Chapter 3 : Kedatangan Siswa Baru

40 19 60
                                    

- Tidak semua alasan seseorang pindah sekolah karena sesuatu yang buruk -

M

ovil Evan sudah melaju. Lalu, disusul oleh motor Evan, Abay dan Vian. 

33 menit kemudian, mereka berempat telah tiba di sekolah. Mereka pun bergegas memarkirkan kendaraannya di tempat parkir.

Tidak lama, mereka berlari menuju gerbang sekolah yang memang belum ditutup dan segera pergi ke kelas masing-masing.

Evan, Abay dan Vian satu kelas. Jadi, mereka bersama-sama berlari menuju ke kelas 11 IPS 1.

Sedangkan, Vano adalah murid kelas 11 IPS 3. Ia berjalan sendirian menuju ke kelasnya.

Ketika mereka bertiga sudah tiba di kelas, Abay dan Vian langsung duduk di tempat duduk mereka. Melepas lelah karena pagi-pagi sudah harus berlari mengejar waktu.

"Huh, capek. Alhamdulillah kita cuma telat 25 detik ya, Bay. Jadi, satpam masih bisa memaklumi," tutur Vian sambil menyandarkan punggungnya di tempat duduk.

Abay hanya mengangguk menyetujui perkataan Vian dan mencoba untuk mengatur nafasnya. Sepertinya, ia merasa tidak sanggup lagi untuk berbicara.

Namun tidak dengan Evan. Ia masih tetap berdiri memperhatikan perempuan yang sedang duduk di tempat duduknya.

Perempuan itu sedang asyik scroll layar handphone miliknya. Sampai-sampai ia dikagetkan oleh Evan yang tiba-tiba mendekatkan wajahnya dengan tatapan sedikit menakutkan.

"Ah! kamu mengagetkanku," perempuan itu menoleh ke arah Evan. Ia menaruh handphonenya di meja. “Ada apa?”

Evan tidak menghiraukan perkataannya.
Ia bertanya kepadanya dengan nada penasaran. "Kenapa kamu duduk disini? apa kamu tersesat?"

"Pertanyaan macam apa itu?" batin perempuan itu.

"Ah, iya. Maaf. Aku tidak tahu harus duduk dimana.  Dan aku pikir disini tidak ada yang menempati. Jadi aku duduk disini," jawabnya.

Evan mengoh-riakan jawaban perempuan itu.
Ia bertanya lagi kepadanya, “Memangnya kamu tidak menanyakkan itu ke teman-teman di kelas ini?"

Perempuan itu seketika menoleh ke arah teman-teman di sekelilingnya.
Lalu, ia pun kembali menatap Evan dan menjawab pertanyaannya. "Tadi aku sudah bertanya. Tapi, tidak ada yang menjawab.”

Evan mengangguk. Ia dapat mengerti penjelasan perempuan itu barusan.
Memang sebagian teman-teman di kelasnya, bukan tipe teman yang menerima kehadiran teman baru.

Dan, Evan merasa yakin bahwa tadi saat perempuan itu datang, hanya ada beberapa siswa di kelas.
Dan, mungkin mereka adalah teman yang Evan maksud tadi.

“Tok!Tok!Tok!”

Suara ketukan pintu itu membuat semua siswa menoleh ke arah pintu kelasnya. Sepertinya, ada guru yang datang. Namun Evan masih berdiri disana.

Tidak seperti teman-temannya yang lain seketika diam tidak berbicara.
Padahal tadi ramai dengan obrolan mereka. 

Pintu itu pelan-pelan dibuka oleh seseorang.

"Hai semuanya! Selamat pagi! Dan semoga bahagia!" sapa seorang perempuan dengan wajah imut bernama Jubaila sambil melambaikan telapak tangannya dan menunjukkan senyuman ceria di pagi hari.

Ternyata itu bukan guru. Melainkan dia adalah murid kelas 11 IPS 1 juga. Teman-teman pun merasa terkejut.

Ada yang menyalahan Jubaila karena telah membuatnya tegang. Dan, ada juga yang tertawa karena terkejut sekaligus menghibur.

F3 : FIGHTING FOR FRIENDS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang