Jangan kecewakan aku.
Itu kalimat yang sejak tadi terngiang di kepalanya. Selepas dari ruangan jenderal, hingga saat ini ketika kedua kakinya berjalan melintasi koridor dengan lantai yang terbuat dari batu pualam, sudah terhitung setengah jam lamanya kalimat yang sama terngiang di kepalanya.
Ia mendecak, berhenti di salah satu sudut jendela besar yang menampakkan suasana kelam angkasa. Di luar sana, gersang tampak dimana-mana. Celah-celah gua yang tampak sebagai kawah jika dilihat dari sisi luar, menyembunyikan bangunan megah yang telah berdiri lebih dari satu-miliar tahun lamanya. Selama itu, merupakan sebuah keajaiban jika markas pengembara ini masih tak tampak pada jangkauan makhluk penghuni bumi yang menyebut diri mereka sebagai manusia.
Ia kembali mendecak, kali ini diikuti desahan lelah yang muncul dari mulut berpoles gincu sewarna darah. Kata-kata jenderal tertinggi sejam yang lalu membuat kepalanya serasa ingin pecah.
“Aku punya misi yang bagus untukmu. Bisakah kau melakukannya?”
Jika saja saat itu dia menanyakan dulu tentang misi apa yang diinginkan sang jenderal, bukannya malah menjawab “silahkan katakan saja, Tuan.”, maka mungkin dia takkan se-pusing ini sekarang.
“Pergilah ke ursa minor lalu lanjutkan ke konstelasi cygnus, setelah itu datangi satu per satu delapan konstelasi lainnya.”
Karena dia tak pernah menebak jika sang jenderal akan memberikannya misi diluar akal sehat seperti ini. Tidak, jika misinya hanya pergi ke sepuluh konstelasi yang ditunjuk satu per satu secara berurutan seperti yang di tuturkan sang jenderal, ia sama sekali tak keberatan. Karena ia bahkan pernah menyeberangi galaksi dan berhadapan dengan berbagai macam lubang hitam hanya untuk menyelesaikan satu misi. Pergi ke konstelasi bukan hal besar untuknya.
Tapi, ia tahu jika kata-kata itu bukanlah misi yang sebenarnya. Mirip undang-undang yang memiliki preambule, kata-kata jenderal selalu punya basa-basi sendiri di awal sebagai pembuka. Dan sebagai inti pembicaraan, beliau selalu langsung masuk ke dalamnya secara cepat. Kadang membuat beberapa ksatria baru terkejut dengan perintah yang terkesan tiba-tiba.
Gadis ini, dia terlahir sebagai salah satu cahaya dari rasi bintang Ursa Minor. Tepatnya, sebagai pecahan cahaya dari Polaris yang cahayanya sangat tersohor di seluruh jagat semesta, walaupun tak seterang Sirius atau Canopus. Yang membuat dirinya spesial, tak lain adalah karena Polaris merupakan bintang yang digadang-gadang memiliki keturunan terkuat. Pecahan cahaya dari Polaris selalu menghasilkan keturunan, yang kemudian masuk ke dalam keluarga terpilih bereputasi bagus di seluruh semesta. Sayangnya, Polaris bukan bintang murah hati yang selalu menghasilkan keturunan setahun sekali. Hitungan satu tahun dalam planet-planet di jagat raya tak sama, tentu saja. Tapi berkat keangkuhannya, Polaris yang merupakan sebuah bintang, berhasil membuat seluruh semesta melihat kearahnya dan rela menghitung tahun sesuai hitungan rotasinya.
Pecahan cahaya pertama darinya tak terlalu mendapat banyak perhatian. Tapi itu tak berlangsung lama. Karena kemudian, setelah menjalankan proses tumbuh-kembangnya, keturunan pertama Polaris berevolusi menjadi ksatria terunggul di jagat raya. Keturunan pertama Polaris adalah seorang laki-laki. Ia mendapat berkat penuh dari konstelasi Ursa Minor yang merupakan induk konstelasi bintang yang menaungi Polaris. Seiring perkembangannya, konstelasi Scorpio ikut memberkatinya. Tapi hal ini bukan hal bagus karena itu artinya, konstelasi Orion tak bisa memberkatinya. Anak laki-laki itu tak merasa perlu mendapat berkat dari seluruh konstelasi. Karena menurutnya, tanpa itupun dia sudah melampaui kekuatan yang semesta punya.
Konstelasi Orion yang merasa terhina, balas memberikan anak Polaris sebuah kutukan yang berkata jika pada akhir hidup, seluruh keturunan sang laki-laki akan mati tersedot lubang hitam. Bukannya marah, sang laki-laki malah tertawa mendengarnya. Ia membalas dengan perkataan jika sekalipun itu menjadi nyata, ia akan menerimanya dengan senang hati. Maka terjadilah kutukan itu. Seluruh keturunan sang laki-laki tersedot lubang hitam di akhir hidupnya. Seluruh keturunannya perempuan, sangat banyak, tapi tak ada satupun yang bisa mengandung. Berbeda dengan sang Ayah, anak-anak perempuannya mendapat perlakuan buruk di semesta. Karena tugas keturunan hanya menikah dan menghasilkan keturunan yang lebih banyak lagi untuk mewujudkan kelahiran bintang-bintang baru di ruang angkasa. Hal yang tak bisa dilakukan anak-anak dari keturunan Polaris. Hingga sampai akhir, kisah keturunan pertama Polaris menjadi menyedihkan karena ia tak memiliki jejak hidup apapun.

KAMU SEDANG MEMBACA
le centième | Lee Jeno
Fanfiction[ featuring Jeno of NCT DREAM ] • [ 𝐰𝐞 𝐰𝐢𝐥𝐥 𝐞𝐱𝐩𝐥𝐨𝐫𝐞 𝐭𝐡𝐞 𝐮𝐧𝐢𝐯𝐞𝐫𝐬𝐞, 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐭𝐰𝐨 𝐬𝐨𝐮𝐥𝐬 𝐛𝐨𝐮𝐧𝐝 𝐭𝐨 𝐤𝐢𝐥𝐥 𝐞𝐚𝐜𝐡 𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 ] Polaris berpesan, "jangan mempermalukan ku, karena kalian membawa namaku" Maka perang...