Episode Bonus

75 9 11
                                    

JENGJENG.. Jadi.. author akan buat bonus tentang percakapan Tamada dan Kazune saat di telepon kemarin. Ada yang penasaran? Ini dia...
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Moshi-moshi.."

"Serahkan teleponnya pada Kazune." pinta Tamada di seberang sana to the point.

"Ha-hai'.." Karin menjawab dengan sedikit gugup dan was².

Wah.. Kazune. Apa yang akan Tamada lakukan neh terhadap dirimu?

"Dou shite?" ucap pria muda Kujyou itu dengan cuek, saat telepon Karin berpindah ke samping telinganya.

"Ck.. kau pasti mau macam² ya dengan imouto-ku.." Kalimat dengan nada curiga pun dilontarkan oleh Tamada.

Kazune mendengus, "Apa-apaan kau, jangan main sembarang menuduh yang bukan²."

"Ya kan siapa yang tahu? Awas saja Kau Kazune, kalau kau berbuat yang tidak² pada imouto-ku.." ancam Tamada di seberang sana tanpa diketahui oleh Karin :v

"Dengar Nii-san." ujar Kazu dengan nada serius.

Pria muda itu melanjutkan, "Keadaan yang mengharuskan Karin menginap di sini malam ini. Bukan alasanku belaka tapi memang karna di luar sana sedang hujan badai. Apa kau mau saat aku mengantar Karin, di tengah jalan kami mengalami kecelakaan?"

Sempat hening sejenak, tampaknya Tamada sedang berpikir. Tak lama Tamada melanjutkan, "Ehem. Jika nanti hujan badainya berhenti bagaimana?" Tampaknya pria muda Hanazono itu masih mencari² alasan supaya Karin tidak menginap di apartemen Kazune.

Kazu menghela napasnya, "Apa kau pikir hujan badai yang sangat lebat ini akan berhenti dalam waktu dekat?"

Hayoluhh Tamada kau jawab apa? Nyatanya pria itu di seberang sana menyadari kalau apa yang Kazune terangkan bukanlah alasan yang dibuat-buat. Dirinya juga saat ini masih bisa mendengar suara gemuruh yang bersahutan di luar sana dengan rintik² hujan yang lebat dan berat.

"Cukup masuk akal." sahut Tamada di telepon.

Nyut.. muncul seperempat siku² di ubun² Kazune.

'Cukup masuk akal kau bilang?' Kazu hanya bisa meruntuki Tamada di dalam hatinya.

"Jadi kau mengijinkan Karin menginap tidak??" tanya Kazune yang kesabarannya mulai habis meminta kejelasan dari Tamada.

Sebenarnya mau tidak mau ya Karin harus menginap, mau bagaimana lagi? Tamada tahu kalau dirinya harus mengijinkan sang imouto menginap di rumah Kazune, tapi sepertinya dirinya ingin menjahili pria muda itu dulu.

"Hm.. aku ijinkan tidak ya?" ucap Tamada dengan nada dibuat-buat.

"Ckck.. kau itu sengaja ya membuat darah tinggiku naik?!" Habis sudah kesabaran Kazune. Tunggu, sejak kapan Kazune punya darah tinggi? (Canda ya readers.. Kazune sehat² aja kok :v )

Tak terduga terdengar suara gelak tawa seseorang di sebarang sana.

"Baiklah.. aku ijinkan." ucap Tamada pada akhirnya.

Kazune mengangguk pada Karin sebagai tanda jika sang onii-chan mengijinkannya menginap, gadis itu ikut mengangguk dan kembali mengalihkan perhatiannya pada Suzune yang tak henti² berceloteh ria di pangkuannya.

"Tapi.." sahut Tama membuat Kazune kembali fokus mendengarkan.

"Apa lagi? -_-" Jengah sudah Kazune.

"Tetep saja apa yang aku peringatkan di awal tadi berlaku."

"Wakatta. Aku sangat mengerti apa yang kau maksud." Kazu menghela napasnya dan melanjutkan, "Begini. Aku tulus menyayangi Karin. Aku tahu jika aku harus menjaga dan menghargainya sebagai seorang gadis."

Perkataan yang baru saja dilontarkan Kazune berhasil membuat perhatian Karin terfokus hanya pada dirinya, tak terasa pipi gadis itu sudah merona saja.

"Aku tidak bercanda Nii-san. Dia adalah gadisku satu²nya dan kau pasti mengerti jika aku tidak akan berbuat yang aneh² dan akan melukainya."

Pipi karin semerah tomat matang sodara²..

Tamada terdiam lagi, dirinya bisa merasakan ketulusan di balik kata2 Kazune. Tapi tak lama suara tawa kembali terdengar di seberang telepon.

"Hai'.. aku percayakan imouto-ku padamu Kazune. Ck kau belajar kata² tadi darimana Kazune?"

"Dari belahan bumi yang lain -_- "

Suzune yang mendengar ucapan Kazu hanya memasang wajah bingung, sedangkan Karin tertawa kecil saat menyadari Kazune sedang dijahili oleh onii-chan nya.

"Oh.. begitu ya. Aku baru tahu." Tamada menyahut dengan nada yang dibuat-buat lagi.

"Terserahmu sajalah." Kazune sudah lelah hatinya~

Terdengar Tamada mendengus, "Ya sudah serahkan lagi teleponnya ke Karin." Akhirnya pria itu ingin mengakhiri percakapannya dengan Kazune.

"Arigatou Onii-chan.." ucap Karin saat teleponnya sudah berada di samping telinganya.

"Hai'. Ya sudah ya. Hati² di sana, terutama dengan Kazune. Ckck.."

"😓 Wakatta." Karin mengalihkan perhatiannya pada Kazune yang saat ini sedang berdiri di dekat jendela, melihat ke arah luar yang sedang ricuhnya.

Terdengar Tama mendengus lagi di sana. Dan tak lama sambungan telepon mereka terputus.

Tut..tut..tut..

"Arigatou neh Kazune-kun." ucap gadis itu saat Kazu sudah duduk di sofa, tepat di sampingnya.

"Untuk apa?" Kazune bertanya dengan pandangan terfokus pada kedua mata emerald Karin.

Gadis itu tersenyum kemudian menjawab, "Untuk semuanya.."

Kazune balas tersenyum lembut dan mengelus kepala Karin, "Anata mo, arigatou."

"Hu'uh.. Nii-channn aku juga mau dielus kepalanya.." Suzune memanyunkan bibirnya (cemberut) dan melipat tangannya di depan dada.

Mendengar celetukkan dari bocah itu membuat Karin dan Kazune tertawa.

×××××××××××××××××××××××××××××××××

Akhirnya selesai..

Pesan author untuk menutup adalah jaga kesehatan, apalagi sekarang lagi virus dimana-mana, tetap semangat yang sekolah/kuliah maupun yang kerja. Terimakasih sudah meluangkan waktunya para readers.. 🙇🏻‍♀️

Sekian sampai jumpa di lain cerita.....

🎉 Kamu telah selesai membaca I Knew Who You Are, 私の愛!(Complete) 🎉
I Knew Who You Are, 私の愛!(Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang