#20

174 41 10
                                    






Perjalanan menuju bandara internasional Paris, Seulgi ditemani oleh Carole dan juga Seungyoun. Carole dan Seungyoun yang berjalan di belakang Seulgi sedang memperhatikan gerak-gerik wanita itu yang sedang sibuk dengan ponselnya.






Seulgi sembari mencari kontak telepon pamannya untuk menghubunginya. Ia memandangi nomer telepon tersebut sambil berpikir. Memutuskan untuk menghubungi pamannya atau tidak. Baginya ini tidak akan menjadi kejutan jika memberitaunya sekarang, sudah empat tahun ini Seulgi tak pulang. Jadi, ia urungkan niatnya.





Ponsel itu kembali masuk ke dalam tas kecilnya. Berbalik badan ke arah dua teman dekatnya yang sedang membicarakan sesuatu sembari berjalan.





"Yah! Kalian bicarakan apa?" Logat korea Seulgi masih tetap ada walau berada di Paris selama empat tahun.




"Seulgi, kau tidak ingin beli sesuatu, camilan atau lainnya?" Carole buru-buru menghampiri Seulgi agar tidak memedulikan mereka berdua sedang melakukan sesuatu. Seulgi mengalih pada jam tangannya.




"Tidak usah. Aku tidak nafsu makan. Kalau begitu, terima kasih sudah mengantarku ke sini." Ujar Seulgi seraya mengambil kopernya dari tangan Seungyoun.




"Hm.. Seulgi, hubungi kami jika sudah sampai." Kata Carole yang sudah sangat sedih ditinggal oleh sahabatnya. 





Seulgi mengangguk dengan tersenyum kecil. Ia pun berpelukan kepada Carole.





"Sampai Seoul, makanlah yang banyak. Kau terlihat kurus akhir-akhir ini." Seungyoun memberi pesan kepada Seulgi. Seulgi hanya membalas anggukan serta senyuman tipisnya.





Seulgi pun melambaikan tangan pada mereka berdua sembari berjalan menuju pemeriksaan paspor. Ia tersenyum kecil mengingat dimana momen seperti ini saat Seulgi pergi ke Paris untuk pertama kalinya. Sekarang saatnya kembali lagi ke Seoul walau tak sepenuhnya keinginannya kembali pulang. Tetapi karena pesan dari Prof. Edgar itu membuat hatinya ingin pergi.

SUNRISE with MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang