Xioa zhan membuka matanya, pertama yang dia lihat adalah langit-langit kamar yang terasa asing baginya. Dia yakin ini bukan kamarnya. Kepalanya masih berat. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi dengannya, tiba-tiba matanya terbuka lebar ketika sekilas kejadian mengalir penuh di dalam ingatannya. Refleks dia menggerakan tubuhnya hendak bangun dari sana, namun tangannya seperti tertahan sesuatu. Dia terkejut saat menoleh ke belakang. Di dapati kedua tangannya tenga di borgol dan borgol itu di sambungkan dengan tali yang cukup panjang hingga membuat tangannya dapat bergerak. Jika dapat di jangkau, di pastikan panjang tali itu hanya bisa membawanya sampai ke kamar mandi yang tak jauh dari arah pandangnya. sedangkan kakinya tidak terikat. Tidak ada apapun di dalam kamar itu selain meja nakas dan sebuah lampu tidur kecil, tempat tidur yang luas dan lemari yang cukup besar. Tidak ada apapun lagi di sana selain itu. Jantung xiao zhan berdetak lebih kencang seakan-akan akan melompat keluar saat itu juga. Dia yakin wang yibo membawanya. Wang yibo yang melakukannya. Dia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Air matanya jatuh begitu saja. Bagaimana bisa wang yibo melakukan hal ini padanya? Pria itu mengurungnya.
"Bagaimana mungkin aku bisa berakhir disini?". Suaranya terdengar berserak. Bibirnya pucat bahkan wajahnya pun terlihat seperti mayat hidup. Wang yibo tidak disana. Walaupun dia tidak disana tapi pria itu tahu bahwa wang yibo lah pelakunya. Sebab dia pingsan di tempat lelaki itu.
Di tempat lain wang yibo tenga melakukan wawancara dengan zhou cheng. Mengapa? Karena itulah rencana awalnya. Dia sama sekali tidak berencana untuk melakukan wawancara dengan xiao zhan. Karena Sejak awal zhou cheng lah yang akan mewawancarai wang yibo, manejer sialan itu menutup mulutnya dengan rapat dan hanya mengikuti permainan yang di lakukan wang yibo. Zhou cheng tidak tahu apapun, dan dia juga sama sekali tidak tahu perihal mengenai wawancara pribadi yang di perintahkan manejernya pada xiao zhan. Yang dia tahu hanya hari ini jadwal wawancaranya dia lakukan bersama xiao zhan. Tapi karena pria itu tidak datang, jadi zhou cheng hanya menyimpulkan bahwa temannya itu mungkin sakit dan wang yibo tidak juga mempedulikan hal itu. Bersikap biasa seolah tidak terjadi apapun adalah keahliannya.
Selesai wawancara wang yibo kembali ke rumahnya. Dia bersiul dan berjalan dengan wajah tenang dan damai di kediaman besar itu. Semua orang menatapnya heran. Apakah ada sesuatu yang membuat hati tuan muda mereka senang? Dia tidak terlihat seperti biasanya. Ibunya pun tidak berbeda dengan para maid yang heran akan sikap anaknya. Ibunya mulai tinggal di rumah dan membiarkan ayanya sendiri yang menjalankan bisnis, sedangkan wanita paruh baya itu memilih untuk mengurus butik kecilnya sekalian tinggal untuk menemani putranya di rumah. Sebab sejak 6 tahun yang lalu wang yibo seperti orang gila. Orang tuanya tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Tapi anak itu menjadi lebih liar dari sebelumnya. Dia minum mabuk hampir setiap malam, hampir tidak pernah tidur, lupa bahwa dia adalah seorang mahasiswa yang tugasnya masih harus belajar, dia bahkan mengikuti balap liar, kejar-kejarran dengan polisi, berulang kali masuk ke kantor polis dan beberapa kali dia berakhir di rumah sakit. kedua orang tuanya tidak habis pikir ngapa anaknya bisa menjadi segila ini? Sebenarnya apa yang sedang terjadi dengannya? Beberapa kali dia menjalakan trapi psikologis namun tetap tidak membuahkan hasil. Anak itu semakin gila semakin harinya. Dia seperti kehilangan seseorang yang paling berharga dalam hidupnya dan kedua orang tuanya hanya berpikir bahwa dia mungkin masih belum menerima kepergian kakaknya dan kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Itulah sebabnya mereka mutuskan untuk salah satu dari mereka tetap tinggal dan menemaninya.Namun mengapa hari ini dia terlihat bahagia? Ibunya tidak tahu, tapi dia berharap bisa seterusnya melihat wajah cerah dari anak kesayangannya itu.
Wang yibo masuk ke dalam kamarnya, mengunci kembali pintu lalu menekan kode untuk pintu rahasia yang di tutup dengan rak buku dalam kamarnya. Pintu itu di buka dan pria itu masuk dengan senyum cerah di wajahnya.
"Sayang, aku pulang". Ucapnya lembut pada pria yang duduk bersandar pada ujung tempat tidur dengan membenamkan kepalanya pada kedua lututnya. Mendengar suara itu dia menganggkat kepalanya dan menatap pria yang berdiri di hadapannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta or Obsession? (YIZHAN/END)
Romance"Bagiku, tidak ada maaf untuk seorang penghianat. jika di berikan kesempatan kedua, tidak menutup kemungkinan dia akan berkhianat lagi. Dan bagiku sama sekali tidak ada kesempatan ketiga dalam hidupku. jadi sebaiknya tidak ada kesempatan kedua agar...