"Lo dimana deh? Lama banget, gue udah di depan perpus nih." Keluh gue melalui telepon ke Su Inn, ya gue sudah nunggu cukup lama tetapi tumben banget dia belum dateng.
"Sorry tadi habis kena marah pelatih, jadinya miss dari plan gue. Maaf ya ntar gue traktir gelato deh balik dari perpus." Jelas dia perlahan ke gue sembari diiringi suara lampu sen sebagai backsong.
"Ya udah buruan sini." Ucap gue malas bertengkar.
5 menit setelahnya gue melihat Su Inn berlari ke arah gue, sembari tersenyum seperti biasa. Mukanya bener-bener ngerasa bersalah saat itu. Maklum, Su Inn kalo janjian sama orang pasti ga pernah telat. Gue membalas senyumnya, mencoba memaafkan dia. Ya karena emang bukan salahnya dia.
"Maaf ya." Ucap dia lagi, entah untuk kesekian kalinya. "Lo minta maaf mulu, lebaran enggak. Udah gue maafin. Lagian kan ga sepenuhnya salah lo." Ucap gue santai.
Setelahnya kita berdua masuk ke dalam perpus. Hari ini gue ingin mencari referensi buat penelitian gue. Su Inn? Dia cuma nemenin gue.
"Lo kan ga suka buku." Komentar gue saat kita berdua duduk di dalam perpus. Dia hanya mengangguk. "Tapi kan gue suka lo." Jawabnya datar, nyaris membuat gue melempar buku kedokteran yang gue pegang. Tebalnya bisa 10cm sendiri. Kalau kena kepala lumayan bikin pusing.
"Lo sekali lagi ngomong gue lempar beneran sumpah." Ucap gue kesal karena Su Inn terlalu cringe.
Sesaat setelahnya Su Inn larut dalam buku yang dia baca, entah buku apa yang dia temukan di rak. Tetapi buku itu cukup membuat dia diam untuk sesaat.
Gue melirik lagi, kali ini dia sudah menutup bukunya. Mungkin buku itu hanya bertahan sekitar 15 menit dia buka.
"Ga menarik ya?" Tanya gue ke Su Inn yang saat ini sedang memangku dagunya dan melihat ke arah gue intens. Dia mengangguk. "Kok gitu sih?" Tanya gue penasaran. "Ya lebih menarik liatin elo soalnya."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
