Prolog

243 25 4
                                    

Author POV

Seorang gadis tengah terbaring tak berdaya diatas blankar. Wajahnya pucat, badannya kurus dan banyak alat alat medis yang terpasang ditubuhnya.

Perlahan tapi pasti gadis itu membuka kelopak matanya dengan susah payah.Matanya sayu dan tatapannya kosong. Dilihatnya ia tengah berada diruangan serba putih dan bau obat obatan. Tubuh gadis itu terlihat sangat lemah dan sangat kurus seperti tidak makan beberapa tahun lamanya. Wajahnya yang pucat serta badannya yang kurus akan membuat orang beranggapan bahwa ia seperti mayat hidup.

Gadis itu mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan, didapatnya seorang pria tengah tertidur di sofa dengan memangku dagunya.

Gadis itu melihat dengan intens pria yang tengah tertidur itu. Terlihat diguratan wajahnya ia tampak bingung seperti orang linglung.

Tanpa gadis itu sadari pria yang di lihatnya telah membuka mata dan langsung menatap tajam gadis tersebut.

Pria itu mendekati gadis yang tengah terbaring itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ckck....Ternyata kamu masih diizinkan untuk hidup. Aku selalu berharap kamu mati,tapi ternyata tuhan berkehendak lain dan tidak membiarkanmu mati dengan mudahnya" ucap pria itu datar disertai dengan tatapan yang sulit diartikan.

Gadis itu membulatkan matanya setelah mendengar kata kata dari pria itu, ia terlihat ketakutan, tubuhnya kian bergetar.

"Satu hal yang perlu kamu tau darahku telah mengalir dalam tubuhmu, dan kamu berhutang nyawa padaku" ucap pria itu lalu pergi meninggalkan gadis yang tengah terbaring tak berdaya itu.

Dengan tidak santuynya pria itu membanting pintu dengan kerasnya.

Brakk

Gadis itu terperanjak kaget..dan menatap pintu tersebut dengan tatapan kosong.

Hingga beberapa saat kemudian seorang pria paruh baya masuk kedalam ruangan gadis itu dengan membawa dokter.

Sang dokter pun langsung memeriksa gadis itu. Lalu terlihat semburat senyuman diwajah sang dokter.

"Ini adalah mukjizat. Selamat robert putrimu telah sadar dari komanya" ucap sang dokter sembari memeluk pria paruh baya itu yang bernama robert.

Robert tersenyum getir melihat putrinya terbaring tidak berdaya. Dengan wajah yang pucat dan badannya yang sangat kurus. Robert amat bersyukur anak semata wayangnya telah sadarkan diri dan berhasil melewati masa masa kritisnya.

OoO

Yuhuu....
Ini adalah cerita pertamaku
Semoga kalian suka
Oh ya jangan lupa VOMENT😆

Oh! My Villain (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang