✧・a road on the right track

23 8 0
                                    


- inside of Oort Cloud,
36 hours after meeting.

Dingin. Sudah ratusan kali ia melewati medan ini. Awan Oort, yang disebut sebagai waduk komet yang terletak di sisi terluar tata surya. Ah, atau lebih tepatnya merupakan batas yang memisahkan tata surya dengan sistem kosmos di luar sana. Seperti namanya, waduk komet, tempat ini memiliki suhu sangat rendah. Tidak, bukan merupakan tempat dengan suhu terendah di jagat raya. Terlalu berlebihan jika menyebutnya begitu. Karena pada nyatanya, terdapat banyak sekali tempat yang memiliki suhu dengan kerendahan ekstrem melebihi sistem Awan Oort ini.

Tapi sekarang bukan waktu untuk membicarakan keperkasaan Awan Oort yang melingkupi seluruh tata surya, melindunginya dari berbagai kejadian kosmik yang kadang tak masuk diakal. Yang lebih penting dari itu, adalah kegelisahannya, si gadis keturunan keseratus dari Polaris. Ia tentunya tahu tentang ramalan yang menyebutkan bahwa keturunan keseratus Polaris yang nantinya akan membawa kedamaian kembali bagi salah satu sisi kecil semesta yang sedang saling bersitegang. Ia juga tahu, jika dirinya merupakan keturunan keseratus dari bintang Polaris jika hitungan alam semesta tak salah menyimpulkan. Yah, bukannya meragukan kemampuan jagat raya, tapi bisa saja hitungan itu salah.

Ah, tidak. Atau lebih tepatnya dia yang berharap terlalu berlebihan hingga menampik kenyataan yang memberatkannya terkait ramalan yang tak ia sukai sepanjang masa hidupnya.

Ia tak suka. Memang. Sejak lahir, ia tak memiliki keluarga. Karena seperti dalam cerita, keturunan ketiga Polaris dan seterusnya tak lain merupakan cahaya yang dibuang dari Bima Sakti- tempat seharusnya ia tumbuh dan berkembang. Karena hal itu pula, keturunan ketiga hingga dirinya sendiri sekarang, tak pernah memiliki nama. Seluruh makhluk di semesta memanggil mereka dengan 'sang keturunan terbuang', sebutan yang paling hina. Yang harusnya tak layak didapatkan oleh para ksatria yang berhasil mengembalikan tatanan jagat raya ke bentuk yang seharusnya.

Dan seperti dalam cerita pula, keturunan Polaris hanya terlahir sekali dalam sepuluh juta tahun- pengecualian untuk jarak antara keturunan kedua dan ketiga yang mencapai delapan puluh juta tahun- dan berkat macam-macam kutukan yang diberikan oleh sepuluh konstelasi yang menyebalkan itu, membuat tiap keturunan Polaris harus menjalani hidup seorang diri tanpa mengenal saudara-saudari.

Baik, lupakan tentang cerita masa lalu itu. Lagipula ia tak benar-benar sebatang kara di alam semesta ini. Bintangnya selalu menemani. Saat ini, yang paling penting adalah, bagaimana cara ia mendekati sepuluh konstelasi itu tanpa membuat mereka menyadari kehadirannya. Tidak. Itu pemikiran bodoh. Para konstelasi itu bukan kumpulan bintang murah hati yang senantiasa memberi berkat pada mereka yang melintas di sekelilingnya. Oh, ayolah. Jika memang begitu, alam semesta ini sudah sangat sempurna.

Mungkin pertanyaannya yang harus diganti. Bagaimana cara mendekati konstelasi yang bahkan tak mau menerima keturunan Polaris. Ya, sejauh ini hanya itu pertanyaan yang mendekati.

Tapi tetap saja, sekeras apapun dia berpikir, sepintar apapun dia menilai dan menimbang peluang-peluang yang mungkin terjadi bila ia masuk melalui gerbang resmi, hal yang ia dapat di pikirannya hanya gambaran berbagai cara bagaimana-ia-dibunuh-saat-sampai-kesana. Mungkin tak sekejam itu juga, lagipula ia belum punya bayangan akan konstelasi mana yang akan ia datangi lebih dulu.

Gadis itu mengalihkan pandang ketika selesai dengan lamunannya. Netranya menangkap pemandangan sistem Awan Oort yang masih saja kaku seperti biasa. Satu tangannya bergerak menyentuh jendela kaca tebal kapal angkasa miliknya. Menjadi ksatria itu bukan hal mudah. Maka dari itu kompensasi mewah seperti ini sangat wajar diterima. Dari seluruh hidupnya yang tampak tak berharga, kemampuan dan kemewahan inilah hal yang patut ia syukuri. Setidaknya, ia punya lima pelayan yang setia padanya. Lima? Oh, atau mungkin enam? Ia tak tahu apakah 'bintang'-nya wajib masuk hitungan sebagai pelayan atau tidak. Secara mereka telah tumbuh bersama sejak masih sama-sama menjadi gumpalan cahaya yang mengarungi semesta.

le centième | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang