Happy Reading
.
.
.Sudah beberapa menit yang lalu bel pulang berbunyi namun Adam masih bergeming di bangkunya. Menatap kosong papan tulis yang masih menyisahkan coretan angka-angka rumit di sana. Pemuda jangkung itu menyugar rambutnya lalu beranjak pergi. Keadaan kelas saat ini sudah kosong, bahkan ketiga temannya pun sudah pergi sejak bel berbunyi tadi.
Adam berjalan menyusuri lorong dengan sesekali memainkan ponselnya, membalas pesan dari ketiga temannya di grup yang mereka buat. Ketiga temannya itu bilang mereka menunggu Adam di dekat pos satpam, sekalian ngobrol dengan pak Jarwo satpam sekolah mereka.
Saat akan berbelok menuju parkiran tidak sengaja netranya menangkap seorang gadis yang ia kenal, gadis itu sedang berdiri dengan tatapan kosong di depan sebuah mading. Adam mengedikan bahunya berusaha mengenyahkan keinginannya untuk menghampiri gadis itu. Baru saja ia hendak melangkahkan kaki meninggalkan tempat itu, tiba-tiba sebuah suara mengalun dengan indah menembus gendang telinganya.
"Adam..." Panggil Zaina tak begitu keras namun masih bisa di tangkap oleh pendengaran Adam. Pemuda jangkung itu segera membalikan badannya menatap Zaina.
Zaina sempat terpaku beberapa saat di tempatnya. Lalu setelah mengerjapkan matanya beberapa kali, ia mengayunkan kakinya mendekati Adam. Membuka tasnya dan mengeluarkan jaket berwarna hijau army yang beberapa waktu lalu ia pinjam dari pemuda itu.
"Ini jaket lo. Maaf ya baru bisa balikin sekarang" Ucap Zaina mengulurkan tangannya. "Beberapa hari ini gue jarang liat lo. Mumpung ketemu sama lo, gue balikin sekarang aja" Lanjutnya masih mengulurkan tangannya karena tak segera disambut oleh Adam.
Adam masih terpaku di tempat, tangannya masih ada di dalam saku celana. Ia menatap Zaina lekat, perihal jaket itu bahkan Adam sudah melupakannya. Ia sama sekali tidak mengharapkan Zaina mengembalikan jaketnya.
Ya ampun ada apa dengan Adam? Padahal itu jaket kesayangannya. Siapapun tolong pukul kepala Adam!
Setelah terdiam cukup lama, menyebabkan tangan Zaina kebas karena terlalu lama menunggu uluran tangan Adam. Akhirnya Adam mengambil jaket itu.
"Makasih" Hanya kalimat itu yang lolos dari bibir Adam.
"Sama-sama. Gue duluan ya"
'Lah yang dipinjemin jaket di sini siapa dah sebenernya?? Ngapa jadi Adam yang bilang makasih?'
Zaina menggaruk keningnya meringis memikirkan siapa sebenarnya yang harus mengucap terima kasih.
"Pulang sama siapa?" Ucap Adam masih berdiri di tempatnya menatap Zaina.
"Naik angkot" Zaina menatap Adam dengan sebelah alis terangkat heran.
"Gue anter aja" Ucap Adam dengan raut wajah datar sangat berbanding terbalik dengan debaran jantungnya saat ini. Takut jika nanti di tolak oleh Zaina.
"Gak usah, gak papa kok gue naik angkot aja"
Nah kan?
Adam menipiskan bibir mencari alasan agar Zaina mau diantar pulang olehnya.
"Gak ada angkot lewat jam segini"
"Kata siapa? Gue sering kok pulang jam segini. Dan angkot masih banyak tuh" Ucap Zaina sedikit tersentil.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA(ON GOING)
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] CERITA AKAN DIREVISI LAGI SETELAH TAMAT Warning!⚠ Adam menengadahkan kepalanya, menatap langit dengan tatapan tak terbaca. Pemuda itu adalah salah satu dari jutaan manusia dengan wajah pemikat hati para kaum hawa. Ia memilik...