidak main-main. Tapi meski begitu, aku tetap berusaha untuk menjaganya.
...
"Hei."
Layar ponsel yang sedari tadi kuperhatikan kini beralih, earphone segera kujauhkan dari telinga, perhatian kini terarah pada anak kecil yang tengah duduk tak jauh dariku.
'Sejak kapan?'
"Hei." Dia kembali berucap, sedang aku masih terpaku ditempat. "Menunggu bis, ya?"
Pertanyaan yang sudah jelas, kurasa dia sedang mencoba basa-basi. Ya, mungkin akan kutanggapi, mengingat hanya ada kami ditempat sepi ini.
"Ya, uhm... nomor 9." Ucapku dengan pelan, iris safir ku tanpa sadar mengamatinya. Surai putih pucat dengan mata merah menyala, umurnya sekitar 11-12 tahun, tatapannya yang intens membuatku sekilas melihatnya seperti hantu.
'Tapi aku tidak pernah melihatnya, apa dia orang baru disekitar sini?'
"Bagaimana denganmu? Kenapa malam-malam seperti ini kau malah keluar rumah?" Aku tidak tau apa yang sedang kubicarakan, tapi rasa penasaran itu keluar dengan sendirinya.
Dia tersenyum, memperlihatkan gigi-geligi dengan taring yang mencuat keluar, "Aku menunggu nee-chan!" Jawabnya ceria, kaki telanjang berayun-ayun di kursi panjang, terlihat sepasang sepatu lusuh tidak jauh dari tempatnya duduk. Sepertinya dia sangat menunggu pertanyaan ini. "Kata ayah dia akan datang nanti malam, karena itu aku berniat menungguinya disini!!" lanjutnya lagi, kali ini dengan gerakan tangan yang berlebihan, dari raut wajahnya, sepertinya dia senang sekali dengan kedatangan kakak perempuannya itu.
"Kalian tidak pernah bertemu?" Tanyaku tanpa pikir panjang, dengan cepat aku menutup mulut dan meminta maaf atas kelancanganku. "Ma-maaf... Aku tidak bermaksud untuk menanyakan itu..."
Anak itu menggeleng pelan, kemudian tersenyum lagi, kali ini dengan sedikit terpaksa. "Nee-chan pergi bersama ibu selama ini... Jadi aku sangat senang karena dia akan datang!! Bahkan aku sudah menyiapkan kado di rumah!!" Suasana hatinya langsung berubah, memang anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me?
RandomSoraru mengerti bahwa dirinya istimewa, karena itu dia menghindari semuanya. Apa yang dia lihat 'sedikit' berbeda daripada orang pada umumnya, tapi gadis itu mempunyai hal lain. Sangat memuakkan. 'Kenapa harus aku?' 'Berhenti menggangguku dan pergil...