XVI

15.1K 2.1K 253
                                    

"BORDER HOUSE"

***

▪︎ MOYRA VALENCE SYLVAIN ▪︎
(seharusnya ini part-nya Rex, tapi aku salah buka draft dan malah ngetik pov-nya Moya. kepalang tanggung, aku baru sadar pas udah ngetik 2000+ words. yaudahlah ya, hantam aja)

Aku menatap sebuah rumah yang ada di depanku. Keadaan rumah ini sangat jauh dari Pack House karena rumah ini sebenarnya hanya rumah singgah, tapi keadaan rumah ini juga jauh dari rumahku yang dulu. Aku diantar langsung oleh Alpha Rex ke sini. Meski dia hari ini super sibuk, tapi dia meletakkan semua pekerjaannya di belakang. Dia bilang akan mengurusnya nanti ketika urusanku sudah selesai dan memastikan aku aman di sini.

Kemarin, aku hampir tidak bisa mengingat apa pun karena terlalu syok. Meski Beta Sonja terus berteriak agar dua pengawal di kedua sisiku untuk memukulku, mereka justru hanya diam dan menyerahkanku ke tangan algojo yang gemetar. Wajah dari algojo ini, aku tidak bisa melihatnya. Tapi intuisiku mengatakan aku mengenalnya karena dia sama sekali tidak mengeluarkan aura membunuh.

"Apa yang kau lakukan?! Tebas lehernya sekarang juga!" teriak Beta Sonja dengan tidak sabar waktu itu.

Tangan algojo itu masih gemetar. Aku kemudian mendengarnya menghela napas. "Luna, jika hitunganku sudah sampai tiga maka larilah. Di sudut kiri telah terbuka jalan kecil untukmu. Larilah ke dalam Wilderness tapi jangan terlalu jauh, paling tidak bersembunyilah sampai Alpha Rex kembali. Kumohon Luna, aku tidak bisa membunuhmu. Hanya Moon Goddess yang berhak menjemput semua anaknya. Kumohon, Luna," bisik algojo itu sangat pelan, Hydra. Aku tahu siapa algojo itu sekarang dari suaranya.

"Apa yang kau bisikkan padanya?! Potong kepala orang yang sudah menyebabkan Freya melemah!"

" . . . "

"Hei! Apa kau tuli?!"

Semua orang paham akan makna dari apa yang dikatakan oleh Beta Sonja. Mungkin waktu itu Luna Freya sedang tidak enak badan dan Beta Sonja mengira penyebabnya adalah karena kehadiranku. Pada faktanya, Alpha Rex pernah bilang ke rakyatnya jika ritual ini tidak benar. Siapa pun yang mengorbankan orang lain demi kesembuhan yang lainnya adalah salah. Namun aku tahu, dari footage yang pernah Lord Payne katakan padaku bahwa setelah kematian salah satu mate yang dimiliki oleh seorang Werewolf, keadaan mate yang satunya justru semakin membaik.

"Satu . . ." Hydra mulai berhitung dengan suara yang sangat pelan.

Aku semakin menundukkan kepalaku demi mengambil ancang-ancang untuk berlari. "Dua . . ." lanjut Hydra tidak kalah pelannya.

"Ti . . ." Hitungan itu kemudian harus terhenti karena sebuah lolongan panjang terdengar. Aku mengangkat kepalaku dan melihat Grey di sana. Perasaan bahagia jelas menyambangi hatiku. 'Akhirnya, akhirnya, akhirnyaaa.'

'Grey. . .' Aku bisa mendengar White memanggil Grey dengan penuh harap dan rasa lega.

Aku segera menggelengkan kepalaku setelah mengingat kejadian buruk kemarin. Hanya dengan mengingatnya saja bisa membuatku gemetar dan berdebar tak karuan. Sungguh ingatan yang mengerikan.

"Ada apa?" tanya Alpha Rex sembari menggenggam tanganku.

Aku tersenyum. "Tidak apa-apa."

ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang