Kubuka lembar demi lembar buku harian Sejeong. Satu persatu sajak di tiap halamannya kubaca dengan teliti dan penuh perasaan. Setiap lembarnya ditulis dengan begitu indah dan dipenuhi stiker mungil yang lucu.
Hampir seluruhnya ditujukan untukku. Semuanya. Ia menceritakan hubungan kami. Kisah komedi, romantis, pertengkaran, hingga solusi, ia menulis semuanya di buku ini.
Aku merasa buruk sebab aku bahkan tak pernah sanggup menuangkan betapa aku mencintainya dalam media apapun selain potret. Tapi, seandainya ia tau. Ia adalah cahayaku.
✨🌟✨
Pendekatan⏳ ¦°
Let's get closer🐾¦°
Aku masih denial dan enggan terbuka🦄¦°Lelaki itu adalah seorang yang penuh warna. Sosok yang kadang seperti pelangi, tak jarang pula seperti mendung beserta petir. Hujannya berarti dua hal, penyejuk bumi atau pembawa demam. Sama artinya dengan ia yang terkadang ceria, atau bisa pula menjadi mudah murung. Sama artinya pula dengan tangisnya yang bisa berarti tangis bahagia atau tangis kesedihan. Aku tidak mencintainya, tapi ia sangat berharga. Membawa kebahagiaan, meski terkadang juga membawa luka dan keharuan.
Aku.. juga sejujurnya diam-diam menyukaimu. Tapi aku terlalu jual mahal dan malu untuk mengakuinya. Mungkin aku butuh waktu sedikit lagi untuk menerimamu.
———»🌈🦄🌈«———
🍓H A P P Y 3rd Anniversary🌹🍀¦°
Mon, 10th October¦°
You came and gave me a lot of love¦°
more than usual✨¦°Hari ini, kau datang jauh-jauh dari Korea ke Amerika hanya untuk memberiku hadiah hari jadi kita yang ketiga. Ini adalah momen yang paling berkesan mendalam bagiku. Rasanya ingin menangis tatkala kusapa kau diantara ratusan orang yang berlalu-lalang malam tadi.
Aku mencintaimu Kang Hyunggu. Dari detik pertama kita bertukar perasaan, hingga detik dimana aku melalui kehidupanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semburat Luka Di Tengah Semesta (SELESAI ✓)
FanfictionSeperti ini rasanya menjalani hari tanpamu. Tanpa tawa dan senyum itu. Tanpa tau apapun tentangmu, seperti aku adalah yang terburuk. Seperti segalanya yang biasa kita lalui masih tertinggal di semesta lain. Aku ingin menggenggammu hingga bumi kehila...