Kinan kembali ke kelas dengan perasaan sebal, gara-gara dikunci Melisa di toilet ia jadi bolos pelajaran bu Rusfi. Beruntung tadi ia tidak terkunci terlalu lama.
"Kamu kemana aja sih, dari tadi kok nggak balik-balik?"
Kinan hanya menoleh Dika sebentar, kemudian duduk ke kursinya tanpa menjawab. Rasanya ia capek harus berurusan dengan Melisa gara-gara Ardi.
"Kok nggak jawab sih"
"Tadi lapar, mampir kantin" jawab Kinan asal.
Ardy mengernyit, rasanya aneh jika seorang Kinan bolos pelajaran demi makan siang.
Tanpa menghiraukan Ardy yang masih duduk di sebelahnya, Kinan lebih memilih membaca novel yang belum selesai ia baca.
Merasa Kinan tak memperhatikannya, akhirnya Ardy memilih kembali ke kursinya. Ada perasaan aneh saat melihat sikap Kinan yang seperti menyembunyikan sesuatu darinya.
"Kin"
"Apalagi sih Dy"
"Heh gue Ara bukan Ardy."
Kinan langsung menoleh, sejak kapan Ara sudah duduk di kursinya lagi.
"Hehe gue kira Ardy"
"Ardy aja tross."
"Apasih Ra. Kan gue lagi nggak fokus"
Ara melirik Ardy yang duduk di seberangnya yang melamun.
"Kin.. Kin"
Ara yang mulai fokus membaca novel lagi merasa terganggu dengan Ara yang menyenggol-nyenggol tangannya.
"Apa?" Tanya Kinan tanpa menoleh.
"Itu si Ardy kenapa bengong gitu sih"
Kinan hanya mengedikan bahunya acuh.
Ara yang melihat sikap Kinan tidak seperti biasanya merasa aneh, biasanya Kinan orang pertama yang selalu mengkhawatirkan Ardy tapi hari ini Kinan seperti acuh.
Sebenarnya dalam hati Kinan merasa bersalah dengan Ardy, tapi mau bagaimana lagi.
Saat bel istirahat berbunyi, Kinan dan Ara langsung pergi ke kantin. Ardy yang melihat kepergian Ara dan Kinan sudah tau kemana mereka pergi, dengan segera ia mengemasi alat tulisnya dan segera menyusul.
Saat Ardy baru sampai depan pintu, Melisa sudah menghadangnya.
"Dy makan bareng gue yuk"
Ardy menghela nafasnya, selalu saja seperti ini. Sebenarnya ia malas harus meladeni Melisa tapi mau bagaimana lagi, ia masih tetap menganggap Melisa sahabatnya tidak mungkin dia menolak.
"Yuk" Melisa menarik tangan Ardy menuju kantin.
Kinan dan Ara yang duduk di pojok kantin menunggu makanan menoleh saat Ardy dan Melisa masuk ke kantin.
"Ih ngapain sih Ardy sama Melisa"
"Udah biarin aja" ucap Kinan santai.
"Sebel banget, makin hari Melisa tuh ya makin parah. Gara-gara dia bergaul sama Eve jadi makin jahat, nggak kaya Melisa yang kita kenal dulu."
Kinan menghela nafasnya, terkadang ia juga merindukan Melisa yang dulu, Melisa sahabatnya. Dulu mereka berempat Kinan, Ara, Ardy dan Melisa bersahabat sejak SMP. Tapi semenjak mereka menginjak SMA Melisa mulai berubah, ia selalu iri pada Kinan karena bisa lebih dekat dengan Ardy. Puncaknya yaitu saat ulang tahun ke 16 Melisa, ia dengan nekat menyatakan cintanya pada Ardy dan berharap Ardy juga mencintainya. Tapi ternyata Ardy menolak, Melisa yakin kalau alasan penolakan Ardy gara-gara Kinan. Mulai hari itu Melisa semakin berubah ia membenci Kinan, dan memutuskan untuk keluar dari persahabatan mereka. Semenjak saat itu Melisa yang memang tidak sekelas dengan Kinan, Ara dan Ardy menjadi dekat dengan gengnya Eve si Ratu pembully di sekolah.
"Udah biarin aja Ra. Mau dinasehati juga udah nggak bisa. Dia aja benci kita" jawab Kinan pasrah.
Ara memilih meminum jusnya. Sedangkan Kinan masih memperhatikan Melisa dan Ardy yang memesan makanan.
Merasa ada yang memperhatikan Melisa menoleh ke arah Kinan, kemudian tersenyum mengejek.
"Tuh-tuh lihat kelakuannya, ihh pengen nyiram jus gue"
"Udahlah Ra biarin aja"
Saat sedang asyik memakan baksonya tiba-tiba ada yang menyenggol kursi sebelah Kinan.
"Heh kalian berdua"
Kinan dan Ara serempak menoleh kemudian menghela nafas saat melihat Eve dan Tania berdiri dengan angkuhnya.
"Minggir"
Ara langsung berdiri, "apa-apaan sih lo"
"Minggir gue mau duduk" ucap Eve sambil melipat tangannya.
"Duduk di kursi lain kan bisa" jawab Ara dengan emosi.
"Sayangnya kita maunya duduk di sini"
Mendengar jawaban Eve, emosi Ara semakin naik.
Sebelum Ara semakin marah, Kinan ikut berdiri. "Ve bentar ya nunggu kita selesai makan, bentar lagi kita pergi kok"
Mendengar jawaban Kinan, Eve tersenyum sinis. "Sayangnya gue nggak mau nunggu, udah cepetan pergi sana" ucap eve sambil mendorong bahu Kinan, hingga tak sengaja tangan Kinan menyenggol gelas di meja.
Prang....
Semua orang langsung menoleh ke arah Kinan. Dengan reflek kinan segera berjongkok berusaha memunguti pecahan gelas di lantai.
Baru mengambil 2 pecahan, tangannya di tarik oleh seseorang.
"Udah biar aku aja yang ngambil." Ucap Ardy.
"Udah nggak usah, i-ini salahku kok tadi nggak sengaja mecahin"
"Diam disitu, aku nggak mau kamu kena pecahan gelas"
Melihat Ardy yang tiba-tiba membantu Kinan, Melisa langsung mengepalkan tangannya.
"Awas lo Kin, lihat aja apa yang akan gue lakuin setelah ini" ucap Melisa lalu pergi meninggalkan Kantin.
To be continued
______________________________________
♡Krismunita♡Hai makasih yang udah baca, jangan lupa vote dan comment ya ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinandika
Teen Fiction♡Follow Author dulu sebelum baca♡ kinanty Defeena primajati biasa dipanggil kinan bukan cewek populer di sekolah ia cenderung pendiam. Ia menyukai sekaligus membenci Radika Zanuar Astrawijaya seorang Selebgram sekaligus vocalis grub band The Devil...