sedotan pink

9 6 1
                                    

Happy reading

.
.
.

"Lo mau ke kantin juga gak?" tanya gadis bermata bulat itu dengan kepala yang sedikit mendongak karena perbedaan tinggi badan mereka.

Saat ini mereka berdua sedang berjalan bersisihan di koridor sekolah yang nampak sepi karena jam pelajaran sudah dimulai.

"Gak" jawab Adam berjalan santai dengan menyelipkan sebelah tangannya di saku celana.

"Gue traktir deh... Kan lo udah bantuin gue" kata Zaina memohon.

Adam berhenti membuat Zaina tanpa sadar juga ikut berhenti. Pemuda itu menghela nafasnya lalu menatap gadis di hadapannya
"Minta temenin?" kata Adam mengangkat sebelah alisnya.

Zaina meringis merasa tertembak tepat "I-iya... Masa gue makan sendirian. Nanti kalo ketahuan guru piket gimana coba" kata Zaina sudah memajukan bibir bawahnya cemberut.

"Ck. Manja" decak Adam lalu kembali melangkah tenang.

"Heeeeee! Gue gak manja ya!" teriak Zaina nyaring yang berikutnya langsung membekap mulutnya sendiri karena sadar mereka sedang berada di koridor kelas yang sepi karena pelajaran sedang berlangsung
"Coba aja ada Seli, gue pasti lebih milih minta temenin dia" sambung Zaina melipat tangannya di depan dada.

"Mana temen lo itu? Lupa kali sama lo" cibir Adam.

"Gak lah! Dia pasti udah nelponin gue dari tadi. Tapi gue lupa bawa hape" kata gadis bermata bulat itu sewot.

Pemuda jangkung itu memajukan bibir bawahnya mengejek, lalu melengos dan kembali berjalan bersisihan tanpa membuka suara lagi sampai akhirnya tiba di kantin.

"Lo mau pesen apa?" tanya Zaina sudah bersiap menuju stand penjual.

"Good day moccachino pake es" jawab Adam lalu berlalu menuju salah satu tempat duduk yang berada di sudut kantin.

"Gak mau makan?"

"Dah kenyang"

Zaina berlalu menuju stand penjual untuk memesan. Beberapa menit kemudia gadis itu sudah membawa nampan berisi sepiring nasi goreng, teh kotak, dan satu cup moccachino pesanan Adam.

"Nih. Gue yang traktir ya" kata Zaina duduk di hadapan Adam.

"Ngapain?" tanya Adam mengerutkan alisnya heran "gue bisa bayar sendiri" sambungnya dengan suara serak khas pemuda itu.

"Ya gue tau... Tapikan lo udah repot-repot bantuin gue tadi. Ya anggap aja itu sebagai ucapan terima kasih" kata gadis itu dengan cengiran lucunya.

"Emang lo ngerepotin sih" sahut Adam cepat lalu mengangguk-anggukan kepalanya membenarkan ucapannya barusan.

Zaina sudah mendelik di tempatnya lalu melengos keras merasa jengah " Lama-lama gue sambelin juga ya mulut lo" kata Zaina meraih mangkuk sambal membuat gerakan seperti akan melempar Adam dengan mangkuk sambal itu.

Adam hanya mendengus, lalu menghisap moccachinonya dengan sedotan berwarna pink. Pemuda itu hampir tersedak minumannya sendiri karena baru menyadari jika sedotan yang ia tusuk ke dalam cup minumannya itu berwarna merah muda. Dengan cepat ia mengangkat wajahnya dan menatap gadis yang sedang memakan sepiring nasi goreng di hadapannya. Bibirnya sudah menipis bersiap mengumpat.

ENIGMA(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang