Part 8

388 17 2
                                    

Happy Reading:)

*****
Begitu bu Aminah atau yang biasa dipanggil Bu Am keluar kelas setelah ulangan ekonomi berakhir. Kelaspun seketika berubah bak pasar yang sangat ricuh. Tito langsung melesat menyalakan speker musik dengan keras. Icha dan Tino dengan sigap menutup pintu dan korden jendela serta menyalakan lampu disko.

Suana kelas semakin tidak kondusif, meja dan kursi sudah tidak beraturan. Gemerlap lampu disko dengan suara dentuman musik berdentang dengan keras. Sebagian asik berjoged dan bernyanyi,sebagian ada yang asik merekam kegiatan gila teman-temannya.

"Are you ready guys!!" Teriak tito dan tino.

"LET'S KILL THIS LOVE! RUM,PUM,PUM,PUM,PUM,PUM!" Teriak mereka kompak.

Icha bersama tino dan tito naik ke atas meja seraya berjoged tanpa tau malu. Di atas kursi ada si jojon dengan memakai rok dan kacamata hitam yang juga sama gilanya.

"Astaga mereka kerasukan setan kelas apa gimana? Bisa sableng semua gitu." Kanaya terkekeh mendengar ucapan dini. Kanaya dan dini, mereka tetap mode kalem di tempat duduk menjadi penonton aksi gila teman-temannya.

"Ganti dangdut woyy!!"

"Siapp!"

"Cidro janji tegane koe ngapusi, goyangg banggg!" Suara icha membahana menambah kehebohan susasana kelas.

"Monyett, telinga gue sakit anjing!" Protes tito.

"Woyy jangan kenceng-kenceng ntar ada guru mampus lo semua." Ucap bobi.

"Woles bob, sini join biar gak gila lo!" Sahut Tito.

"Ogah!! Yang ada gue jadi gila gabung sama lo semua." Kanaya terkekeh dan menepuk pundak bobi sebagai semangat agar cowok itu tetap tegar menghadapi tingkah absurd temannya.

Pintu kelas yang terbuka, alan masuk kelas dengan terburu membuat semua orang yang ada dikelas kaget. Danu langsung mematikan speaker, icha dan tito langsung turun dari meja. Semua menatap alan dengan bingung.

"Ada guru ya lan?"tanya icha.

"Kagak. Tapiiii ada hot news, lo semua harus tau!" Ucap alan membara.

"Anjing lo! Kirain ada guru,kaget gue." Protes tito seraya melempar alan dengan penghapus papan tulis.

Alan hanya tertawa melihat wajah kaget dan kesal teman-temannta karena dirinya masuk kelas dengan terburu-buru. Mengambil buku dan berdiri di tengah kelas dengan tawa yang masih belum berhenti.

"Kalem kalem,jangan marah pren." Ucap alan.

"Apaan emang, kalau gak faedah siap siap pala lo gue tebas." Ucap toni.

"Gue jamin kalian gak bakal kecewa sama berita yang bakal gue sampein."

"Cepetan Alan bin junaedi, kepo ni gue." Ucap Dini gregetan.

"Sabar din, kaya dora aja lu kepoan. Jadi tadi si beni kena amuk anak ragonda di lapangan basket. Katanya tuh anak yang selama ini nglaporin ragonda ke kepsek sama yang paling penting kalian harus tau beni itu pemghianat! Penghianat asuw!" Alan bercerita dengan menggebu.

"Seriusanlo?" Tanya toni,"Penghianat gimana?"

"Beni sekarang sudah jadi anggotan geng rancor. Serius gue kali ini, mana berani gue nyebar berita hoax tentang ragonda bisa tinggal nama gue ntar." Jawab alan.

"Harusnya kita ikut, segala pake ulangan juga, gue juga pengen hajar tu monyet satu." Jawab baret.

"Bener lo, udah lama gue greget ama kutil gajah satu itu." Timpal tito.

DIRGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang