CHAPTER 10 ~ MENGANTAR RACHEL

7 2 0
                                    

Pagi hari yang cerah seorang anak laki laki sedang berada dibalkon kamarnya, ia sedang menikmati pagi ini dengan menghirup udara segar dengan secangkir teh manis hangat digenggaman tangannya.

Teh yang merupakan produksi langsung dari tempatnya, karena disini perkebunan teh sangat luas sehingga kakek dan neneknya suka mengolah sendiri, dan ini tehnya sangat sangat khas banget dan tentunya enak.

Pagi ini ia akan berkemas untuk mempersiapkan kepulangannya kembali kerumahnya.

Yaa... ia masih berada dirumah kakek neneknya, setelah kemarin menghabiskan waktu berlibur dipantai dan berkunjung ke villa kakeknya untuk beristirahat sejenak divilla.

Tetapi mereka tidak menginap divilla karena sorenya mereka langsung bergegas untuk kembali kerumah.

Dan yaa sekarang Reyhan sedang berada dibalkon kamarnya menikmati hari hari terakhir dirumah kakek neneknya ini sebelum kepulangannya kembali kerumah.

Meskipun ia agak sedikit tidak betah berada dirumah ini karena nenek yang masih bersikap tidak acuh padanya tetapi Reyhan nyaman sekali berada disini karena meskipun neneknya tidak bersikap baik padanya tetapi ia merasa memiliki keluarga karena ada kakeknya yang selalu perhatian dan sayang padanya.

Sebenarnya ia akan lebih lama lagi untuk menghabiskan waktu libur disini, cuman mendengar Rachel yang kangen dan ingin bertemu papahnya akhirnya Reyhan mengusulkan pada Ayahnya agar kita pulang saja, karena ia tau Rachel sebenarnya anak yang manja dan tidak bisa jauh dari papahnya, itu cuman ego nya saja yang membuat dirinya kabur jauh dari papahnya itu.

Dan akhirnya ayah Reyhanpun menyetujui untuk pulang lebih awal karena akan mengantar Rachel untuk pulang kerumahnya.

Selain itu Reyhan juga harus mempersiapkan berkas berkas yang akan ia gunakan untuk mendaftar sekolah ke jenjang SMA.

Ketika sedang asik menyeruput teh manisnya ia dikagetkan dengan tangan yang mengusap usap kepalanya.

Ayah

"Ehh Ayah ngagetin Reyhan aja, sini duduk Yah".

Ayah Reyhanpun duduk dikursi seberang Reyhan sambil tersenyum pada anaknya itu.

"Kamu sendiri aja nak, gak ikut sarapan?"
Tanya ayah Reyhan setelah ia duduk.

Dan Reyhanpun hanya merespon dengan tersenyum kemudian ia menggelengkan kepalanya.

Ayah Reyhan mengerti kenapa anaknya itu tidak ikut sarapan bareng, mungkin salah satu alasannya ia takut untuk bertemu neneknya.

"Yaudh ayah ambilkan sarapannya kesini aja yah? Ayah juga belum makan". Ucap ayah Reyhan dengan mengusap kepala anaknya itu dengan sayang.

"Eummm... boleh deh yah". Jawab Reyhan sambil menyengir kuda.

Pagi ini Reyhan masih memikirkan neneknya itu, sehingga ia urungkan niatnya untuk sarapan bersama, karena takut bertemu dengan neneknya dan akhirnya ia hanya membuat teh manis dan meminumnya di balkon kamarnya ini.

Setelah beberapa saat ayah reyhanpun datang dengan membawa dua piring nasi yang sudah diisi lauk pauk.

Merekapun memakan sarapan mereka sambil sekali sekali diselingi obrolan ringan. Dan tanpa disadari sepasang mata telah memperhatikan mereka untuk beberapa saat kemudian orang itu pergi lagi.

***

"Kakek aku pulang yaa" ucap Reyhan sambil berhambur untuk memeluk sang kakek.

"Bentar banget nginepnya, lagian liburnya masih lumayan lamakan kenapa udah mau pulang aja".

Sepucuk Surat dari AYAH (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang