09

821 131 82
                                    


Renjun dan Jaemin menjadi pusat perhatian para mahasiswa, wajah tampan mereka lebih tepatnya. tak jarang juga mereka membeda bedakan Renjun dan Jaemin dengan Lucas, Mark, dan Jeno.

"Ku dengar Lucas sudah pindah ke Hongkong."

"Eh, benarkah? Tapi bagus juga, tidak ada yang mencelakai Renjun lagi."

Renjun langsung menoleh ke belakang menatap kedua gadis yang tengah mengobrol.

"Lucas pindah?" Batinnya bingung.

Jaemin menepuk pundak Renjun, "ada apa?"

"Tidak ada."

"Na, nanti kalau misalnya dosen sed-"

"Renjun!" Lagi lagi Renjun menoleh kebelakang, mendapat Carla tengah berlari ke arahnya.

"Ah, ada apa?"

"Hohoo! Aku tau, pasti kau itu kan, calrlo- Carlo? Haisss! Aku masih sulit membaca namamu."

"Panggil saja Carla." Carla terkekeh pelan.

"Ohh ya, Carla! Astaga, bagaimana aku bisa lupa?" Menolongnya.

"Kau masih ingat yang aku katakan waktu di telfon?" Bisik Jaemin.

"I-ingat, a-aku ingin membicarakannya."

"Bagus, tanyakan lebih banyak lagi."

"Sepertinya Ryu akan tau perbuatan suaminya setelah ini." Sindir Renjun. Jaemin menatap kesal Renjun.

"Renjun, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu."

"Sebentar lagi aku ada kelas. Bisakah nanti saja? Tunggu lah aku di taman belakang, jika kelasku sudah selesai, aku akan menelfon mu."

Carla tersenyum senang lalu mengangguk, "aku akan menunggumu." Kemudian dia berlalu.

"Apa yang akan kalian bicarakan?" Tanya Jaemin pura pura tidak tau.

"Entah lah."

Mereka langsung masuk kelas. Mendapati semua siswa perempuan menatap mereka berdua.

Renjun hanya diam lalu duduk sedangkan Jaemin sedang tebar pesona.

"Wahhh, sangat tampan. Aku jadi sulit ingin memilih yang mana."

"Bisakah aku memiliki keduanya? Astaga, demi apapun mereka seperti pangeran."

"Mereka seperti Mark dan Jeno."

"Kenapa di kampus ini di penuhi oleh mahasiswa tampan."

Omongan mereka terhenti karena dosen sudah masuk kelas.

"Pssttt! Renjun, aku pinjam catatan mu sebentar, aku tertinggal." Panggil Jaemin.

"Nanti saja."

"Sekarang Huang-"

"Na Jaemin, kau mahasiswa baru bukan?"

Jaemin terkejut, lalu mengangguk kaku.

"Karna kau mahasiswa baru, bisakah kau jelaskan materi ini? Aku ingin mengetes mu sedikit."

"M-maaf pak, s-saya tidak bisa."

"Huang Renjun, bukankah kau tadi mengobrol dengan Jaemin? Berarti kau sudah paham bukan, sekarang saya minta kau jelaskan kepada teman temanmu."

Renjun mau tidak mau langsung maju kedepan. Sesekali dia menatap tajam Jaemin ketika mata mereka bertemu.

Beberapa jam berlalu, akhirnya pelajaran itu selesai. Renjun langsung membereskan buku bukunya dan beranjak pergi.

𝐒𝐚𝐝𝐧𝐞𝐬𝐬 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang