Hampa (2)

24 12 5
                                    

Selang beberapa waktu,akhirnya teman teman sudah bisa memahami bagaimana jalan pikirku tentang anime

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selang beberapa waktu,akhirnya teman teman sudah bisa memahami bagaimana jalan pikirku tentang anime.Mereka mulai memaklumi dan sedikit tertarik,hanya sedikit.Namun kembali ke ketertarikan mereke ke dunia Korea.

Walaupun begitu mereka masih saja meledekku dengan kata kata.Aku tetap hanya diam menanggapi seperti biasa,setidaknya aku bisa bersyukur karena mereka mulai lelah tuk menggunjing lagi.

"Wah..gambarmu bagus ya,salut.." Wanda membalik posisi duduk nya kebelakang menghadapku

"Makasih"

"Kamu suka banget ya sama anime"

"Yah..begitulah,sama seperti kamu menyukai Korea"

"Coba deh kamu lihat bandnya..mungkin kamu tertarik"

Aku menggeleng cepat,entah kenapa aku sama sekali tak melirik ke arah hal hal yang berbau Korea yang menjadi kesukaan mayoritas remaja.Bagiku..itu tidak menarik.

"Nggak pernah tertarik"

"Eh? Awas aja kamu kalau nanti ketagihan,Gimana mana kan bagusan Korea daripada anime"

"Yah..itu sesuai penilaian setiap orang,sama hal nya aku bicara kalau anime lebih bagus daripada Korea"

"Ya deh.." Wanda mengalah,ia menopang wajahnya, sepertinya ia tak kan bisa melawan kata kataku saat ini

Walaupun aku pendiam seperti ini,namun tetap saja tak ada yang bisa cepat membuatku bisa tutup mulut saat beradu.

"Ar..kamu gak ada suka sama orang kah?"

"Hah? Cowok?"

"Ya iyalah! Masa kamu suka cewek!"

"Oh..gak ada"

"Masa?"

Aku mengangguk,namun sedetik kemudian menggeleng pelan setelah ingat dengan satu nama "Hm..sebenarnya ada seseorang..tapi bukan anak sekolah kita"

"Siapa?"

Aku melirik sekilas "Kepo!"

Wanda memasang muka datar.Ah..sepertinya ia salah memilih teman untuk berbicara.Seharusnya ia tahu temannya yang sering jadi bahan bullying nya ini memang tertutup dan mood mood tan dalam berbicara.

Merasa kesal,Wanda berdiri dan melangkah menuju kantin menyusul teman temannya.

Aku pun hanya melirik punggung itu sekilas,kemudian kembali menggambar.Namun pertanyaan yang diajukan Wanda tadi membuatku harus mengingat nama yang mati matian ku hapus dari hatiku,dan membuat tanganku tak bergerak kembali tuk menggambar.

Sosok itu...sosok yang hilang secara tiba tiba dan tak diketahui keberadaannya itu membuat hatiku kembali menciut tercubit.

Sosok laki laki yang manis dan pelit untuk berbagi senyumnya yang menawan itu sudah tak tahu dimana.

Sebuah NamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang