Part 4

4.3K 387 16
                                    

Maaf kalau ada typo🙏Btw habis ini kalau kalian benar-benar mendukung bisa lebih sering up, kalau enggak mungkin ngaret. Lagi konflik batin soalnya🙏
Vote sebelum membaca dan coment setelah membaca😘
Happy reading🤗

~~~~

Gadis muda yang tengah duduk di dalam mobil tersenyum manis, dia tengah memperhatikan pengendara motor yang ada di sebelah mobilnya. Lelaki jangkung dengan wajah datar, siapa lagi kalau bukan Melvi. Lelaki yang berhasil mencuri perhatiannya dari awal jumpa, Ava terus memperhatikan gerak-gerik Melvi.

Sopir pribadinya mengernyit heran, kenapa anak Tuan besarnya cekikikan tak jelas, setelah acara kabur beberapa waktu lalu Dimas maupun Lily mengetatkan penjagaan rumah.

"Ganteng sih, cuma Ava gak suka." Gumam Ava, dia mengalihkan pandangannya kearah ponsel saat lampu lalulintas sudah berubah warna menjadi hijau.

Motor Melvi sudah melaju membelah jalanan, arah sekolah Melvi dan Ava berlawanan arah. Jika di perempatan tempat sekolah Ava belok kiri, sedangkan sekolah Melvi belok kanan.

"Tadi pacarnya Non Ava, ya?" tanya sopirnya. Ava menggeleng dengan tegas, memiliki kekasih seperti Melvi bisa membuat Ava tekanan darah tinggi.

Saat sampai di depan gerbang sekolah, dia tak sengaja melihat sekelompok anak lelaki di depan sekolahnya. Mereka tengah berkumpul entah apa yang di bicarakan.

"Kevan!" teriak Ava saat melihat ketua osis SMP Melati,  Kevan yang tengah berkumpul dengan temannya mengernyit heran. Tumben sekali Ava memanggilnya. Bahkan bertatap muka dengan Ava saja Kevan selalu deg-degan.

Ava belari menghampiri Kevan, "Ava jadi ikut lomba nyanyi?" tanya Ava saat sudah di depan Kevan, namun ada satu sosok lelaki yang tengah memeperhatikan Ava dengan wajah datar.

"Jadi, besok lo langsung ke SMP Cikradinata aja, ya." Ava mengangguk dan tersenyum, setelah urusannya selesai. Ava berjalan cepat menuju gerbang sekolahnya, rambut panjang Ava yang berterbangan karena angin yang berhembus lumayan kencang membuat lelaki tadi tersenyum tipis.

"Dia siapa?" tanyanya dingin, Kevan menatap Melvi dengan alis bertautan.

"Yang mana?" heran kevan, Melvi menunjuk Ava yang berdiri di tengah gerbang menggunakan dagunya.

"Ava? Lo naksir sama dia?" tanya Kevan mengejek,  Melvi berdecih pelan. Mana ada dia menyukai gadis seperti Ava.

"Namanya Ava Nafiza Azzahra, gak tau marganya apa. Dia gak terlalu suka ngumbar hal pribadi, tapi keknya Ava anak orang berada. Tiap hari antar jemput sopir terus," Melvi menghendikan bahunya acuh, dia tahu kalau Ava anak orang berada.

Di lihat dari rumah dan segi penampilannya sudah sangat kentara, setelahnya Melvi menyerahkan beberapa lembar formulir kepada Kevan.

"Ini, besok lo langsung datang aja. Di lantai dua, samping kelas gue," Kevan mengangguk dan menerima formulir pendaftaran lomba menyanyi, SMP Cikradinata mengadakan kontes menyanyi dan sekolah Kevan mengikutinya.

"Ava besok ikut loh," goda Kevan dengan kekehan kecil, Melvi hanya menatap ketos di depannya datar.

"Gak penting," Melvi yang duduk di atas jok motor mendengkus kesal.

Tadi dia berangkat menuju sekolag Kevan lewat gang kecil samping SMP Cikradinata, kalau lewat jalan raya takut ada polisi.

Seharusnya Melvi belum boleh naik motor ke sekolah, umurnya belum cukup untuk mendapatkan SIM. Namanya juga anak muda, jadi dia berontak agar bisa naik motor.

"Pangeran es kita tertarik sama cewek manja, eh?" goda salah satu teman Kevan, Melvi hanya menatapnya datar tanpa berniat menyahuti ucapannya.

"Gue balik," pamitnya sebelum menjalankan motor besarnya, Kevan dan yang lainnya hanya mampu terkekeh pelan. Melvi lelaki yang sangat sulit di tebak, saat senang wajahnya datar. Sedih wajahnya juga tetap datar, jika menjadi teman Melvi harus pintar-pintar menebak isi hati lelaki tersebut.

Ava Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang