— Camelopardalis constellation,
120 hours after from Polaris castleKonstelasi Camelopardalis. Sebuah konstelasi bintang yang berukuran cukup besar yang bertetangga dengan Ursa Minor. Sama-sama berada di belahan langit utara, lebih besar dari ursa minor, tetapi sayangnya redup. Bintang-bintang didalamnya berusaha untuk menunjukkan eksisteni sang tuan konstelasi dengan benar. Memiliki kebanggaan tersendiri bagi mereka. Ya, tentu saja. Tetapi karena cahaya Camelopardalis bahkan tak bisa menandingin kumpulan konstelasi tetangganya, reputasi konstelasi ini jadi buruk.
Sikap dari tubuh sang Camelopardalis sendiri yang terkesan lemah-lembut membuat-nya lebih sering diremehkan. Maka dari itu kabar dari konstelasi ini sangat jarang bahkan hampir tak pernah terdengar di seluruh bima-sakti.
Alasan ini pula yang membuat Sen memilih melalui konstelasi ini setelah berhasil mendapat berkat dari Ursa Minor. Seperti yang ia katakan, ia tak pernah menginjakkan kaki di istana Polaris lebih dari lima jam lamanya. Dan seperti itu pula, kenyataan terjadi. Sejauh ini semua hal terjadi sesuai perkiraannya. Ralat, semua 'hal dasar' terjadi sesuai perkiraannya. Ini berarti ada hal-hal diluar ekspektasi Sen telah terjadi di sana. Dan dari semua hal itu, yang paling mengejutkan adalah dengan adanya sosok laki-laki yang kini tengah duduk di salah satu kursi ruang makan dalam kapal angkasa Sen sambil menunduk.
Sen mendecih melihatnya. Ingatannya terbang ke seratus dua puluh jam yang lalu dimana ia baru bertemu dengan laki-laki ini. Lewat perantara Polaris yang entah kenapa hari itu secara terus-menerus menyebut dirinya dengan sebutan "ibu" dihadapan mereka. Sen tak suka mendengarnya. Alih-alih senang karena akhirnya dia punya keluarga yang mengakuinya, ia malah merasa marah. Hidupnya terlalu berharga untuk dipermainkan seperti itu oleh makhluk-makhluk yang menganggap diri mereka punya derajat tinggi di alam semesta.
Sen merasa kesal. Disaat usianya genap menginjak angka satu juta tahun, ia dikejutkan dengan fakta jika ternyata ia mempunyai seorang kembaran yang ternyata selama ini dijaga 'dengan baik' di tengah belas kasih Galaksi Andromeda. Dan sekarang, saat laki-laki yang mengaku kembarannya ini muncul, tiba-tiba saja ia didapuk sebagai entitas kuat yang kekuatannya setara dengan Sen. Wajar bukan jika ia merasa marah? Atau hanya kesal?
Apapun itu, Sen tak peduli. Toh bagaimanapun perasaannya sekarang, itu tak akan penting bagi mereka— si petinggi semesta— jadi biar saja perasaan Sen membaik dengan sendirinya. Lagipula, terlebih dari Ursa Minor dan Ursa Major yang dengan mudahnya memberikan berkat pada keturunan Polaris, yang membuat Sen terbebani adalah dengan munculnya hal yang nanti dan seterusnya akan menandai identitas dirinya. Ya. Sen baru saja mendapatkan sebuah nama dari Polaris. Bersamaan dengan si bintang induk memberi sebuah nama untuk laki-laki yang untuk seterusnya dikenal oleh seluruh semesta dengan sebutan 'kembaran' dari Selena Phoebe è Polaris.
Sen tetap mempertahankan nama panggilan yang diberikan Polar padanya. Maka dari itu dengan baik hati Polaris memberikan Selena Phoebe è Polaris sebagai nama resminya. Sen sedikit tersentuh mendapatkannya. Tapi bukan berarti dirinya akan menerima Polaris begitu saja. Ia masih seorang pemberontak.
Dan laki-laki itu, yang sampai saat ini masih bertahan pada posisi menunduk, mendapat nama resmi yang seharusnya sangat bertolak belakang dengan sikapnya sekarang. Sach Tayron è Polaris. Dengan memberikan dia nama itu, Sen dapat mengerti harapan besar yang diletakkan Polaris kepadanya. Dia ingin laki-laki ini menjadi orang yang nantinya akan diingat terus oleh Tuhan sebagai orang hebat dari semesta. Dia juga ingin jika laki-laki ini menjadi orang paling berkuasa dibanding siapapun di semesta. Mengingat kenyataan itu, entah kenapa Sen sedikit merasa kesal dengan laki-laki yang duduk di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
le centième | Lee Jeno
Fanfiction[ featuring Jeno of NCT DREAM ] • [ 𝐰𝐞 𝐰𝐢𝐥𝐥 𝐞𝐱𝐩𝐥𝐨𝐫𝐞 𝐭𝐡𝐞 𝐮𝐧𝐢𝐯𝐞𝐫𝐬𝐞, 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐭𝐰𝐨 𝐬𝐨𝐮𝐥𝐬 𝐛𝐨𝐮𝐧𝐝 𝐭𝐨 𝐤𝐢𝐥𝐥 𝐞𝐚𝐜𝐡 𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 ] Polaris berpesan, "jangan mempermalukan ku, karena kalian membawa namaku" Maka perang...