13 | RULES

50.2K 7.6K 639
                                    

Yg baca sih lumayan, tapi vote sama komennya dikit banget.
Mungkin banyak silent readersnya
:(

Padahal dukungan kalian lewat vote dan komen itu bikin aku semangat banget lanjut nulis. Bukannya apa sih, biar aku merasa kalo ada manusia nyata yg baca karyaku aja.

Selamat baca ya silent readers :(

***

Mobil Galang berhenti di depan sebuah rumah merangkap klinik kesehatan jiwa. Di terasnya terdapat plakat Malorie Elsa S.Psi, M.Psi, Psikolog beserta nomor ijin prakteknya. Perawat yang sedang duduk di belakang meja resepsionis langsung berdiri menyambutnya begitu Galang masuk.

"Kebetulan banget hari ini lagi sepi. Mas Galang langsung masuk aja! Mbak Elsa kosong sampai nanti jam empat." Ujar perawat itu.

Galang tersenyum sebagai tanda terima kasih.

"Tok, tok!" Ujar Galang saat membuka pintu ruangan praktek Elsa.

"Pake ngetuk segala! Masuk, lo!" Sahut Elsa saat mendongak dan melihat siapa tamunya. "Katanya mau dateng jam tiga?"

Galang duduk di kursi pasien. "Sejam doang dong konsulnya! Ogah rugi gue."

Elsa tertawa. "Nah. Coba ceritain lagi, sejak kapan lo mulai sleepwalking?"

"Bukan gue. Ini cewek. Umurnya sekitar dua enam-dua tujuhan. Kata dia, setahun belakangan nggak pernah kambuh. Baru semingguan ini kumat lagi. Pernah yang sampe tiga hari berturut-turut. Terus besoknya enggak." Elsa mendengarkan dengan serius dan sesekali mencatat di notebooknya selama Galang menjelaskan.

"Sleepwalkingnya kayak gimana?"

"Pas pertama kali gue liat dia kena serangan, tengah malem dia ngaduk-ngaduk isi kulkas. Makan banyak banget. Pas gue coba bangunin, dia muntah-muntah di toilet. Abis itu ketiduran lagi. Anehnya, tiap gue singgung paginya dia bilang nggak inget apa-apa. Besok malemnya dia berusaha buka pintu depan. Matanya itu melek sedikit, tapi wajahnya blank doang. Pas gue bangunin, dia malah tidur lagi."

Elsa manggut-manggut.

"Biasanya tidur berjalan disebabkan oleh stress atau banyak pikiran."

Galang menegakkan tubuh seketika. "Nah! Dia emang bilang begitu."

"Lo tau dia lagi ada masalah apa?"

Galang menceritakan masalah yang sedang dialami Gie dalam versi singkat, padat, dan jelas. Usai menjelaskan, Elsa mengetuk-ngetuk ujung pena ke atas meja. Ia nampak berpikir sejenak.

"Pada umumnya, penyakit tidur berjalan ini nggak serius dan bisa hilang sendiri kecuali disertai gejala sleep apnea, gangguan pernapasan. Penderita terganggu dengan adanya periode henti napas secara berulang pada saat tidur. Hal itu terjadi karena kekurangan pasokan oksigen ke dalam otak dan tubuh."

Galang coba mengingat-ingat. "Gie nggak ada sleep apnea."

Elsa mengangguk sebelum melanjutkan. "Biasanya, bagi orang awam, tidur berjalan sering dikaitkan dengan fenomena mistis, jadi mereka cenderung enggan membangunkan penderita. Padahal itu salah besar. Tindakan lo yang membangunkan setiap kali dia mengalami serangan itu sudah bagus. Lo harus bawa dia ke tempat aman, jauh dari benda-benda berbahaya, baru dibangunin. Nggak ada efek samping serius kok kalo ngebangunin orang yang lagi tidur berjalan."

"Dia bilang nggak ada obatnya." Galang mengungkapkan hal yang paling menganggunya.

"Untuk hal itu, harus ketemu dokter dulu. Biar bisa dicari tau penyebab tidur berjalannya karena apa. Gue nggak ada kapasitas buat kasih resep obat. Psikiater yang boleh kasih, itupun harus dari diagnosa yang tepat."

mechanic&lover [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang