XXX

18.3K 2.1K 227
                                    

"SO HE LIKES OAK"

***

▪︎MOYRA VALENCE SYLVAIN▪︎

Saat ini, aku sedang duduk di depan cermin. Gaun kasual hijau panjang sudah kukenakan dengan bantuan Diana. Benar juga, sekembalinya aku semalam, Diana ditunjuk kembali sebagai pelayan pribadiku. Kupikir dia mungkin akan senang dan langsung memelukku, tapi siapa yang akan mengira jika Diana akan menangis dan bersujud meminta maaf kepadaku. She doesn't deserve to be treated that way, sehingga aku segera mengangkat tubuhnya dan memeluknya.

Butuh beberapa menit sampai akhirnya Alpha Rex memisahkan aku dan Diana. Dia menunjuk Diana kembali sebagai pelayan pribadiku setelahnya. Hal yang sama kemudian dilakukan Diana setelah mendengar instruksi dari Alpha Rex. Dia menangis—lagi— sembari bersujud di depan Alpha Rex, namun dia menangis bahagia kali ini.

Ketika matahari sudah mulai menunjukkan keperkasaannya, aku segera kembali ke kamar dan bersiap-siap untuk membersihkan diri. Alpha Rex juga melakukan hal yang sama. Aku yang dibantu oleh Diana, sedangkan Alpha Rex sendirian. Pakaian kami sudah dipersiapkan. Aku tidak menyangka, meski aku pergi dan tak pasti akan kembali, siapa yang bisa mengira jika ternyata Alpha Rex telah memenuhi sebagian lemarinya dengan pakaian yang seukuran denganku. Dan boleh kalian tebak, pakaian kami dirancang sama.

Siapapun pelayan yang bertugas untuk menyiapkan pakaian, mereka harus memilih pakaian sepasang agar bisa kukenakan bersama dengan Alpha Rex. Jika Alpha Rex memakai pakaian berwarna hijau mint seperti saat ini, maka aku juga harus memakai pakaian yang sama. Berlaku pula sebaliknya. Awalnya kupikir mungkin ini adalah ide Luna Cynthia karena dia selalu menjadi orang yang sweet, tapi Diana mengatakan padaku jika ini sepenuhnya adalah ide Alpha Rex dari berbulan-bulan lalu setelah kepergianku.

Di depan cermin aku duduk dengan rambutku yang disisir pelan. Sembari rambutku disisir, aku membaca beberapa dokumen kelunaan yang belum sempat dikerjakan oleh Alpha Rex. Bersyukurnya aku karena dokumen Si Tua Jenskin sudah diselesaikan olehnya. Alpha Rex bilang jika dia menerima petuah panjang semasa pengerjaan tembok besar di belakang rumah Tuan Jenskin.

"Alpha Rex," panggilku pada sosok yang sedang menyisir rambutku itu.

" . . . "

Tangan Alpha Rex masih sigap menyisir namun dia tidak mengatakan apapun. Aku kemudian menghela napas panjang dan mencoba memanggilnya kembali, "Alpha."

" . . . "

Masih tidak ada jawaban. Sepertinya aku memang harus mengikuti keinginannya. "Rex," panggilku sekali lagi.

"Ya, Moy?" Akhirnya dia menjawab juga.

"Dokumen ini soal pengairan di daerah pertanian setelah pasar kan, Rex?" tanyaku sembari menunjukkan sebuah dokumen yang kupegang. Berhubung Alpha Rex tidak ingin aku memanggilnya demikian, lebih baik aku membiasakan diri untuk memanggilnya Rex saja mulai dari sekarang.

Rex melirik dokumen itu sebentar tanpa menghentikan gerakan tangannya yang menyisir lembut rambutku. "Ya. Katanya, di sana tidak lagi turun hujan sesering dulu. Kurasa di tahun ini ada sedikit perubahan iklim yang menyebabkan hal itu bisa terjadi. Aku berniat membangun parit besar agar para petani masih bisa bertani. Tapi aku masih belum banyak tahu bagaimana aku harus mengerjakan parit ini agar berfungsi dengan baik."

"Pembangunan memang pekerjaan dari seorang Alpha, tapi berhubung ini menyolek ke sandang pangan, maka dari itu seharusnya ini aku yang mengerjakan."

Gelengan kecil Rex hadiahkan untukku. "Kita harus mengerjakannya bersama. Parit ini mungkin bisa digunakan ke bisnis yang lain juga, jadi kita berdua bisa belajar bersama."

ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang