-9

105 10 6
                                    

Kasi poto sheila aj deh biar adem ehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kasi poto sheila aj deh biar adem ehehe

***

Orang yang membuat kita sangat terluka, biasanya adalah orang yang memegang kunci kesembuhan nya

***

"Gue duluan" rangga berdiri dari duduk nya, padahal drink coffe yang dia pesan baru saja datang.

"Lah? Woi rangga! Kopi lo baru dateng!"  gavin sedikit berteriak, percuma saja. Rangga sudah menaiki motor ninja nya dan pergi entah kemana.

"Bagus lah, kopi rangga jadi buat gue" ucap fero langsung menyeruput drink coffe rangga.

"Kebiasaan lo! Kalo rangga ga iklas baru tau rasa lo!" dino yang duduk di sebelah nya menggeplak kepala fero dengan buku menu yang ada di depan nya.

"Biarin aja, ntar mulut lo busuk" tambah gavin.

"Anjing! salah apa si gue ama lo bedua?" jawab fero sok sedih.

"Yang penting mnding lo beli otak dlu deh, cape gue punya temen kek elo" ucap dino sarkatis.

"Elo juga sama aj ajg sama fero" kata davin, ia juga menggeplak kepala dini dengan buku menu yang sekarang ada di depan nya.

"Lah kok gue?" tanya dino dengan muka polos yang dibuat-buat.

"Udah udah! Mending pikirin deh! Kenapa si rangga akhir-akhir ini kaya berubah gitu. Yakan?" gavin mengalihkan pembicaraan, sedikit kesal dengan fero dan dino yang memang otak nya perlu di servis.

"Telpon aja coba" ujar fero menyarankan.

Gavin mencoba beberapa kali menelpon rangga, tidak diangkat. Pdahal ia sedang aktif line.

"Yaudah la, mungkin rangga lagi butuh sndiri" titah dino.

Gavin dan fero menganggukan kepala nya, membenarkan apa yang dikatakan dino barusan.

"Anjrit! Demi apa?! Gila! Gue ga percaya!" teriakan dari dino membuat fero, gavin dan beberapa pengunjung menoleh tajam ke arah dino.

"Kenapa si lo? Mimi peri dm lo lagi?" tanya gavin kesal.

"Bukan anjing! Si rina! Nge add pertemanan guee!" teriak dino, kembali membuat beberapa pengunjung menoleh tak suka ke arah dino. Sedangkan gavin dan fero, mereka menutupi muka dengan buku menu, menahan malu.

Stelah keadaan di rasa mulai tenang, gavin menimpuk fero dengan buku menu.

"Brisik lo anjir! Malu gue no! Astagfirullahhh" gavin gemas sndiri dengan teman nya itu. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SheiRaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang