04. Hujan Pembawa Kedamaian

1.1K 89 24
                                    

Boboiboy © Animonsta

Rate : T

Pairing : HaliTau slight IceTau

Genre : Romance, friendship, fluffy, smoothie, etc.

Warning : OOC, typo, yaoi, boyxboy, no alien, no robot, dll.

Terinspirasi dari lagu yang dinyanyikan oleh Geisha, judulnya.Ku Menyerah. Jadi, disarankan ketika membaca fic ini dengan diiringi lagu tersebut.

Fic yaoi pertama Val! Maaf, kalau kurang mengena. Di fic ini hubungan LGBT sudah di legalkan ya~
.
.
.
Ku Menyerah

.
.
.
Don't Like Don't Read!
Happy Reading~
.
.
.

"Jangan bangunkan dulu, aku belum selesai!"

"Sudahlah, Blaze. Mereka pasti kedinginan,"

"Aw aw aw! Mereka manis sekali!!"

Klik!
Klik!
Klik!

"Taufan akan marah besar jika kau menjadikannya objek fujoshi mu lagi, Blaze."

"Kak Gempa, tunggu sebentaaaarrr,"

Halilintar membuka matanya. Kenapa berisik sekali? Setaunya, tidak ada yang boleh memasuki kamarnya.

Suara dengkuran halus seseorang membuat kesadaran Halilintar kembali dengan sempurna.

'Ah, benar juga. Aku kan terkunci di atap dengan idiot satu ini,'

Blush!

Semburat merah menelusuri wajah Halilintar dengan lancang. Mereka terkunci dan berakhir berkelahi di atap. Mungkin saja mereka tertidur karena kelelahan.

Halilintar menolehkan kepalanya ke arah kanan. Setelahnya ia lekas menghadap ke depan, jantungnya berdegup kencang. Ini terlalu dekat. Halilintar bahkan bisa merasakan hangatnya deru napas bocah sapphire itu di lehernya.

"Berikan ponselku Kak Gempa!!"

"Tidak akan. Kadar fujoshi mu itu memang harus dikurangi, Blaze."

Halilintar menolehkan kepalanya ke arah pertengkaran itu. Netra ruby nya menangkap eksistensi sepasang manusia berambut cokelat gelap.

Mereka ribut sekali. Halilintar sadar, mereka lah yang membuat Halilintar terbangun. Ck, membuatnya kehilangan kehangatan yang sempat dirasakannya.

Halilintar menggeleng. Ia mengutuk dalam hati.

'Apa yang baru saja ku pikirkan?!'

"Owh, lihat, Kak Gempa. Yang tampan sudah bangun,"

Halilintar tersentak. Suara perempuan itu nyaring sekali.

Blaze mendekat. Dia berjongkok di depan Halilintar. Halilintar dapat melihat kerutan di kening gadis cantik itu.

"Aku tau adikku itu manis dan manja. Tapi apa kau harus memeluknya seerat itu? Hihihi, menggemaskan sekali," kikik Blaze.

Ku MenyerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang