Bantu Ava Story 1K kuy, vote dan coment juga. Biar cepat tamat dan up MelVa, karena saat ini saya sudah sedikit demi sedikit membenahi kata typo dan lainnya. Ada yang rindu MelVa di cerita kemarin?
Maaf kalau ada typo🙏Happy reading🤗~~~~
Ava menghembuskan napasnya untuk mengatur detak jantungnya, tatapan mata pentonton semua mengarah padanya. Jangan lupakan lelaki dengan slayer di lengan kanannya, nama Adelard tertulis rapi disana. Menurut penuturan Kevan, slayer tersebut sebagai tanda pengenal bahwa dia panitia. Padahal menurut Ava, memakai nametag yang di kalungkan di leher saja cukup, memang sekolah Melvi rewel.
Petikan senar gitar Kevan membuat Ava berdeham pelan, matanya terpejam beberapa saat.
Ketika kau tertawa
Kupandang dengan pasti
Oh dirimu menarik hatikuDan biarkan menatapmu
Dengan perasaanku
Yang menggebu tiada hentiAndaikan engkau mengerti perasaanku saat ini
Namun engkau tak mengerti itu.Aku pemujamu disini
Yang tak engkau kenali sedikitpun sepercikpun itu
Dan biarkan ku menatapmu dengan perasaanku yang menggebu tiada henti.Petikan senar gitar Kevan berhenti untuk beberapa saat, sampai Ava tak sengaja menoleh ke arah pintu belakang aula. Melvi berdiri dengan tangan bersidekap dada, sorot matanya sangat tajam menatap Ava. Bibirnya satu garis lurus, tak ada tanda-tanda dia akan tersenyum.
Ava kembali menyanyikan lagunya, tatapan mata mereka berdua tak terputus. Siapapun yang mendengar suara Ava akan merinding, lembut dan lucu adalah ciri khas suara Ava.
Menyusuri ruang hatimu
Yang tebal tak dapat kusentuh
Semua ini hanyalah angan-angan ku yang terlalu jauh.Ohhh
Tak ada kau pilih dirimu di saat aku mencoba merayu
Semua ini hanyalah angan-anganku yang terlalu jauh.Saat Ava selesai bernyanyi, tepuk tangan meriah terdengar. Penonton sudah berdiri dari duduknya, semua orang memberi standing ovation. Senyum manis Ava terukir, dia menatap Melvi dan melambaikan tangannya. Tapi Melvi justru pergi saat Ava selesai bernyanyi.
"Wahhh, Ava nyanyinya kok mendalami banget. Lagi jatuh cinta, ya?" Goda Rio dengan kekehan kecil, Ava yang masih melihat punggung lebar Melvi tersenyum.
"Bukan jatuh cinta, tapi ada rasa yang berbeda aja." Jawab Ava dengan senyuman, tatapan matanya tak lepas dari sosok Melvi.
~~~~
Di belakang sekolah Cikradinata, Ava tengah menunggu Fania yang ada di toilet. Entah kenapa toilet di sekolah Melvi terletak di bagian belakang, memang sekolahnya elit. Tapi tak menutup kemungkinan jika ada hal-hal yang menurut Ava mengerikan, sampai dia berjalan pelan ke arah danau buatan yang di tumbuhi enceng gondok dan teratai. Tapi karena tak melihat jalan, kaki Ava tak sengaja menyandung batu yang ada di atas rumput. Alhasil Ava jatuh dengan lututnya lecet karena akar pohon yang menyembul dari dalam tanah, kulit akar yang kasar membuat lutut Ava tergores.
Bulatan-bulatan kecil darah keluar dari lutut Ava yang tergores akar pohon, dia menggigit bibir bawahnya dan meringis pelan. Lalu, bibirnya meniup lukanya pelan, rok span pendeknya tak mampu menutupi lutut Ava.
"Kenapa?" Tanya seseorang di belakang tubuh Ava, nada dinginnya membuat Ava meneteskan air mata.
Butakah Melvi yang tak tahu jika lututnya terluka, segukan kecil keluar dari bibir tipis Ava. Melvi berjalan pelan dan jongkok di depan Ava, decihan pelan keluar dari bibirnya sedangkan Ava menatapnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ava Story (END)
Teen FictionGadis cantik bernama Ava adalah gadis yang sulit di tebak, mulai dari tindakannya dan pemikirannya. dia memiliki keinginan untuk mendapatkan es batu hidup bernama Melvi, ketua tim basket yang berhasil mencuri perhatiannya. Melvi, sekali kedip lo aka...