10. Class Meeting

211 21 12
                                    

Assalamualaikum Sahabat Fillah Alvie semuaaa...
Adakah yang kangen notif lapak ini muncul di dunia orange kalian? Entah sudah berapa lama Alvie rehat dari dunia fantasi. Sepastinya sampe sama cerita sendiri hampir amnesia. Jadi pas mo nulis next bab kudu baca ulang dari bab awal 😂

_________________________
______________________________


Lorong pesantren telah bersih dan rapi. Tak ada sisa sampah berserak. Semua sudah berpindah ke pembuangan sampah. Sampah berupa dedaunan kering, bungkus jajan, dan kertas nasi kos santri. Pun bebatuan kecil yang tersepak kaki santri. Semuanya sudah tersingkir rapi di pinggiran tembok.

"Udah selesai nyapu?" Sapa Nazila ketika Abidah meletakkan sapu lidi di tempat biasa.

"Alhamdulillah rebes sudah." Sahutnya tersenyum lega. "Eh, yang sekolah udah ngaji semua, tah?" Tanyanya kemudian teringat sesuatu.

"Tinggal beberapa orang. Hari ini kayaknya banyak yang M (Menstruasi) deh." Balasnya menyejajarkan langkah dengan Abidah yang sudah melangkah lebih dulu ke pondok utara.

"Aku duluan ya yang pake canteng (gayung). Mau wudhu. Tadi pas mandi gak sempat." Pintanya setiba di pondok utara.

Gadis itu mengangguk. Menyerahkan gayung biru berisi sabun mandi pada Abidah yang sudah siap turun ke Jedding. Sedang dirinya melepas pakaian berganti sarung khusus mandi. Kemudian dengan menentemg gayung berisi peralatan mandi menyusul turun ke jedding. Menunggu Abidah yang masuk ke jedding dalam saat seorang santri keluar dari sana.

Nazila mencari antrian di jedding luar pada seorang santri berambut sepinggang.

"Loberreh, Mbak? (Sesudahnya)" Katanya menepuk bahunya pelan. Gadis itu mengangguk.

Selepas berwudhu, Abidah langsung ke pondok selatan. Tiba di Daerah B dia mengambil Al-Qur'an miliknya dan mengantri di dekat pintu keluar. Sambil menunggu dia membaca ayat demi ayat yang akan disetorkan pada pengasuh. Hal itu dilakukan demi menghindari kesalahan ketika gilirannya tiba.

Pondok pesantren Basmalah putri terbagi menjadi lima unit Dar. Yaitu Daerah A terdiri dari tiga kamar. Daerah B dua kamar. Daerah C dua kamar. Daerah D dua kamar. Dan daerah E enam kamar.


Jam sudah menunjukkan jam 7:25 saat Abidah selesai setoran. Menaruh Mushaf di tempat penyimpanan khusus lalu membuka kerudung. Sejenak dia termenung. Lalu sedetik kemudian merebahkan tubuh. Telentang. Berbantal tangan kiri. Samar-samar terdengar helaan napas.

"Kok masih tiduran. Bentar lagi bel. Nanti terlambat loh." Tegur Haura mendekat. "Lelah?" Abidah tak segera merespon.

"Heeh." Akhirnya gadis itu menyahut. Netranya masih terpejam meski tidak sedikitpun kantuk menyerang. "Abidah istirahat dulu. Nanti berangkat belakangan, mbak." Lanjutnya tak bergerak sedikitpun.

Napasnya naik turun. Sesekali terdengar sedikit keras. Melepas beban yang mengganggu pernapasan.

"Gak takut di omelin satpam killer?" Selorohnya tertawa. Merasa lucu sendiri mengucapkan istilah tersebut.

"Nggak, mbak. Hari ini ada class meeting. Jadi gak papa terlambat dikit." Kali ini Nazila yang menjawab. Dia sudah rapi dengan kerudung putih berlambang logo madrasah di ujungnya.

Abidah duduk. Menoleh pada jam dinding. Jam delapan lewat. "Zil, tungguin." Serunya yang langsung diangguki Nazila.


◇◇◇◇◇


Ada Cinta Di Madura (On Go)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang