08. Persiapan

639 58 15
                                    

Boboiboy © Animonsta

Rate : T

Pairing : HaliTau slight IceTau

Genre : Romance, friendship, fluffy, smoothie, etc.

Warning : OOC, typo, yaoi, boyxboy, no alien, no robot, dll.

Terinspirasi dari lagu yang dinyanyikan oleh Geisha, judulnya Ku Menyerah. Jadi, disarankan ketika membaca fic ini dengan diiringi lagu tersebut.

Fic yaoi pertama Val! Maaf, kalau kurang mengena. Di fic ini hubungan LGBT sudah di legalkan ya~
.
.
.
Ku Menyerah
.
.
.
Don't Like Don't Read!
Happy Reading~
.
.
.

Malam mereka terlewat begitu saja. Halilintar dan Taufan melewatkan makan malam mereka karena Blaze tak tega membangunkan mereka yang kelihatan sangat lelah. Untung saja kedua bocah itu sempat memakan cemilan saat mengerjakan tugas tadi.

Pagi di rumah Taufan kelihatan berbeda hari ini. Biasanya meja makan hanya akan terisi tiga orang saja, namun sekarang bertambah karena eksistensi pemuda beriris merah indah itu.  Gempa kelihatan khidmat memakan sarapannya sambil sesekali melirik kedua bocah didepannya. Blaze yang sudah selesai tampak tak peduli dan hanya memainkan ponselnya. Halilintar menikmati sarapan itu dalam diam. Di sampingnya, bocah bertopi biru itu tampak ikhlas tak ikhlas saat menyuapkan sarapannya ke mulutnya yang sesekali mengeluarkan gerutuan.

Ah, jangan bingung begitu. Taufan hanya kesal saja karena tidak dibangunkan saat makan malam. Alhasil, perutnya begitu sakit saat terbangun tadi. Di tambah lagi ia yang berulangkali diejek Halilintar dengan kata-kata gendut. Padahal beratnya ideal! Ia hanya kekurangan otot saja.

“Aku sudah selesai. Kak Gempa, aku pulang agak terlambat nanti. Mau hang out dengan teman-teman,” Blazep bangkit dan menyelempangkan tas nya.

“Ya, terserahmu saja. Tumbenan sekali meminta izin, biasanya juga tak ingat waktu,” judes Gempa.

“Ish, Kak Gempa! Kau merusak image ku di depan calon adik ipar!” gerutu Blaze, tak sadar membuat Halilintar tersedak makanannya dan segera meraih gelas.

“Kak Blaze apa-apaan?! Calon adik ipar dari Hongkong! Dia lebih cocok jadi babu ku tau,” geram Taufan melemparkan tatapan membunuh ke kakak perempuannya itu.

“Hahahaha! Sampai kalian berdua benar-benar pacaran, aku yang akan tertawa paling kencang!” gelaknya. Gempa yang melihat Halilintar mulai mengeluarkan hawa tidak enak pun segera berdeham.

“Sudahlah, Blaze. Berhenti menggoda mereka. Cepat pergi sana, nanti kau telat,” ucap Gempa bijak. Taufan tersenyum penuh kemenangan melihat Blaze yang hendak membantah namun urung begitu melihat Gempa yang kelihatan tidak mau dibantah.

“Baik, baik! Aku pergi dulu,” ucapnya lalu mengecup pipi Taufan dan Gempa bergantian dan berjalan hingga akhirnya menghilang di balik pintu.

“Kalian berdua juga, cepat. Berangkat dengan apa? Ku antar?”

“Ah, tidak usah Kak Gempa. Aku bawa motor saja hari ini. Kau ada kelas sore kan? Aku tidak mau merepotkanmu menjemputku nanti,” balas Taufan.

Gempa mengangguk paham. Lalu beranjak ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya menjelang kelasnya mulai nanti. Taufan dan Halilintar menyelesaikan sarapan mereka dan berangkat menuju sekolah tanpa banyak bicara.
.
.
.
“TAUFAAAAN!!”

“GOPAAAAAL!!”

“TAUFAAAAN!!”

“GOPA-ADUH, SAKIT IDIOT!” Taufan berang lalu menoyor kepala Halilintar yang baru saja menepuk bibirnya saat berteriak memanggil Gopal.

Ku MenyerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang